Analisis Saham

Saham MAIN, Emiten Industri Pakan Ternak Layak Koleksi?

Ajaib.co.id – PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) merupakan perusahaan yang bergerak di industri pakan ternak serta peternakan ayam dengan usia sehari atau day old chick. Perusahaan dengan kode saham MAIN ini memulai kegiatan bisnis secara komersial sejak tahun 1998.

Adapun kegiatan bisnis utama MAIN di bidang pakan ternak dan unggas meliputi produk makanan atau pakan ayam petelur, pakan ayam pedaging, pakan ikan, peternakan ayam pedaging, dan makanan olahan berbahan baku ayam. Merek-merek seperti SunnyGold dan Ciki Wiki merupakan produk olahan dari MAIN melalui anak perusahaan PT Malindo Food Delight.

Selain itu, perseroan juga berinvestasi pada anak perusahaan dengan bisnis produksi dan pemasaran DOC induk, DOC komersial, dan ayam broiler. Beberapa anak perusahaan MAIN meliputi PT Prima Fajar, PT Bibit Indonesia, PT Leong Ayamsatu Primadona, dan PT Malindo Food Delight dengan kantor, peternakan, hingga pabrik yang berlokasi di Jakarta, Jawa Timur, Banten, Sumatera, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan.

Saham MAIN mulai perdagangan melalui bursa saham pada tahun 2006 dengan harga penawaran sebesar Rp880 per lembar saham. Di mana, mayoritas kepemilikan saham dipegang oleh Dragon Emity Pte Ltd.

Harga penawaran tersebut sempat naik ke angka Rp1.800 per lembar saham, namun kini harus turun melebihi harga penawaran. Pada penutupan perdagangan bursa, Jumat 12 Maret 2021, saham MAIN berada di harga Rp765 per lembar saham.

Untuk mengetahui apakah saham MAIN layak dikoleksi, ada baiknya untuk memahami dan mengetahui fundamental serta rencana bisnis yang akan dilakukan oleh perseroan. Yuk, bedah kinerja saham MPPA.

Tantangan Bisnis yang Menekan Penjualan MAIN Akibat Masa Pandemi

Sebagai emiten unggas, MAIN juga terkena dampak pandemi Covid-19 yang membuat penurunan kinerja keuangan hingga kuartal ketiga tahun 2020. Mengacu pada laporan keuangan MAIN, perseroan hanya mencatatkan penjualan sebesar Rp5 triliun hingga kuartal ketiga tahun 2020. Realisasi tersebut harus turun 11 persen dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya mencapai Rp5,66 triliun.

Adapun kontributor penjualan secara rinci masih didominasi oleh bisnis pakan dengan penjualan mencapai Rp3,2 triliun, lalu ada bisnis anak ayam atau itik usia sehari yang berjumlah mencapai Rp813,19 miliar, bisnis ayam pedaging mencapai Rp638,49 miliar, bisnis makanan olahan berjumlah Rp140,11 miliar, serta bisnis lain-lain mencapai Rp149,65 miliar.

Walaupun penjualan naik, MAIN masih mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp72,5 miliar hingga kuartal ketiga tahun 2020. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan periode sama di tahun sebelumnya, MAIN mencatatkan laba sebesar Rp195,39 miliar.

Penjualan MAIN Terus Meningkat dalam 5 Tahun

Walaupun bisnis MAIN juga terdampak masa pandemi, justru penjualan PT Malindo Feedmill Tbk terus mencatatkan peningkatan. Di lain sisi, laba yang diraih perseroan justru mengalami naik dan turun dalam 5 tahun terakhir.

Sebelum memilih saham MAIN, ada baiknya untuk menyimak ikhtisar keuangan berikut ini yang diambil dari laporan keuangan MAIN (dalam juta rupiah):

Berdasarkan data ini, penjualan MAIN terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi, dari sisi laba masih belum konsisten. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor khususnya pada tahun 2015 yang harus merugi puluhan miliar rupiah. Di sepanjang Januari hingga September tahun 2015, MAIN harus menderita rugi bersih mencapai Rp70,95 miliar.

Sementara pada periode sama di tahun sebelumnya MAIN berhasil mencatatkan laba Rp21,22 miliar. Penjualan yang diraih pada periode tersebut tidak mampu mencegah kerugian perseroan. Ditambah penyebab utama kerugian MAIN adalah beban pokok penjualan yang naik 3,6 persen menjadi Rp3,17 triliun.

Lalu di tahun 2017, setelah naik di tahun 2016, laba MAIN kembali turun ke Rp42,9 miliar. Di mana, pada kuartal pertama tahun 2017, laba bersih merosot 83,95 persen YOY menjadi Rp26,93 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh harga bahan baku pakan ternak yang meningkat. Ditambah penurunan harga day old chicken.

Pasalnya, pasokan DOC pada periode tersebut tengah berlebih. Selain itu, beban operasional juga menjadi penyebab melemahnya laba bersih MAIN.

Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan rasio keuangannya kondisi bisnis MAIN cukup baik. Berikut data dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 berdasarkan informasi perseroan:

Prospek Bisnis dan Saham MAIN ke Depan, Apakah Baik dan Layak untuk Dikoleksi?

Pada perdagangan Jumat 19 Maret 2021, saham MAIN ditutup di angka Rp795 per lembar saham. Pergerakan harga saham MAIN tengah melemah dan berjuang untuk kembali bangkit. Sedangkan dari segi bisnis, MAIN terdampak situasi di masa pandemi yang menyebabkan pasar pakan ternak serta ayam potong turun karena daya beli masyarakat yang juga turun.

Untuk mempertimbangkan kelayakan saham MAIN, prospek bisnis di masa mendatang dan tantangan apa yang akan dihadapi perseroan di masa pandemi bisa menjadi acuan penting dalam memilih sahamnya. Untuk meningkatkan bisnis di tahun 2021, MAIN sendiri sudah menyiapkan anggaran belanja modal atau capex sebesar 15 juta USD.

Di mana, anggaran tersebut akan digunakan untuk ekspansi pabrik yang mengalami penundaan serta penambahan kandang. Penundaan pembangunan pabrik pakan di daerah Lampung sejak 2014, disebabkan oleh permasalahan lahan untuk pembangunan dengan nilai investasi mencapai Rp1,1 triliun. Perseroan memastikan bahwa pembangunan akan mulai dilaksanakan kembali dan direncanakan pabrik akan mulai beroperasi di akhir tahun ini.

Ditambah pembangunan rumah potong ayam beserta kandang-kandang. Dengan adanya pabrik baru, rumah potong ayam, hingga kandang-kandang baru, MAIN membidik peningkatan kapasitas produksi pakan ternak mencapai 1,8 juta ton per tahunnya. Hal ini berarti MAIN membidik pertumbuhan bisnis menjadi dua digit di tahun 2021. Hal ini berarti ada beberapa tantangan yang harus dihadapi perseroan meliputi:

·      Penyelesaian pembangunan pabrik yang terbengkalai di tahun 2014, untuk bisa dioperasikan di akhir tahun 2021.

·      Realisasi peningkatan kapasitas produksi menjadi dua digit per tahunnya.

Perseroan juga optimistis dengan kinerja bisnis di tahun 2021 yang mulai membaik. Seiring dengan harga ayam yang mulai menguat dan harga pakan yang turun. Dengan begitu, perseroan bisa merealisasikan target yang sudah ditentukan sebelumnya.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait