Saham

Waktu Terbaik Menganalisis Saham, Ketika Pasar Saham Tutup?

Ajaib.co.id – Jam buka pasar saham sama dengan jam kerja kantor pada umumnya. Bahkan pasar saham tutup lebih cepat selama masa PSBB dan new normal saat ini. Hal ini sering menimbulkan dilema bagi para pemula yang ingin belajar investasi atau trading saham dan masih berstatus karyawan kantoran: bagaimana kita akan belajar menganalisis saham di sela-sela kesibukan kerja?

Hal ini sebenarnya tak perlu dikhawatirkan, karena waktu terbaik untuk menganalisis saham itu justru saat pasar saham tutup. Mengapa demikian? Saat pasar saham tutup merupakan waktu terbaik untuk menganalisis saham secara teknikal, karena candle harian sudah ditutup dan bebas dari noise (gangguan). Investor yang sudah menganalisis saham saat pasar tutup juga akan mendapatkan waktu lebih longgar untuk menyusun rencana jual-beli yang objektif.

Manfaatkan Waktu Tutup Pasar Untuk Analisis dan Pergunakan Waktu Buka Pasar Untuk Eksekusi

Seorang investor saham dapat menyusun analisisnya saat pasar saham tutup pada hari kerja maupun di akhir pekan, kemudian membuat rencana jual-beli yang akan dieksekusi pada jam perdagangan aktif. Ini memberikan peluang untuk gerak cepat menangkap peluang beli dan peluang jual potensial, bahkan pada saat sesi pra-pembukaan.

Bayangkan jika seorang investor belum punya hasil analisis maupun rencana trading pada saat pasar buka. Ia perlu memeriksa teknikal, fundamental, dan berita-berita terbaru dulu. Setelah itu, ia mungkin akan terlambat menangkap peluang yang paling bagus. Istilah populernya, “ketinggalan kereta”.

Situasi ketinggalan kereta seperti itu dapat diminimalkan, hanya dengan menganalisis saham saat pasar tutup. Kita dapat menganalisis secara lebih teliti dan menyeluruh dengan grafik candlestick yang sudah terbentuk penuh. Hasil analisis akan siap untuk dimasukkan ke form order segera setelah pasar buka. Walaupun kita sibuk bekerja, tentunya tetap dapat meluangkan waktu beberapa menit untuk mengisi form order pada platform trading saham.

Dengan cara ini, masalah waktu dan kesibukan bekerja tak lagi menjadi kendala untuk berinvestasi saham. Beberapa perusahaan sekuritas bahkan sudah melengkapi platform-nya dengan fitur early order yang memungkinkan investor untuk mengisi form order sebelum pasar saham dibuka. Jadi hasil analisis saham bisa langsung dimasukkan ke dalam form order di sela-sela kesibukan ataupun sebelum kita berangkat bekerja.

Waktunya Menganalisis Saham Secara Teknikal

Investor saham umumnya melakukan analisis secara teknikal dengan menggunakan grafik berjenis candlestick. Grafik tersebut menggambarkan harga pembukaan (opening), tertinggi (high), terendah (low), serta penutupan (closing) dalam satu periode waktu.

Periode waktu (time frame) dalam analisis teknikal yang umumnya digunakan untuk investasi saham adalah candle harian (daily). Artinya, setiap candle akan menggambarkan harga pembukaan, tertinggi, terendah, serta penutupan pada satu hari bursa tertentu. Tapi kalau pasar belum tutup, harga penutupan masih bisa berubah-ubah.

Setiap candle pada grafik candlestick dapat mencerminkan dinamika pasar berbeda-beda, baik terkait dengan keseimbangan supply-demand maupun kekuatan tren yang melatarbelakangi pergerakan harga saham pada suatu waktu. Umpamanya, body candle yang panjang dan berwarna hijau menandakan tren bullish kuat. Body candle panjang berwarna merah menandakan tren bearish kuat. Sedangkan body candle yang sangat tipis hingga berbentuk garis (candle doji) menandakan keraguan pasar untuk bergerak naik maupun turun.

Selama harga penutupan pasar belum ada, kita tak dapat menganalisis dinamika pasar secara akurat. Bisa jadi candle harian yang awalnya tipis sekali itu tiba-tiba berubah bullish 1 jam sebelum penutupan bursa, karena ada pengumuman pemerintah yang berpengaruh positif bagi saham terkait. Atau bisa jadi ada candle bullish yang tiba-tiba menipis.

Kita hanya dapat menilai sentimen pasar secara tepat dengan menilik grafik candlestick yang sudah terbentuk sempurna setelah pasar saham tutup. Momen setelah pasar saham tutup itu bisa kapan saja, baik sore, malam ataupun dini hari. Justru kalau kita menggarap analisis saham sebelum pasar tutup, maka kita harus berhati-hati untuk hanya menggunakan candle yang sudah terbentuk pada hari perdagangan sebelumnya.

Peluang Untuk Menganalisis Saham dan Bebas Noise.

Menurut Investopedia, “noise” merupakan informasi atau aktivitas yang mengacaukan tren dasar. Noise bisa jadi berupa koreksi harga temporer ataupun fluktuasi harga yang tidak searah dengan tren besar.

Contohnya tren besar harga saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) saat ini bullish. Kita dapat menyaksikannya pada grafik candlestick mingguan (weekly) maupun bulanan (monthly). Namun, kita akan menemukan pergerakan harga merosot pada grafik candlestick dengan periode lebih kecil seperti H4. Kemerosotan saham ICBP itu sebenarnya tidaklah signifikan dalam jangka panjang, tetapi seolah-olah drastis ketika dilihat pada kerangka waktu lebih kecil.

Sebagai gambaran, coba bandingkan grafik candlestick ICBP pada periode mingguan dan 4-jam di bawah ini. Grafik mingguan berlatar biru muda, sedangkan grafik 4-jam berlatar abu-abu.

Noise tidak merefleksikan sentimen pasar secara umum, melainkan sekedar “kekacauan” sementara saja dan tidak akan bertahan lama. Trader spekulatif yang menerapkan strategi scalping (tik tok) akan memanfaatkan noise untuk mendapatkan keuntungan kecil-kecil setiap harinya. Tapi investor saham jangka menengah dan panjang sebaiknya mengabaikan noise seperti itu.

Investor pemula yang menganalisis saham saat pasar buka seringkali merasa panik akibat noise seperti itu. Apalagi kalau belum memahami konsep kerangka waktu (time frame) dalam analisis teknikal. Fluktuasi yang kecil jadi dianggap besar, sedangkan tren harga yang lebih besar malah luput dari perhatian. Untungnya, kita akan terhindar dari gangguan seperti ini ketika menganalisis saham setelah pasar tutup dan menggunakan kerangka waktu grafik yang tepat.

Artikel Terkait