Profil Singkat
Di tengah pandemi covid-19, kinerja saham JSMR periode 2020 menurun. Namun kenaikan tarif tol bisa menjadi katalis positif perusahaan milik negara tersebut.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang bergerak pada sektor infrastruktur transportasi. Perseroan yang dibentuk pada 1 Maret 1978 ini memberikan jasa jalan tol bagi masyarakat.
Proyek pertama perseroan adalah jalan tol yang menghubungkan daerah Jakarta-Bogor-Ciawi atau lebih dikenal dengan nama Tol Jagorawi pada 1973. Kala itu, jalan tol membutuhkan dana Rp350 juta per kilometer.
Pada 9 Maret 1978, jalan tol sekitar 50 kilometer (ruas Jakarta-Citeureup) tersebut diresmikan oleh Presiden Soeharto. Kini ruas Tol Jagorawi telah empat lajur dari Jakarta hingga Sentul Selatan, tiga lajur dari Sentul Selatan hingga Bogor, dua lajur Bogor ke Ciawi, serta tersedia lima tempat istirahat (Cibubur, Sentul, Ciawi, Bogor, dan Gunung Putri).
Pada 12 November 2007, perseroan tercatat sebagai emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham JSMR. Pemegang saham terbesar adalah pemerintah Republik Indonesia sebesar 70% dan sisanya dimiliki oleh masyarakat.
Kinerja Perusahaan dari Laporan Keuangan Terakhir
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, kinerja JSMR masih mampu mencetak laba bersih sebesar Rp157,6 miliar atau turun sangat signifikan hingga 89,50% dari periode sebelumnya tahun lalu, IDXChannel.com (24/11/2020).
Begitu pula dengan pendapatan yang turun 50,13% menjadi Rp10,54 triliun. Kuartal III-2019 sebesar Rp21,15 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang muncul mulai Maret 2020.
Ketika pandemi, pemerintah memberlakukan kebijakan kerja dari rumah (Work From Home, WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama kuartal II-2020. Sehingga imbasnya adalah pengguna jasa jalan tol menurun drastis dan pemasukan persero pun berkurang, Bisnis.com (24/11/2020).
Namun ketika terjadi pelonggaran PSBB, kegiatan jalan tol sedikit lebih aktif. Hal itu memulihkan pendapatan perseroan. Di bawah ini kinerja JSMR periode 2019-2020, data dari laman Ajaib.
ROA, ROE, dan NPM perseroan menunjukkan penurunan signifikan meskipun tidak minus. Hal tersebut berkaitan perseroan yang kurang mampu mendongkrak pendapatan termasuk laba bersih. Nilai DER pun ikut melonjak, karena beban keuangan perseroan bertambah. Perseroan harus membayar angsuran pengoperasian sejumlah ruas jalan tol baru.
Riwayat Kinerja JSMR
Riwayat kinerja JSMR selama lima tahun ini adalah:
● Catatan: dalam hitungan tahun kecuali EBT.
Kinerja keuangan perseroan baik. Pasalnya, perseroan selalu membukukan laba bersih. Total aset pun meningkat, meskipun total kewajiban juga meningkat (dari Ajaib). Namun hal itu berkaitan dengan pembangunan ruas jalan tol yang sedang berjalan maupun pembukaan jalan tol lainnya.
Dividen Kepada Pemegang Saham
Pemilik saham JSMR lama pasti tahu bahwa emiten cukup sering membagikan dividen sejak melantai di bursa. Berdasarkan data BEI, dividen pertama atau periode 2007 senilai Rp14,31 per lembar saham.
JSMR pernah membagikan dividen terbesarnya untuk tahun buku 2010 sebesar Rp105,69. Sedangkan dividen terakhir untuk tahun buku 2019 sebesar Rp15,20 per lembar saham yang dibayarkan pada 10 Juli 2020. Dari pembagian dividen, pemerintah selaku pemegang saham mayoritas memperoleh Rp77,25 miliar.
Prospek Bisnis JSMR
Selama masih banyak pengguna kendaraan bermotor seperti mobil, truk, dkk. prospek bisnis JSMR akan cemerlang. Namun tahun ini, perseroan dalam kondisi menyeimbangkan pertumbuhan di saat pandemi Covid-19. Maka fokus perseroan adalah menyelesaikan ruas jalan tol sekaligus berusaha mendapatkan konsesi ruas jalan tol baru yang memiliki kelayakan yang baik, Kontan.co.id (28/01/2021).
Pada 2021, perseroan menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal senilai Rp7,75 triliun. Capex akan dialokasikan untuk induk serta anak usahanya.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan alokasi capex JSMR untuk induk direncanakan sebesar Rp3,59 triliun. Dana tersebut untuk pengembangan jalan tol, mempersiapkan proyek (baik dalam tahap prakarsa maupun tender investasi), dan menyelesaikan target konstruksi.
Untuk alokasi anak usaha, capex akan dipergunakan untuk pengembangan lini bisnis jalan tol hingga pengeluaran belanja modal untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). SPM meliputi sarana penunjang jalan tol, sarana penunjang operasi jalan tol, pemeliharaan periodik, serta peningkatan kapasitas.
Di samping itu, kinerja JSMR akan terdongkrak karena kenaikan tarif jalan tol mulai 17 Januari 2021. Setidaknya ada enam ruas tol yang mengalami kenaikan tarif, yaitu Jakarta Outer Ring Road/JORR (E1, E2, E3, W2U dan Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami), Cikampek-Padalarang, Padalarang-Cileunyi, Semarang Seksi A,B,C, Palimanan-Kanci, serta Surabaya-Gempol.
Tahun ini, perseroan akan melakukan divestasi melalui sovereign wealth fund (SWF). SWF merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk mendorong pendanaan proyek infrastruktur. Divestasi perseroan berupa ruas tol yang tidak berada di bawah grup. Langkah tersebut berpotensi memperbaiki kinerja perseroan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kinerja JSMR baik. Perusahaan memiliki serangkaian rencana bisnis dan industri pun akan tetap berjalan di masa depan. Saat ini, PER dan PBV periode Q3-2020 masing-masing adalah 124,70 dan 1,39.
Jika dibandingkan dengan saham CMNP (PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.) periode yang sama, PER hanya 7,75 dan PBV yaitu 0,53. Dalam hal ini, harga saham CMNP lebih murah dari JSMR.
Namun jika ingin berinvestasi, pelajari kinerja keuangan dan cari tahu rencana kerja perseroan.
Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.