Investasi

Perluas Aset dengan Reinvestasi, Apakah Menguntungkan?

Ajaib.co.id – Pernah terpikirkan agar aset investasimu bisa bekerja dengan sendirinya dan memberikan keuntungan? Reinvestasi bisa menjadi salah satu caranya. Namun, baiknya kamu perlu mengetahui ruang lingkup dari reinvestasi ini. 

Berbicara mengenai reinvestasi, sederhananya kamu mengelola keuntungan yang diperoleh dari investasi yang kamu lakukan untuk menginvestasikan ulang. 

Karena saat menerima keuntungan, kamu sebagai investor mempunya dua pilihan untuk menggunakan keuntungan tersebut. Pertama, menggunakan keuntungan tersebut untuk konsumsi atau melakukan investasi ulang.

Kalau kamu memutuskan untuk melakukan investasi ulang dari keuntunganmu maka proses ini disebut dengan reinvestasi. Investasi ulang ini menjadi salah satu alternatif untuk optimalisasi keuntungan yang kamu dapatkan dari kegiatan investasi. Reinvestasi bisa menjadi ide untuk kamu mengoptimalkan keuntungan yang akan diperoleh di kemudian hari.

Biasanya reinvestasi memang lekat dengan investasi obligasi. Namun, konsep reinvestasi juga dapat diterapkan pada berbagai instrumen investasi lain. Antara lain berupa deposito, reksa dana, saham dan lain sebagainya. Adapun keuntungan yang diperoleh dalam reinvestasi disebut dengan reinvestment rate.

Lebih jelasnya, kalau dalam investasi obligasi, seorang investor menggunakan keuntungan yang didapatkannya secara berkala biasanya sekali atau dua kali dalam setahun. Keuntungan ini untuk direinvestasikan lagi bisa di obligasi yang sama, obligasi yang berbeda atau instrumen investasi lainnya, misalnya, berupa deposito.  

Ajaib akan memberikan contoh sederhana untuk kamu bisa pahami:

Misalnya, Ratih membeli aset berupa sukuk tabungan senilai Rp20.000.000 dengan imbalan sebesar 5,5% per tahun. Dari investasi berupa surat berharga syariah tersebut, Ratih mendapatkan keuntungan sebesar Rp935.000 selama setahun atau Rp1.870.000 selama dua tahun setelah dikurangi pajak sebesar 15%.

Maka pada akhir periode investasi, Ratih mempunyai dua pilihan: menggunakan Rp1.870.000 tersebut untuk ditarik uangnya atau melakukan reinvestasi Rp1.870.000 pada instrumen investasi lain yang menarik, misalnya dalam bentuk saham

Kemudian Ratih memutuskan untuk menunda menarik uang atau mengonsumsi keuntungan tersebut untuk melakukan reinvestasi. Ratih pun melakukan reinvestasi keuntungan sukuk itu di saham syariah. Tentunya dengan harapan dapat melipatgandakan nilainya di kemudian hari.

Namun, perlu untuk diingat kalau keputusan untuk reinvestasi tidak hanya ada kesempatan memperoleh keuntungan. Melainkan ada risiko yang bisa terjadi. Misalnya, saat harga saham tersebut sedang turun lalu Ratih menjual saham tersebut maka ia akan mengalami kerugian. Dengan uang yang dimiliki sebesar Rp1.870.000 bisa saja turun menjadi Rp1.500.000 misalnya. 

Sehingga reinvestasi ini bisa dilakukan saat seorang investor menganggap keuntungan yang didapatkan dari investasi masih berupa “uang dingin” yang memang belum mendesak untuk digunakan. Tentunya praktek reinvestasi ini bisa menyesuaikan dengan tujuan keuangan kamu. 

Untuk gambaran lain, konsep reinvestasi ini serupa dengan konsep laba ditahan pada perusahaan. Tepatnya ketika perusahaan memperoleh keuntungan, perusahaan memiliki berbagai kemungkinan. Bisa membagikan seluruh keuntungan sebagai dividen kepada sejumlah pemegang saham atau menggunakannya sebagian untuk perluasan bisnis demi pertumbuhan yang lebih baik di masa depan. 

Reinvestasi Apa yang Aman?

Kalau kamu sudah memutuskan melakukan reinvestasi, maka selanjutnya kamu perlu pikirkan mau melakukan reinvestasi ke instrumen apa. 

Namun, perlu dipastikan dulu investasi seperti apa yang bisa dilakukan reinvestasi?

Investasi yang bisa di-reinvestasi adalah yang hasilnya bisa kamu pergunakan atau konsumsi. Karena hasil investasinya itu tidak otomatis masuk ke dalam investasi yang kamu lakukan. Keuntungan investasi itu biasanya masuk ke rekening kalian yang ada ATM-nya sehingga mudah untuk dipergunakan. 

Misalnya, kamu melakukan investasi sebelumnya berupa deposito. Dalam investasi ini pembayaran bunga yang kamu peroleh masuk ke rekening tabungan secara rutin. Selain itu, ada Obligasi Republik Indonesia (ORI), sukuk ritel dan surat utang negara lainnya.

Biasanya kuponnya langsung dibayarkan ke rekening setiap bulan. Termasuk saham yang dividennya rutin kamu terima hingga usaha yang kamu lakukan yang keuntungannya masuk ke rekening kamu. .

Misalnya saja, untuk investasi saham saat dibagikan dividen perusahaan maka tidak bisa tumbuh lebih besar lagi. Sementara itu, kalau dividen ini dijadikan modal hasilnya adalah dividen untuk tahun-tahun berikutnya bisa jauh lebih besar.

Bagaimana cara memilih instrumen untuk reinvestasi? Tentunya keputusan ini diserahkan kepada dirimu sendiri. Kamu bisa memilih instrumen yang paling sesuai dengan risk profile investasimu. 

Namun, hal yang perlu diingat adalah dana pada instrumen investasi akan berkembang sesuai dengan return-nya. Kalau hasil dari investasi tersebut diinvestasikan lagi pada instrumen investasi dengan return yang sama atau lebih tinggi maka return-nya akan menyesuaikan.

Sehingga pastikan instrumen investasi yang kamu pilih memiliki return yang minimal sama dengan return investasi pada awak. Misalnya, kamu berinvestasi di ORI dengan return 8,5%, maka instrumen untuk reinvestasi yang kamu pilih minimal bisa memiliki return yang sama. Contoh, bisa coba investasi ke reksa dana pasar uang yang return-nya mendekati. 

Pada akhirnya, investasi kamu bisa semakin bekerja. Karena uang yang kamu punya tidak langsung digunakan melainkan diupayakan untuk dilipatgandakan keuntungannya. Nanti, ketika kebutuhan mencapai waktunya, kamu bisa mencairkan hasil investasinya. 

Apakah reinvestasi aman dilakukan? Ini sangat tergantung dengan keputusan kamu dalam menempatkan hasil investasi yang kamu dapatkan. Bukan hanya harus di satu instrumen tertentu. Kalau kamu memilih ditempatkan di deposito maka perkembangan keuntungannya kecil dengan risiko yang cenderung sangat aman karena dijamin pemerintah. Namun, kalau ditempatkan di saham risikonya juga lebih besar dengan kemungkinan keuntungan yang lebih besar. 

Sehingga saat kamu mengambil investasi yang lebih besar risikonya maka potensi keuntungan yang menghasilkan perkembangan dana kita akan semakin besar juga. Hal yang sebaliknya pun berlaku, jika kamu memilih instrumen yang aman, ya hanya sebesar itulah uang yang akan akan berkembang.

Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui pilihan-pilihan investasi yang tersedia di pasar dengan lebih menyeluruh. Dengan begitu, kamu bisa memutuskan untuk memilih bentuk investasi terbaik yang bisa kamu ambil.

Artikel Terkait