Ajaib.co.id – Tidak dipungkiri bahwa bisnis kuliner memang menjanjikan margin keuntungan yang besar, margin keuntungan yang besar ini bukan berlaku bagi restoran besar saja namun bisnis kuliner seperti Warteg Bahari pun demikian.
Pengalaman inilah yang sudah dirasakan oleh pemilik Warteg Kharisma Bahari sepanjang menjalani bisnis kuliner miliknya.
Sebelum redaksi Ajaib membahas lebih jauh tentang kesuksesan bisnis Warteg Kharisma Bahari di Indonesia. Redaksi Ajaib ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai seluk-beluk dari warteg yang tentunya tidak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Warteg adalah sebuah singkatan dari warung Tegal, namun apakah warteg memang berasal dari daerah Tegal? Warteg diklaim sudah mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak zaman penjajahan dulu, tepatnya ketika Belanda masih menjajah Indonesia saat VOC masih berkuasa dulu.
Namun, kepopuleran warteg di masyarakat Indonesia berkembang pada tahun 1960-an. Hal ini terjadi lantaran pada periode tersebut, Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur di Jakarta. Sehingga, banyak pekerja dari luar daerah yang bekerja di Jakarta di mana mereka membutuhkan tempat makan dengan harga murah meriah.
Seperti diketahui, warteg adalah tempat makan yang sangat merakyat di mana menu-menu makanan yang ditawarkan begitu beragam. Sehingga, tak heran bila banyak masyarakat yang berasal dari luar daerah pun juga ikut menikmati dan menyukai makanan-makanan yang disajikan di warteg.
Bayangkan saja, kamu bisa makan dengan kenyang dan enak dengan harganya yang murah mulai dari Rp15 ribu ketika makan di warteg. Dengan harga semurah itu, milenial bisa makan nasi dengan lauk pauk yang cukup banyak, dan ditambah dengan minuman es teh manis atau sejenisnya.
Menurut penulusuran redaksi Ajaib, harga nasi yang dijual di warteg seharga Rp4.000. Sedangkan, untuk lauk pauk seperti otak-otak udang, usus, kikil dihargai sekitar Rp3.000, serta tahu dan tempe hanya sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000. Murah banget kan, guys?
Warteg memang menjadi tempat makan yang cocok bagi pekerja yang ingin menerapkan gaya hidup hemat, selain itu warteg juga menjadi tempat favorit bagi para perantau seperti mahasiswa dan karyawan yang berasal dari luar daerah.
Walaupun warteg terkenal di Jakarta, namun di Tegal warteg sama sekali tidak ada. Melainkan, yang ada adalah warung nasi. Penamaan warteg sebagai warung Tegal bisa didasarkan pada banyaknya pemilik warung nasi saat tempo dulu yang memang berasal dari Tegal.
Namun saat ini pemilik warung nasi di Jakarta bukan hanya berasal dari Tegal saja, melainkan sudah banyak pemilik warteg yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kisah Sukses Warteg Kharisma Bahari Bisa Jadi Inspirasi Bisnis
Warung nasi satu ini sangat populer bagi warga yang tinggal di Jakarta. Pemilik Warung Kharisma Bahari bernama Sayudi. Sosok pria satu ini begitu menginspirasi bagi banyak orang berkat kesuksesan dalam membangun bisnis warteg di Jakarta.
Berkat kepopuleran dari bisnis warteg yang ia bangun, banyak masyarakat yang rela antre untuk membeli makanan di warteg tersebut. Bukan hanya harganya saja yang murah meriah, melainkan untuk cita rasa juga tidak murahan. Karena setiap makanan yang disajikan setiap harinya selalu baru dan fresh untuk memanjakan lidah para pelanggan yang datang langsung ke lokasi maupun yang dibawa pulang.
Warteg Bahari juga sudah membuka sistem kemitraan untuk bisnis waralaba atau franchise sejak lebih dari 10 tahun lalu. Pada awal Januari 2019, Warteg Kharisma Bahari sudah memiliki 210 warung makan yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
Pada 2019 lalu, masyarakat yang ingin membuka Warteg Bahari perlu merogoh kocek hingga Rp110 juta. Biaya ini belum termasuk biaya untuk sewa kios. Besaran persentase dari pembagian laba bersih bisnis Warteg Kharisma Bahari sebesar 50:50, di mana 50% untuk investor dan 50% untuk pengelola.
Menurut Sayudi, potensi keuntungan yang bisa didapatkan untuk satu warung makan bisa mencapai Rp20 juta per bulan, namun hal ini tergantung dari besar atau kecilnya skala bisnis warteg yang dijalani.
Denga biaya sebesar Rp110 juta, investor sudah memperoleh:
· Kios yang sudah didesain menjadi konsep warteg.
· Diberikan kursi dan meja makan, serta etalase warung.
· Peralatan memasak.
· Tiga orang karyawan.
· Tukang masak.
Investor bisa membuka bisnis Warteg Kharisma Bahari dengan tiga tipe jenis yakni skala kecil, sedang, dan besar. Semua itu tergantung dari pilihan lokasi dari investor. Ide bisnis satu ini biasanya cocok untuk para karyawan yang memang sudah memasuki usia-usia pensiun dan ingin mengalokasikan dana pensiunnya untuk membuka suatu bisnis.
Bisnis Warteg Kharisma Bahari hanya boleh buka untuk wilayah Jabodetabek saja, karena mempertimbangkan biaya franchise yang perlu dikeluarkan oleh investor. Sehingga, dengan biaya sebesar Rp 110 juta dan ditambah biaya sewa kios, harga franchise tersebut lebih cocok untuk wilayah Jabodetabek.
Kamu bisa berkomunikasi dengan pihak pengelola Warteg Kharisma Bahari dengan menghubungi Yudhika (0877-8831-3111), perihal pemilihan lokasi bisnis, kamu bisa mendapatkan referensi di mana lokasi yang cocok dari pihak pengelola.
Siapkan Modal Usaha Lewat Investasi
Mempersiapkan modal usaha dari jauh-jauh hari memang sangat disarankan bagi kamu yang memang ingin berbisnis di tahun-tahun mendatang. Kamu bisa menyiapkan modal usaha dengan menabung saham.
Karena jenis instrumen investasi satu ini adalah instrumen investasi yang memang cocok untuk tujuan finansial jangka panjang minimal 5 tahun. Kamu bisa berinvestasi saham tanpa harus ke sekuritas lewat aplikasi Ajaib.
Di aplikasi Ajaib, kamu bisa memilih saham-saham terbaik yang ada di IDX dengan mudah dan praktis. Karena semua proses transaksi di aplikasi Ajaib dapat dilakukan 100% secara online. Bahkan, pembuatan rekening saham di aplikasi Ajaib hanya memakan waktu 15 menit saja tanpa adanya biaya minimum untuk deposit.