Saham

PT PP Persero: Ekspansi Bisnis, Lini Bisnis dan Prospeknya

pt pp persero

Ajaib.co.id – PT Pembangunan Perumahan Tbk. atau biasa disebut PT PP Persero akan melakukan ekspansi bisnis pada tiga sektor. Apa saja ekspansi bisnis dan bagaimana prospek sahamnya?

PT PP Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan bisnis perencanaan serta konstruksi di seluruh Indonesia. Perseroan ini didirikan pada 26 Agustus 1953 di Jakarta. Kala itu, perseroan bernama NV Pembangunan Perumahan.

Sejak berdiri hingga saat ini, PT PP Persero telah membangun proyek gedung pemerintahan maupun perusahaan swasta, universitas negeri, stadion olahraga, pembangkit listrik, hingga bangunan sipil seperti jembatan gantung Batam-Tonton, jembatan layang Trans Jakarta koridor 13, dan masih banyak lagi.

Lini Bisnis PT PP Persero

Lini bisnis PT PP Persero sudah sedikit dibahas di atas. Selain mengerjakan proyek dan konstruksi, perseroan juga memiliki lini bisnis properti, urban, presisi, investasi, dan EPC.

Properti

Awal lini bisnis properti dimulai pada 1991. Kala itu PT PP Persero mengembangkan lini usaha non konstruksi (UNK) dengan dua unit bisnis, yaitu unit properti dan unit developer. Proyek lini usaha ini di antaranya menyewakan gedung Plaza PP Jakarta, pengembangan kawasan Cibubur, dan Kaza City Surabaya.

Pada 12 Desember 2013, perseroan mendirikan PT PP Properti dengan unit bisnis komersial, perumahan, dan hotel. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kontribusi laba sekaligus mengoptimalkan nilai tambah perseroan.

Urban

Perjalanan lini bisnis urban hampir sama seperti properti. Pada 1989 Yayasan Kesejahteraan Karyawan PT PP (Persero) mendirikan PT Prakarsa Dirga Aneka. Pada awal berdirinya, perusahaan bertindak sebagai pendukung perusahaan induk. Namun dari waktu ke waktu, perusahaan menunjukkan kinerja positif di industri pracetak dan konstruksi.

Perusahaan sempat berganti nama menjadi PT PP Dirganeka, lalu PT PP Pracetak, dan yang terakhir mengukuhkan diri menjadi PT PP Urban pada 2017. Fokus perusahaan ini adalah pracetak, konstruksi, dan urban development termasuk pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Presisi

Nama PT PP Presisi disahkan pada Maret 2017. Namun sebelumnya, sejarah perusahaan ini seperti lini bisnis lain di atas. Perusahaan menitikberatkan pada penyediaan alat konstruksi berkualitas, serta jasa konstruksi sipil dan gedung.

Investasi

PT PP Persero melebarkan lini bisnisnya ke area investasi. Saat ini, perseroan tengah berinvestasi pada proyek infrastruktur. Seperti proyek jalan tol Depok-Antasari dan turbin gas Talang Duku.

Tahun ini, perseroan akan investasi pada sektor yang menguntungkan, yaitu properti, energi, dan infrastruktur. Agus Purbianto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP, menjelaskan belanja modal perseroan naik 24,17 persen untuk tahun ini. Dari 2019 ke 2020, Rp4,36 triliun menjadi Rp5,42 triliun, Bisnis.com (10/02/2020).

Alokasi belanja modal pada PT PP Properti naik menjadi 19 persen, sebelumnya 16 persen. Hal tersebut dilakukan karena proyek properti, infrastruktur, dan energi bisa memberikan imbal hasil tinggi. Begitu pula dengan alokasi belanja modal untuk PT PP Infrastruktur dan PT PP Energi naik dua kali lipat menjadi 10 persen dan 13 persen.

Tahun ini, perseroan mengerjakan proyek renewable energy, khususnya pembangkit listrik tenaga biomassa di Indonesia bagian timur. Energi terbarukan tersebut akan menggunakan bambu sebagai bahan bakunya dan mendorong masyarakat setempat untuk berpartisipasi di dalamnya, Bisnis.com (20/01/2020).

EPC

Selain itu, perseroan juga mengembangkan bisnis EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Bisnis fokus pada sektor energi, minyak dan gas, pertambangan dan manufaktur.

Prospek Saham PTPP

Pada penutupan bursa, Rabu (11/03/2020) emiten berkode PTPP bertengger pada level Rp900. Harga tersebut berada di bawah nilai fundamental (undervalue). Data RTI mencatat price earning ratio (PER) pada posisi 8,5 kali.

Alhasil emiten memutuskan bakal buyback saham. Keputusan ini sudah disetujui oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Agus Purbianto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP, mengatakan seharusnya saham PTPP ada di level Rp2,100 sampai Rp2,200. Untuk buyback, perseroan sedang mereview kas bebas. Pada September 2019, perseroan memiliki kas bebas sebesar Rp4,36 triliun, Kontan.co.id (10/03/2020).

Apa dampak jika PT PP buyback sahamnya?

Menurut Utama Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research Infovesta, kebijakan itu berisiko besar terhadap perseroan. Pasalnya, uang kas dapat dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis. Namun perseroan justru buyback untuk mempertahankan valuasi perusahaan, agar penurunan tidak begitu dalam.

Padahal ada kemungkinan harga saham bisa anjlok lagi atau kenaikan tak terlalu signifikan. Untuk membuat harga saham melejit, lanjut Wawan, perseroan harus memiliki kinerja bagus di kuartal I-2020 dan pembagian dividen, Bisnis.com (11/03/2020).

Sementara itu, Bisnis.com (09/03/2020) melaporkan perseroan menargetkan total kontrak baru sepanjang 2020 sebesar Rp40 triliun. Pada kuartal I-2020 atau hingga akhir Maret, perseroan menargetkan kontrak baru mencapai Rp6,5 triliun. Januari-Februari 2020, perseroan telah memperoleh kontrak baru senilai Rp3,4 triliun

Kontrak awal tahun tersebut merupakan, Januari, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai Rp2,25 triliun dan kontrak yang diperoleh anak usaha (PP Properti dan PP Urban) sebesar Rp216 miliar.

Februari, kontrak proyek Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Pancang di Kalimantan Utara sebesar Rp205 miliar dan proyek Jalan Kendari-Toronipa Tahap II di Sulawesi Tenggara sebesar Rp412 miliar. Selain itu, ada kontrak anak usaha senilai Rp373 miliar.

Meski demikian, perseroan harus waspada terhadap wabah virus korona (covid-19). Mengingat perseroan mempunyai kontrak kerjasama (di antaranya proyek konstruksi dan EPC) dengan Tiongkok pada beberapa proyek. Menurut Agus, perseroan menyiapkan rencana darurat dalam menghadapi efek covid-19.

Bacaan menarik lainnya:

Jogiyanto. (2009). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait