Saham

Begini Ciri-Ciri Saham yang Akan Terkoreksi

Trading Kilat

Ajaib.co.id – Trading saham yang menguntungkan adalah tentang keterampilan melihat peluang upside/kenaikan dan mengantisipasi potensi downside/penurunan. Pada dasarnya tren harga bergerak dalam gelombang yang terdiri dari lembah dan puncak yang meninggi atau merendah. Nah, karena harga bergerak dalam tren seringkali kita kebingungan menentukan apakah sebuah saham sedang koreksi atau benar-benar berbalik arah menjadi tren turun.

Kita sebaiknya mampu mengidentifikasi koreksi dengan benar sehingga kita punya cukup alasan untuk menjual berdasarkan analisis teknikal. Penjualan saham yang salah adalah yang didasari oleh ketakutan akan kejatuhan harga. Bahkan secara teknikal kamu harus punya alasan yang bagus untuk menjual. Pastikan kamu menjual ketika harga benar-benar terkoreksi. Kamu juga bisa masuk posisi lagi dengan membeli di titik pullback yang tepat.

Artikel ini dibuat untuk memandu kamu mengenali secara teknikal ciri-ciri saham atau aset lainnya yang akan terkoreksi secara teknikal.

Apa itu koreksi?

Dikutip dari Investopedia sebuah koreksi artinya penurunan harga sebesar 10% atau lebih pada efek, aset atau pasar finansial. (Correction Definition – Investopedia)

Koreksi adalah hal yang wajar dalam sebuah pergerakan harga karena dalam transaksi selalu melibatkan penjual dan pembeli yang menguasai penawaran dan permintaan. Dominasi dari salah satunya akan menyebabkan harga bergerak dalam kecenderungan tertentu. Kecenderungan pergerakan harga disebut juga dengan tren. Tren naik adalah kecenderungan harga untuk bergerak ke atas meski terdapat beberapa koreksi dalam perjalanannya. Sedangkan tren turun adalah kecenderungan harga untuk bergerak ke bawah.

Berikut adalah contoh dari sebuah aset yang harganya sedang uptrend.

Grafik di atas adalah contoh sempurna yang menggambarkan sebuah uptrend. Kamu bisa perhatikan lembah-lembah dan puncak-puncak yang terbentuk. Kamu bisa lihat bahwa ada kecenderungan kenaikan harga dengan memperhatikan lembah kedua yang terbentuk dengan posisi lebih tinggi dari lembah yang pertama. Puncak kedua pun berada pada posisi yang lebih tinggi dari puncak yang pertama. Itulah sebuah pergerakan harga yang disebut dengan tren naik atau Uptrend.

Baca juga: Mudah Cuan di Saham dengan Price Action Analysis

Dalam sebuah tren naik seperti di atas kamu bisa perhatikan bahwa ada saat-saat di mana upaya pembalikan arah terjadi. Perhatikan highlight oranye di bawah ini;

Dua highlight oranye di atas adalah yang disebut koreksi. Keduanya terkoreksi masing-masing 61.8% dari titik yang disebut Puncak. Jadi koreksi terjadi akibat dua hal; para pemegang saham yang melepas barangnya dan para trader yang melakukan shortsell. Saat ini shortsell tidak memungkinkan untuk dilakukan, jadi kita bisa ambil kesimpulan bahwa koreksi yang terjadi adalah karena sebagian pemegang saham menjual sahamnya.

Harga bisa kembali naik karena ada dominasi dari pelaku pasar untuk melakukan pembelian. Dalam sebuah tren naik ketika koreksi terjadi sebagian besar pelaku pasar lainnya malah menganggap itu adalah peluang.

Koreksi yang terjadi dianggap kesempatan untuk membeli, oleh karenanya harga kembali terkerek naik setelah koreksi. Untuk kamu yang senang melakukan trading posisi maka penting bagi kamu untuk mengetahui ciri-ciri koreksi saham.

Antisipasi Koreksi

Untuk mengantisipasi koreksi kamu bisa perhatikan tanda-tandanya, perhatikan contoh di bawah ini;

Misalnya kamu membeli saham ABCD setelah mendengar berita baik yang kamu baca di media masa. Kemudian ketika kamu membeli, kamu memantau grafik. Ternyata harga bergerak naik sesuai ekspektasimu. Berikutnya kamu akan mencari titik yang tepat untuk menjual.

Harga naik dalam sebuah pergerakan yang mulus selama beberapa hari. Di ujung pergerakan naik, dalam grafik di atas kamu bisa perhatikan tiga hal; kandil shooting star yang terbentuk dan diikuti kandil bearish yang besar. Indikator Stochastics juga dipasang dan kita bisa melihatnya overbought tepat di titik kandil shooting star terbentuk.

Pelajari juga: Macam-macam Grafik Candlestick dalam Dunia Trading

Pola shooting star adalah salah satu bentuk candle pembalikan arah. Kamu bisa perhatikan bahwa kandil tersebut berada pada posisi yang lebih tinggi dari puncak harga sebelumnya. Jika misalnya kandil shooting star terbentuk di posisi bawah atau saat mendatar maka itu bukanlah pertanda koreksi.

Berikutnya adalah Stochastic yang berada di jendela bawah grafik. Indikator ini diciptakan untuk melihat ujung dari pergerakan naik atau turun.  Stochastic memiliki skala antara 0 sampai 100 dan memiliki dua baris, yaitu: %K untuk fast line dan %D untuk slow line. Kamu bisa menggunakan stochastic untuk melihat apakah harga sudah jenuh beli/overbought di titik kandil pembalikan arah terjadi.

Perhatikan jendela Stochastic di atas! Ketika dua garis Slow dan Fast berpotongan di atas level 80 dan mengarah ke bawah. Itu adalah tanda jenuh beli alias overbought. Saat keadaan sudah overbought maka ada kecenderungan harga akan menukik ke bawah. Saat itulah kita tahu bahwa harga akan segera terkoreksi.

Ketika itu terjadi, kita bisa pasang garis Fibonacci dari kiri bawah ke kanan atas untuk melihat sejauh mana koreksi akan terjadi. Sebuah tren yang sehat terdiri dari serangkaian pergerakan utama dan koreksi. Koreksi yang sehat adalah koreksi yang terjadi di level Fibonacci retracement 38.2, 50, dan 61.8.

Mari kita lihat kelanjutan dari grafik di atas;

Ternyata harga benar-benar menukik turun ke bawah. Berikutnya kita bisa menunggu harga turun dan pullback/memantul di Fibo level 38.2, 50, dan 61.8. Kamu bisa jual dahulu sahammu di Fibo level 38.2. Mengapa harus di 38.2? Karena koreksi bisa saja berubah menjadi pembalikan tren dari tren naik menjadi tren turun.

Siapa yang akan tahu sedalam apa harga akan turun? Jikalau turun ke level 50 atau 61.8 siapa yang akan jamin bahwa berikutnya akan terdapat indikasi kenaikan lagi? Oleh karenanya kamu bisa amankan dahulu profit yang sudah kamu capai dengan menjualnya di Fibo level 38.2 sambil menunggu pullback.

Dan setelah ditunggu ternyata harga turun hingga ke Fibonacci level 61.8, di titik tersebut kamu bisa lihat bahwa sekali lagi garis Slow dan Fast dari Stochastics berpotongan. Kali ini perpotongan terjadi di level 20 dan terbuka ke atas. Itu adalah indikasi dari oversold/jenuh jual yang berarti bahwa kenaikan akan segera menyusul. Ini adalah pertanda baik karena Stochastics oversold di saat harga menunjukkan pembalikan arah di Fibo level 61.8. Singkatnya itu adalah momen pemantulan harga alias pullback.

Kamu bisa ancang-ancang untuk membeli ulang saham yang kamu pantau ini di area pullback segera setelah kamu melihat kandil bullish.

Stochastic yang oversold yang terjadi di area Fibo level 61.8 mengindikasikan koreksi yang sehat yang akan dilanjutkan oleh kenaikan harga.  Puncak dengan lembah yang meninggi, Itulah tren naik yang baik.  

Andaikan harga turun melebihi Fibo level 61.8 misalnya saja ke 78.6 atau bahkan mencapai titik ekstrem di 100, itu pertanda bahwa penurunan tersebut bukan lagi digolongkan sebagai koreksi. Kamu bisa cutloss saja di titik tersebut karena ada kecenderungan bahwa berikutnya akan dilanjutkan dengan penurunan yang lebih dalam lagi.

Karena yang terjadi adalah koreksi sehat yang mengindikasikan penerusan tren naik, maka kita bisa lanjutkan dengan masuk posisi kembali alias membeli ulang saham.

Setelah kamu membeli di titik oversold, selanjutnya harga naik membentuk sebuah pergerakan yang naik tinggi melebihi puncak yang terbentuk sebelumnya. Di ujung kamu bisa lihat sebuah kandil pembalikan arah lainnya disertai Stochastics yang oversold. Apakah berarti berikutnya koreksi? Apakah kamu bisa siap-siap menjual disitu mumpung harga masih tinggi? Jangan terburu-buru ya, gengs.

Mari kita pasang Fibonacci untuk mengetahui apakah itu benar koreksi atau bukan. Kita akan pasang sekali lagi dari kiri bawah ke kanan atas. Selanjutnya kita tunggu apakah berikutnya harga akan turun koreksi ke level Fibonacci retracement 38.2, 50, atau 61.8.

Perhatikan tanda panah di grafik di atas. Itu adalah kandil pembalikan arah disertai dengan Stochastics yang oversold, itu adalah ciri koreksi. Namun apa yang terjadi berikutnya ternyata harga tidak turun ke level Fibo manapun, malah naik lebih tinggi lagi. Dengan begitu kamu bisa lanjutkan dan tidak perlu cepat-cepat menutup posisi dengan menjual saham yang sedang dipegang.

Kita akan tunggu sinyal koreksi berikutnya untuk mendapatkan harga jual yang cukup baik. Kita harus memastikan bahwa penjualan dilakukan bukan berdasarkan ketakutan atau harapan. Bukan hal baru bawa banyak dari kita menjual dengan dasar “takut harga sewaktu-waktu akan jatuh”, sehingga baru profit sedikit sudah langsung Take Profit. Tidak sedikit juga yang menggantungkan harapan tanpa kejelasan. Jika seorang trader berkata “semoga naik”, “semoga semesta mendukung”, dan lain sebagainya, bisa kita kira trading yang dilakukan berpotensi mengganggu psikologisnya.

Penjualan saham dengan melihat tanda-tanda koreksi di level Fibo yang tepat akan membantu kamu lebih rasional dalam melakukan trading. Memang betul bahwa trading juga adalah permainan mental.

Kamu bisa lihat di grafik, bahwa harga naik semakin tinggi dan menduduki posisi yang lebih atas daripada puncak sebelumnya. Di ujung, kita menemukan sinyal koreksi lagi; kandil shooting star yang merupakan kandil pembalikan arah yang bertepatan dengan Stochastics yang overbought/jenuh beli. Kita bisa pasang Fibonacci dari kiri bawah ke kanan atas untuk melihat apakah ada berikutnya akan terjadi konfirmasi koreksi harga.

Berikutnya harga ternyata turun menembus Fibo level 23.6, kamu bisa bersiap di 38.2 untuk melakukan Take Profit.

Kamu bisa lihat bahwa berikutnya harga terus turun dan di 38.2 kamu sudah mengamankan profitmu. Selanjutnya kita bisa pantau terus untuk melihat kemungkinan harga akan pullback/memantul di Fibo level lainnya.

Di level 61.8 kamu bisa lihat bahwa stochastics malah bersilang ke bawah yang menunjukkan bahwa harga kemungkinan masih akan turun. Jika kemudian harga sudah turun melewati Fibo level 78.6 maka sebaiknya kamu tinggalkan. Karena kemungkinan yang terjadi berikutnya adalah permulaan dari tren turun.  Jika ternyata di 61.8 harga ternyata pullback maka kamu bisa pertimbangkan untuk masuk ulang di saham tersebut.

Kesimpulan

ciri-ciri dari harga yang terkoreksi adalah terdapat kandil pembalikan arah di ujung pergerakan tren naik diiringi sinyal Overbought dari Stochastics. Selanjutnya kamu bisa memasang Fibonacci Retracement untuk melihat sejauh mana penurunan terjadi. Konfirmasi koreksi adalah jika harga turun dan pullback di Fibo retracement level 38.2, 50, dan 61.8.

Jika harga turun jauh di bawah Fibo level 61.8 maka itu bukan lagi koreksi, itu adalah upaya pembalikan tren dari tren naik menjadi tren turun.

Kamu bisa melakukan Take Profit/mengamankan profit yang dimiliki dengan menjual sahammu di Fibo retracement level 38.2 lalu menunggu harga untuk pullback. Ketika pullback terjadi misalnya di titik 61.8 maka kamu bisa masuk ulang di saham yang sama. Pullback atau pemantulan harga yang terjadi di sekitar Fibo retracement level 38.2, 50, dan 61.8 adalah awal dari kelanjutan tren naik.

Artikel Terkait