Ajaib.co.id – PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menjadi salah satu emiten di sektor bisnis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta anggota indeks IDX Sector Technology yang kinerja keuangannya masih cukup solid di tengah pandemi.
Emiten dengan kode saham MTDL ini memiliki fokus bisnis di bidang solusi digital dan distribusi perangkat lunak/keras. Kini, perseroan juga tengah mengembangkan berbagai peluang di seputar lini bisnis tersebut, yang tampaknya makin terbuka selama pandemi.
Keamanan Siber
Keamanan siber menjadi salah satu lini bisnis MTDL. Perseroan berencana mengembangkan bisnis ini, mengingat aktivitas siber kini makin meningkat. Seiring dengan itu, tingkat kejahatan siber baru juga berpotensi terus bertambah dan mengancam para pengguna jasa siber.
MTDL mengembangkan jasa ini melalui anak usahanya, yakni PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI). SMI ini merupakan distributor resmi yang ditunjuk oleh Indeed Identity PTE LTD (Indeed Identity) yang merupakan penyedia solusi keamanan siber terdepan.
Rencananya, MTDL akan menyasar pelanggan dari kalangan perbankan, kantor pemerintahan, manufaktur, dan transportasi udara. Kelompok pelanggan tersebut adalah kelompok yang sangat rentan terhadap tindak kejahatan siber, sehingga sangat membutuhkan jasa keamanan siber untuk melindungi data penting.
Pengembangan lini bisnis ini tentu prospektif di tengah pertumbuhan pesat perusahaan yang bertransformasi ke lini digital dalam menjalankan bisnisnya. Kesadaran terhadap pentingnya software security untuk mengamankan data dan jaringan mereka pun turut meningkat.
Pengembangan layanan ke lini bisnis ini menjadi sangat strategis bagi MTDL sebab keamanan siber adalah kebutuhan vital bagi perusahaan teknologi digital. Pertahanan perusahaan yang tidak dilindungi dengan tepat dapat berakibat fatal.
SMI sendiri saat ini sudah memiliki pusat distribusi yang tersebar di 20 wilayah strategis di Indonesia, meliputi 150 kota dan lebih dari 5.200 channel partner.
E-Sport dan Gim
Lini bisnis lainnya yang masuk dalam rencana strategi pengembangan bisnis MTDL adalah segmen olahraga elektronik atau e-sportsdan gim. Ini juga menjadi sektor yang sangat bergairah selama pandemi.
MTDL melalui SMI juga berencana memperlebar sayap bisnisnya dengan menjadi distributor resmi produk Razer Gaming Gear & Peripherals dari Razer. Produk-produk yang dipasarkan antara lain perangkat keras dan aksesoris ponsel Razer. Termasuk di antaranya yakni tetikus (mouse), keyboard, dan produk audio.
Selain dengan Razer, sebelumnya SMI juga telah bekerja sama dengan produk-produk ternama, seperti Acer, AOC, Asus, Asustor, HP, Hyper X, Intel, Inno 3D, JBL, Logitech Gaming, MSI, Nvidia, Philips Hue, Seagate, Thermaltake, dan Viewsonic.
Manajemen MTDL mengklaim saat ini MTDL merupakan distributor komponen gim terlengkap di Indonesia dengan tiga top brands VGA high end, yaitu Asus, MSI, dan Inno 3D.
Perusahaan memperkirakan penjualan lini bisnis gim pada 2020 tumbuh 20% year on year (yoy), sedangkan tahun ini bisa tumbuh antara 8% – 10% yoy. Pada 2019 lalu, nilai pendapatan lini ini mencapai Rp1 triliun.
Peluang di lini bisnis ini cukup terbuka seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk kelas menengah dan berusia muda di Indonesia. Pandemi mendorong peningkatan konsumsi gim sebab menjadi hiburan utama banyak orang di tengah pembatasan aktivitas sosial.
Berdasarkan laporan Newzoo, pasar gim global pada 2020 tumbuh 19,6% yoy menjadi USD174,9 miliar. Pada 2023, nilainya diperkirakan sudah akan mencapai USD2.217,9 miliar. Naik lebih dari 10 kali lipat.
Sementara itu, berdasarkan proyeksi App Annie, total belanja mobile gamer pada 2021 berpeluang naik 20% menjadi USD120 miliar. Sementara itu, total belanja di aplikasi mobile pada 2020 mencapai USD143 miliar.
Solusi dan Konsultasi
MTDL tidak hanya mengandalkan distribusi atau penjualan produk perangkat keras dan lunak, tetapi juga jasa solusi dan konsultasi. Perusahaan akan melebarkan pangsa pasar di lini bisnis ini dengan memanfaatkan tren digitalisasi bisnis yang banyak terjadi di kalangan pelaku usaha saat ini.
Ini juga menjadi andalan bisnis perusahaan dan berkontribusi sedikitnya 40% dari total pendapatan perusahaan dan bersifat berulang (recurring income). MTDL ingin meningkatkan kontribusinya menjadi 50%.
Layanan solusi dan konsultasi ini cukup laris tahun lalu, sebab banyak korporasi yang membutuhkan layanan ini untuk bertransformasi ke lini digital.
Untuk pengembangan lini bisnis ini, beberapa strategi yang disiapkan yakni penyediaan paket khusus untuk startup dan unicorn, solusi bagi industri fast moving consumer good (FMCG) dan midmarket, serta menyasar bank kelas menengah.
Adapun, MTDL memiliki delapan pilar solusi digital, yakni Cloud Services, Big Data & Analytics, IT Security, Hybrid IT Infrastructure, Business Application, Digital Business Platform, Consulting & Advisory Services, dan Managed Services.
Pengembangan lini bisnis ini memungkinkan perusahaan tetap meraih pertumbuhan laba tahun lalu di tengah kondisi pandemi yang berat.
Digitalisasi Distribusi
Untuk meningkatkan penjualan produk, MTDL juga akan mengembangkan platform bisnis seperti e-commerce untuk menjalankan skema business to business (B2B) dengan pelanggan, serta mencoba skema dropshipping untuk memperluas jaringan distribusi.
Dengan strategi ini diharapkan jangkauan pemasaran MTDL bisa makin luas dan menjangkau pelanggan-pelanggan baru. Adapun, produk-produk yang dipasarkan MTDL mencakup produk-produk TIK seperti notebook, PC, smartphone, dll.
Sistem distribusi perusahaan dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir melalui integrator sistem kepada klien komersial, serta e-commerce dan e-catalog kepada klien lain, terutama pemerintah. Perseroan memanfaatkan sistem distribusi modern yang mencakup 150 kota di Indonesia yakni sistem ERP melalui portal daring dan platform bisnis digital.
Selain itu, perseroan juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan TIK domestik untuk meningkatkan kapasitas bisnis perusahaan. Dengan strategi-strategi ini, perusahaan yakin dapat melewati tahun 2021 dengan hasil yang tetap positif.
Jika kita menilik laporan kinerja keuangan emiten ini dalam beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa kinerja bisnisnya cukup konsisten terus bertumbuh. Tahun lalu di tengah pandemi pun, emiten ini masih mampu bertahan dan menjaga labanya tetap bertumbuh.
Laba Bersih MTDL 2020 Naik 2,2%
Berdasarkan laporan tahunan 2020 MTDL mencatatkan laba bersih Rp364,93 miliar yang naik 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp357,07 miliar.
Direktur Keuangan Metrodata Electronics Randy Kartadinata dalam keterangan resmi mengungkapkan terjadi perbaikan dari sisi net margin dari tahun 2019, di mana naik dari 2,4 persen menjadi 2,6%.
Perbaikan net margin ini terutama disebabkan karena meningkatnya kontribusi penjualan di unit bisnis solusi dan konsultasi yang menghasilkan margin laba kotor yang lebih baik.
Porsi kontribusi pendapatan unit bisnis solusi dan konsultasi meningkat dari 22% di tahun 2019 menjadi 25% di tahun 2020 dibandingkan dengan kontribusi pendapatan dari unit bisnis distribusi.
Selain itu, dia menambahkan, kelangkaan produk TI, khususnya komputer notebook, juga telah mendorong terjadinya kenaikan harga di pasar sehingga perseroan menikmati margin laba yang lebih baik dari unit bisnis distribusi.
Di sisi lain, emiten ini mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 7% menjadi Rp14,02 triliun dari sebelumnya sebesar Rp15,07 triliun pada 2019.
Kinerja Keuangan MTDL Stabil
Berikut ini kinerja keuangannya dalam beberapa tahun terakhir berdasarkan Laporan Tahunan 2019 (dalam Rp miliar):
Dari data tersebut, terlihat konsistensi peningkatan pendapatan dan laba MTDL. Selama pandemi tahun lalu, MTLD mengalami sedikit tekanan pada kinerja pendapatannya, tetapi tetap mampu menghasilkan kenaikan laba.
Berdasarkan data-data keuangannya, dapat disimpulkan bahwa MTDL merupakan salah satu emiten dengan kinerja keuangan yang cukup baik dan berdaya tahan di tengah resesi. Selain itu, lini bisnisnya di bidang TIK juga tampaknya justru masih mampu mendulang berkah di tengah pandemi COVID-19.
Pembatasan aktivitas sosial menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap TIK atau sarana digital meningkat signifikan. Seiring dengan itu, MTDL pun mulai mengembangkan bisnisnya untuk menangkap peluang-peluang baru yang terbuka di era pandemi yang belum selesai ini.
Beberapa strategi MTLD yang akan dijelaskan berikut ini kemungkinan besar akan menambah pundi-pundi pendapatan dan laba perseroan di masa mendatang serta mendongkrak lagi harga sahamnya.
Prospek Saham MTDL
Dengan kinerja keuangan yang stabil serta peluang bisnis yang makin terbuka di era pandemi, prospek bisnis MTDL saat ini tentu sangat menjanjikan. Model bisnis perusahaan cukup tangguh dan dibutuhkan oleh banyak pihak, baik individu masyarakat maupun korporasi.
Dapat dikatakan, MTDL merupakan salah satu emiten yang tidak begitu terdampak oleh pandemi. Justru, perseroan malah diuntungkan.
Kendati demikian, kinerja saham MTDL justru cenderung melemah. Sepanjang 2020 lalu, saham MTDL turun 15,51% yoy ke level Rp1.580 per saham. Sementara itu, sepanjang tahun ini, saham MTDL kembali turun 4,11% year to date (ytd) ke level Rp1.515 per Kamis (4 Februari 2021).
Dengan penurunan tersebut, valuasi MTDL kini justru menjadi lebih murah. Berdasarkan data RTI, price to earning ratio (PER) MTDL kini hanya sekitar 10,6 kali. Ini level yang cukup rendah.
Sebagai pembanding, beberapa emiten lain di IDX Sector Technology memiliki tingkat PER yang jauh lebih tinggi. Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), misalnya, yang sahamnya sudah meningkat lebih dari 1.500% sejak IPO pada awal Januari 2021 lalu, PER-nya mencapai 168,22 kali.
Demikian juga PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH), PER-nya bahkan mencapai 2.939,47 kali. Sepanjang tahun ini, saham TECH sudah melonjak 197,5%. Saham lainnya yakni PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PER-nya mencapai 157,7 kali.
Jika menimbang kinerja keuangannya yang solid, valuasi yang masih murah, serta prospeknya yang menjanjikan, peluang kenaikan harga saham MTDL tentu masih terbuka.