Ajaib.co.id – Bagi kamu yang berkecimpung dalam suatu bisnis pasti mengharapkan yang namanya laba atau keuntungan. Laba adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan suatu usaha. Dalam ilmu ekonomi, ada beberapa jenis laba yang perlu dihitung setiap perusahaan termasuk laba bersih. Dari beberapa sumber terdapat beberapa rumus mencari laba bersih yang bisa digunakan untuk bisnis kamu.
Dalam menghitung laba ada beberapa komponen yang jadi penyusun utamanya, yaitu pendapatan, beban, dan cost (biaya). Sementara konsep dalam mencari laba adalah selisih pendapatan lebih besar daripada bebannya. Jika ternyata selisih pendapatan lebih kecil dari beban, itu artinya rugi.
Pengertian Laba Bersih
Laba bersih indikasi dari profitabilitas dari suatu usaha atau perusahaan. Sementara secara pengertiannya laba bersih adalah kelebihan dan keuntungan dalam penjualan bersih perusahaan terhadap harga pokok penjualan dikurangi beban operasi dan pajak penghasilan.
Beberapa elemen pendukung dalam perhitungan laba bersih yakni pendapatan, beban operasi, beban pokok penjualan, serta biaya pajak penghasilan. Laba ini diperoleh berdasarkan transaksi yang terjadi pada periode tertentu
Perlu diketahui juga bahwa ada empat jenis laba menurut ilmu akuntansi, diantaranya ada laba kotor, laba sebelum pajak, operasi, dan laba bersih.
Tujuan Menghitung Laba
Laba di dalam kegiatan perdagangan memiliki tujuannya sendiri. Tujuan utama perusahaan menghitung laba adalah:
- Sumber pemasukan untuk dana cadangan perusahaan yang nantinya dapat digunakan sebagai investasi, pengembangan perusahaan, dan kas.
- Laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk membayar utang-piutang perusahaan.
- Untuk membiayai bahan baku dan operasional.
Melihat ketiga tujuan utama tersebut, sudah seharusnya perusahaan bekerja keras untuk menghasilkan laba demi meningkatkan kualitas dan pengembangan bisnisnya. Tak hanya itu, laba yang dihasilkan juga mampu menjaga keberlangsungan perusahaan selama beberapa tahun ke depan.
Nah, untuk perhitungannya ada beberapa rumus mencari laba bersih beserta contohnya yang bisa kamu cari tahu dengan membaca artikel ini hingga tuntas.
Cara Menghitung Laba Bersih
Rumus mencari laba bersih ini terdiri dari empat langkah yang mudah. Apa saja itu? Yuk, disimak dengan baik berikut ini.
1. Mencatat Biaya Produksi Keseluruhan
Proses produksi yang dilakukan perusahaan tentu saja membutuhkan bahan baku. Maka dari itu, langkah awal menghitung laba bersih dengan mencatat keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk. Kamu perlu mengidentifikasi secara mendetail untuk bisa mendapatkan hasil yang valid.
Biaya produksi sendiri ada dua macam, yaitu biaya produksi tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak didasari pada besar atau kecilnya barang yang diproduksi, contohnya biaya sewa gedung dan gaji pekerja. Sedangkan biaya variabel dilihat dari seberapa banyak produk yang diproduksi.
2. Penyusunan Laporan Laba Rugi
Setelah kamu menghitung keseluruhan biaya produksi, selanjutnya adalah dengan menyusun laporan laba rugi. Rumusnya yaitu mengurangi seluruh jumlah pemasukan atau pendapatan dengan biaya produksi, biaya operasional, dan non operasional.
Biaya operasional contohnya biaya air, listrik, dan telepon. Lalu biaya non operasional seperti mesin produksi atau biaya penyusutan kendaraan. Biaya non operasional ini jangan sampai kamu lewatkan ketika Menyusun laporan laba rugi karena akan berakibat pada harga penjualan yang ingin ditentukan.
Namun, sebelum kamu menghitung laporan laba rugi, harus lebih dulu menyusun neraca keuangan. Apa saja yang perlu diisi dalam neraca keuangan diambil dari laporan buku besar. Jadi, dengan kata lain laporan laba rugi merupakan inti dari keseluruhan rangkaian perhitungan akuntansi sebuah bisnis. Oleh karena itu, perhatikan dengan teliti dan benar.
3. Menghitung Pokok Penjualan dan Harga Jual
Harga pokok penjualan adalah biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh barang hasil produksi. Kalau harga jual didapat dari harga pokok yang sudah ditotalkan dengan biaya-biaya lain.
Harga pokok ini bersifat mutlak tidak bisa diutak-atik karena kalau nominalnya lebih rendah, maka bisnis kamu akan merugi. Sedangkan harga jual sifatnya lebih fleksibel, namun dalam menentukannya harus memperhatikan kondisi pasar serta daya beli konsumen yang jadi target penjualan.
4. Menghitung Total Penjualan Bersih
Sebelum sampai kepada rumus mencari laba bersih, kamu harus menghitung total penjualan bersih terlebih dahulu. Cara menghitungnya semua pendapatan dikurangi dengan retur penjualan, potongan penjualan, dan potongan harga (diskon).
Sebagai catatan, penjualan bersih tidak melulu berupa kas tapi bisa juga berupa piutang. Sebab penjualan tidak harus melakukan transaksi tunai, penjualan secara kredit juga dianggap sebagai penjualan.
Dalam rumus mencari laba bersih, kamu harus mengenal istilah yang disebut dengan EBITDA, EBIT, dan EBT. Setelah melakukan empat Langkah di atas, selanjutnya adalah mencari hasil dari ketiga istilah tersebut.
Pertama EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) atau kepanjangan dari laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. Untuk rumus EBITDA adalah:
EBITDA = Laba Kotor – Biaya Operasional
Kemudian ada EBIT (Earning Before Interest and Tax) atau laba sebelum bunga dan pajak. Rumus menghitung EBIT ini yaitu:
EBIT = EBITDA – Biaya Penyusutan dan Amortisasi
Catatan: biaya penyusutan dan amortisasi ini termasuk beban non operasional
Ketiga ada EBT kepanjangan dari Earning Before Tax atau laba sebelum pajak. Nilai EBT ini didapatkan dari:
EBT = EBIT – Beban Bunga + Pendapatan Bunga
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya rumus mencari laba bersih adalah:
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha atau bisa juga dengan Laba Bersih = EBT – Beban Pajak