Dunia Kerja, Milenial

Tipe Kepemimpinan di Tempat Kerja, Kamu Termasuk yang Mana?

Ajaib.co.id – Pada titik tertentu dalam karier, kamu mungkin bakal berperan sebagai pemimpin. Di dunia kerja, dikenal berbagai tipe kepemimpinan. Kira-kira, kamu termasuk yang mana ya? 

Tipe kepemimpinan bisa dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Mulanya, kamu bisa saja memimpin rapat, proyek, atau tim, sebelum dipercaya menjadi orang nomor satu di divisi, departemen, kantor cabang dan lingkup yang lebih besar lagi. 

Seiring bertambahnya jam terbang, kamu bisa mengidentifikasi dan menetapkan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan kepribadian dan lingkungan kerja. 

Apa Saja Tipe Kepemimpinan di Tempat Kerja?

Berikut adalah sejumlah tipe kepemimpinan yang biasa ditemui di tempat kerja.

1. Kepemimpinan demokratis

Pada tipe ini, pemimpin membuat keputusan berdasarkan pendapat atau masukan dari setiap anggota tim. Meskipun dia membuat keputusan terakhir, setiap karyawan memiliki suara yang sama tentang suatu isu.

Kepemimpinan demokratis adalah salah satu tipe kepemimpinan yang paling efektif karena memungkinkan karyawan tingkat bawah untuk berpartisipasi. Karyawan akan merasa dibutuhkan karena pendapat mereka–setidaknya– didengar oleh pemimpin.

2. Kepemimpinan otokratis

Kepemimpinan otokratis adalah kebalikan dari kepemimpinan demokratis. Dalam tipe kepemimpinan ini, pemimpin membuat keputusan tanpa mempertimbangkan masukan dari siapapun.

Karyawan hanya diharapkan untuk mematuhi keputusan yang ditentukan oleh pemimpin. Budaya hegemonik cenderung terbentuk pada perusahaan yang mengakomodir kepemimpinan otokratis. Besar kemungkinan, turnover karyawan di perusahaan seperti itu cenderung tinggi.

3. Kepemimpinan Laissez-Faire

Istilah “laissez-faire” secara harfiah diterjemahkan menjadi “biarkan mereka melakukannya”. Para pemimpin yang menganutnya memberikan hampir semua wewenang kepada karyawan mereka. Jenis kpemimpinan ini memberikan begitu banyak ‘kebebasan’ kepada karyawan untuk menentukan arah kebijakan.

Apakah tipe kepemimpinan ini efektif? Terkadang. Pada sebuah startup yang didominasi oleh generazi Z, misalnya, pemimpinnya mungkin tak terlalu mempermasalahkan jam dan lokasi kerja. Maksudnya, karyawan tidak terikat pada jam kerja dan di mana mereka berada.

Meski begitu, tipe kepemimpinan ini tetap memerlukan pengawasan dan evaluasi berkala oleh pemimpin.

4. Kepemimpinan strategis

Para pemimpin strategis menerima ‘beban’ kepentingan eksekutif sambil memastikan bahwa lingkungan kerja kondusif bagi semua orang. Ini adalah tipe kepemimpinan yang diterapkan di banyak perusahaan.

Seorang pemimpin strategis harus mampu memvisualisasikan, merencanakan, dan memimpin segala sumber daya yang perusahaan miliki untuk menjalankan strategi secara efektif serta efisien.

Intinya, pemimpin strategis harus mengutamakan cara berpikir secara strategis dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan.

5. Kepemimpinan transformasional

Kepemimpinan transformasional selalu ‘mengubah’ dan meningkatkan konvensi perusahaan. Karyawan mungkin memiliki serangkaian tugas dan tujuan dasar yang mereka selesaikan setiap minggu atau bulan. Tetapi, pemimpin terus mendorong para bawahannya keluar dari zona nyaman mereka.

Saat memulai pekerjaan dengan tipe pemimpin ini, semua karyawan mungkin mendapatkan daftar tujuan yang ingin dicapai serta tenggat waktunya.

Di tengah perjalanan, pemimpin bisa memberi sasaran yang lebih ‘menantang’ karena berbagai alasan. Ini adalah tipe kepemimpinan yang sangat dianjurkan dalam perusahaan yang ingin berkembang secara berkelanjutan. Tetapi, tipe kepemimpinan ini mengambil risiko kehilangan karyawan bila  minim pembinaan yang tepat.

6. Kepemimpinan transaksional

Pemimpin transaksional cukup umum ditemui saat ini. Para pemimpin tipe ini memberi penghargaan kepada karyawan mereka untuk pekerjaan yang mereka lakukan.

Tim pemasaran yang menerima bonus terjadwal untuk membantu menghasilkan sejumlah prospek pada akhir kuartal adalah contoh umum dari kepemimpinan transaksional.

Saat memulai suatu target, pemimpin mungkin memberitahukan kompensasi yang bisa diterima oleh anggota tim jika mencapai target tersebut. Pemberitahuan di awal ini bisa memotivasi karyawan untuk melakukan yang terbaik. 

7. Kepemimpinan gaya pelatih 

Sama halnya dengan pelatih tim olahraga, pemimpin ini berfokus pada mengidentifikasi dan memelihara kekuatan individu dari setiap anggota di timnya. Mereka juga fokus pada strategi yang memungkinkan tim mereka bekerja sama dengan lebih baik.

Sekilas, tipe ini menawarkan kemiripan yang kuat dengan kepemimpinan strategis dan demokratis. Bedanya, kepemimpinan gaya pelatih (coach-style) lebih menekankan pada pertumbuhan dan keberhasilan individu karyawan. Alih-alih memaksa semua karyawan untuk fokus pada keterampilan dan tujuan yang sama, pemimpin ini mungkin membangun tim di mana setiap karyawan memiliki keahlian masing-masing.

Dalam jangka panjang, pemimpin ini berfokus untuk menciptakan tim yang kuat. Ia akan merangkul keahlian unik dari tiap anggota tim. Komunikasi antaranggota tim pun harus berjalan dengan baik.

Jika komunikasi terjalin baik, para anggota tim akan bahu-membahu untuk menyelesaikan pekerjaan. Pemimpin dengan tipe ini berpotensi dapat meningkatkan dan mengeluarkan potensi terbaik dari tiap anggota tim.

Tiap anggota tim mungkin juga mendorong satu sama lain untuk mengembangkan kekuatan mereka dengan mempelajari keterampilan baru dari rekan satu tim lainnya.

8. Kepemimpinan birokrasi

Tipe kepemimpinan ini mungkin mendengarkan dan mempertimbangkan masukan karyawan–tidak seperti kepemimpinan otokratis.

Tetapi, pemimpin cenderung menolak masukan karyawan jika bertentangan dengan kebijakan perusahaan atau praktik masa lalu. Walaupun tidak se-ekstrem kepemimpinan otokratis, tipe kepemimpinan ini juga berpotensi menghambat perkembangan karyawan. 

Dari berbagai tipe kepemimpinan di atas, mana yang paling menggambarkan diri kamu? Jika belum secara spesifik menggambarkan diri kamu, tipe kepemimpinan mana yang kamu inginkan? Kamu bisa saja menjawab satu atau dua tipe kemimpinan di atas yang kamu inginkan atau sudah menggambarkan diri kamu saat ini.

Namun, tipe kepeminpinan yang kamu tentukan atau pilih tersebut, belum tentu cocok diterapkan dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang lebih besar, tua, atau tradisional, contohnya, berpotensi dipimpin oleh orang-orang yang memiliki tipe kepemimpinan birokrasi.

Pada perusahaan-perusahaan seperti ini, ketika seorang kolega atau karyawan mengusulkan strategi kuat yang tampaknya baru atau nontradisional, para pemimpin birokrasi mungkin menolaknya.

Penolakan mereka mungkin karena perusahaan telah berhasil dengan proses saat ini dan mencoba sesuatu yang baru dapat membuang waktu atau sumber daya jika tidak berhasil. 

Artikel Terkait