Saham

8 Faktor Pendorong Fluktuasi Harga Saham

Fluktuasi Harga

Ajaib.co.id – Naik dan turunnya harga saham sangat umum terjadi dalam perdagangan di bursa. Fluktuasi harga saham tentunya menjadi sesuatu yang sangat umum, sehingga ini bukanlah hal perlu ditakutkan.

Hanya saja sebagai investor pasar modal, melakukan persiapan kondisi terburuk perlu dilakukan.

Fluktuasi harga saham tentunya tidak terbatas oleh kapitalisasi emiten. Bahkan saham dengan kapitalisasi pasar yang cukup tinggi atau saham-saham blue chip juga bisa anjlok terdorong sentimen yang terjadi pada bursa saham secara keseluruhan.

Sebaliknya saham lapis tiga atau saham dengan kapitalisasi pasar yang rendah malah tanpa diduga sebelumnya bisa rebound.

Ada banyak faktor yang menyebabkan fluktuasi harga saham. Secara umum faktor tersebut berupa faktor internal dan faktor eksternal. Ada juga faktor sentimen global dan sentimen domestik yang mendorong fluktuasi harga saham.

Untuk lebih jelasnya, berikut 8 faktor yang memengaruhi fluktuasi harga saham, antara lain :

1.   Aksi Korporasi Perusahaan

Dalam aksi korporasi, tentunya ada kebijakan yang diambil perusahaan melalui jajaran manajemen perusahaan.

Adapun dampak dari aksi korporasi tersebut berdampak pada hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Misalkan saja, terjadinya akuisisi, merger, right issue ataupun divestasi.

Adapun kebijakan fundamental tersebut tentunya secara otomatis akan mempengaruhi harga saham di bursa saham. Misalkan saja akuisisi yang nantinya akan menimbulkan sebuah spekulasi dari para investor.

2.   Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang

Fluktuasi harga saham juga berkaitan dengan proyeksi dan performa perusahaan. Performa perusahaan nantinya akan dijadikan acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan kajian terhadap saham perusahaan.

Di antara beberapa faktor tersebut yang paling menjadi sorotan adalah rasio utang perusahaan, Price to Book Value (PBV) Earning per Share (EPS) dan juga laba korporasi.

Bagi perusahaan yang menawarkan Dividend Payout Ratio (DPR) dengan nominal besar, akan cederung disukai oleh investor karena dapat memberikan imbal balik yang bagus.

DPR ini tentunya berdampak pada harga saham, dan mendorong investor untuk membeli saham dengan imbal hasil yang baik. EPS juga turut andil dalam perubahan harga saham di mana dengan EPS yang tinggi akan mendorong investor membeli saham, sehingga harga saham bisa lebih tinggi.

Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya adalah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan gencar dalam mencari pendanaan dari para investor.

Meskipun demikian, perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak investor. Sebab jika hasil analisisnya bagus, saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.

3.   Kebijakan Pemerintah

Fluktuasi harga saham juga terdorong oleh beberapa kebijakan pemerintah. Walaupun masih sekedar wacana, namun hal ini cenderung menjadi penyebab fluktuasi harga saham.

Misalkan saja kebijakan ekspor impor, suku bunga, terkait dengan kebijakan perusahaan BUMN dan lain sebagainya.

Umumnya pemain saham dengan tipe trader sangat peka terhadap isu sensitif seperti ini untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan spekulasi ambil untung dalam trading harian.

4.   Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing

Fluktuasi harga saham juga bergantung pada kuat dan lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing. Hal ini akan menjadi penyebab naik dan turunnya harga saham di bursa.

Secara logika, hal ini sangat masuk akal, mengingat konsekuensi dari fluktuasi kurs dapat berdampak positif pada perusahaan tertentu. Khususnya yang memiliki beban utang dengan mata uang asing.

Perusahaan importir ataupun perusahaan yang mempunyai beban utang dalam mata uang asing tentunya akan dirugikan karena melemahnya kurs.

Hal ini juga nantinya akan berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan juga akan mengakibatkan fluktuasi harga saham, yang cenderung terkoreksi.

Misalkan saja, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang berpengaruh pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

5.   Kondisi Fundamental Ekonomi Makro

Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh kondisi fundamental ekonomi makro sebuah negara terhadap naik dan turunnya harga saham.

Sebagai contoh, naik turunnya suku bunga akibat kebijakan bank sentral Amerika (Federal Reserve). Ada juga faktor naik dan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan juga nilai ekspor impor.

Selain itu, tingkat inflasi juga menjadi faktor yang menyebabkan fluktuasi harga saham. Kemudian, gelombang pengangguran di sebuah negara, faktor keamanan dan situasi politik, turut memengaruhi.

6.   Rumor dan Sentimen Pasar

Fluktuasi harga saham juga terdorong oleh rumor dan berita-berita yang beredar. Analis pasar saham juga sering menjadikan rumor dan berita yang ada sebagai sentimen yang memengaruhi fluktuasi harga saham.

7.   Faktor Manipulasi Pasar

Manipulasi pasar saham juga dapat berdampak pada fluktuasi harga saham.

Manipulasi pasar umumnya dilakukan investor berpengalaman dengan modal besar demi tujuan-tujuan tertentu, baik dengan menaikkan harga saham atau menurunkan harga saham.

Walau demikian, manipulasi pasar ini tentunya tidak akan bertahan lama karena perusahaan masih mempunyai aspek fundamental yang tercermin dalam laporan keuangan.

Hal ini bisa mengembalikan harga saham pada kondisi sebelumnya.

8.   Faktor Kepanikan

Faktor kepanikan juga menjadi sentimen yang membuat fluktuasi harga saham. Misalkan saja kondisi lumpur Lapindo pada tahun 2006 akibat meledaknya salah satu pipa milik Perusahaan Gas Negara (PGN).

Hal ini berdampak pada harga saham PGN (PGAS) yang hancur lebur dan membuat banyak investor menjual saham PGAS.

Artikel Terkait