Ajaib.co.id – PT Estetika Tata Tiara Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan distribusi pengolahan daging sapi, dan daging ayam olahan serta turunannya baik dalam kondisi segar dingin maupun beku. Perusahaan ini beroperasi secara komersial pada tahun 2008 dan memiliki pabrik di Cikarang serta berencana melakukan perluasan fasilitas produksi di Subang.
Beberapa existing customer perseroan adalah Pizza Hut, HokBen dan Indomaret café, sementara itu perseroan juga adalah produsen daging sapi olahan dengan merek dagang Kibif, Boss, Kipao, Murato, Adell dan lain sebagainya.
Emiten berkode saham BEEF tersebut melepas saham perdananya ke publik sebanyak 376,862 juta lembar saham atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada Januari 2019. Sehingga dana yang diraup perseroan dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp128,83 miliar.
Saat ini BEEF memiliki market cap sebesar Rp265,69 miliar dengan harga saham penutupan Rp141 per tanggal 12 Februari 2021. Harga saham BEEF telah anjlok sebesar 58,52% dari harga penawaran IPO sebesar Rp340.
Mari kita analisis lebih dalam isi BEEF untuk dapat menilai seberapa menarik saham perusahaan ini.
Kinerja Keuangan
Dari laporan keuangan per September 2020, BEEF menunjukkan kinerja keuangan negatif yang mencerminkan bahwa pandemi memang cukup berdampak terhadap perusahaan. Penjualan perseroan memang hanya turun tipis 1,73% secara tahunan menjadi Rp887,64 miliar, namun beban pokok penjualannya meningkat 24,52% secara tahunan menjadi Rp932,64 miliar.
BEEF juga masih dibebankan dengan beban umum administrasi yang meningkat menjadi Rp27,32 miliar, dan beban lain-lain yang sebesar Rp4,92 miliar yang pada periode sebelumnya mencatatkan kinerja positif yang dibukukan sebagai pendapatan lain-lain sebesar Rp1,64 miliar.
Hal ini pada akhirnya membuat perseroan mencatatkan rugi besar yakni senilai Rp101,68 miliar, berbanding jauh dari keuntungan pada periode September 2019 sebesar Rp46,18 miliar.
Di sisi lain, kas dan bank perseroan pada September 2020 menurun drastis menjadi hanya Rp2,55 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang menembus angka Rp16,38 miliar.
Sementara, jumlah aset BEEF meningkat dari Rp715,51 miliar pada September 2019 menjadi Rp835,58 miliar diakibatkan oleh kenaikan utang bank pada pos liabilitas.
Kinerja BEEF pada September 2020 dan perbandingannya dengan periode yang sama dengan tahun lalu dapat dilihat melalui tabel berikut.
Selanjutnya mari kita bahas dulu rasio-rasio keuangan umum BEEF. Berikut ini datanya:
Dari rasio-rasio tersebut dapat dilihat bahwa kondisi bisnis BEEF memang sangat terpuruk hingga kuartal ketiga tahun lalu. Bukan tidak mungkin bahwa kondisi bisnis BEEF ini akan terus terpuruk untuk tahun buku keseluruhan 2020 dan awal tahun 2021.
BEEF mencatatkan kinerja negatif pada rasio ROE, ROA dan NPM yang mengindikasikan bahwa perusahaan memang mencatatkan kerugian hingga periode kuartal III/2020 berbanding terbalik dari posisi rugi pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, rasio PER yang negatif menunjukkan harga saham BEEF saat ini berbanding terbalik dengan kinerja keuangannya, sementara rasio PBV mencerminkan harga saham BEEF sudah sangat murah akibat dari penurunan harga saham dan kenaikan liabilitas perusahaan pada tahun lalu.
Riwayat Kinerja
Kinerja BEEF yang memburuk pada tahun lalu sebenarnya tidak mencerminkan kinerjanya dalam beberapa tahun sebelum pandemi. Berdasarkan data kinerja dalam laporan penyampaian materi public expose, berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/ CAGR) sejumlah komponen kinerja BEEF periode tahun buku 2015-2019:
Tingkat pertumbuhan BEEF dalam 4 tahun terakhir sebelum pandemi sebenarnya cukup mencerminkan bisnis BEEF sebenarnya cukup solid, namun pandemi pada tahun 2020 memang sedikit banyak sangat memengaruhi kinerja emiten satu ini sehingga masih banyak tantangan yang kemudian akan dihadapi pada tahun 2021.
BEEF adalah emiten yang baru melaksanakan aksi korporasi berupa penawaran saham umum perdana pada Januari 2019. Kendati mencatatkan laba pada tahun tersebut, BEEF tercatat belum pernah membagikan dividen kepada pemilik sahamnya.
Prospek Bisnis BEEF
PT Estetika Tata Tiara Tbk terus melalukan adaptasi dengan melakukan strategic shift pada masa pemulihan pandemi Covid-19 seperti sekarang. Adaptasi yang dilakukan BEEF di antaranya adalah menjaga stok sapi pada level terendah, menjual sapi dan daging secara ritel dan fokus membesarkan usaha makanan olahan.
Perusahaan juga melihat konsumen mulai berpindah ke convenient food yang mengakibatkan permintaan frozen food dan infrastruktur cold-chain meningkat.
BEEF juga memiliki strategi multi brand yang menargetkan pada konsumen mulai dari menengah ke bawah, menengah hingga menengah ke atas. BEEF juga memasakan dan mendistribusikan produknya secara nasional untuk segmentasi pasar general trade, modern trade, hingga e-commerce.
Dilihat dari kinerja keuangannya yang cukup terburuk pada tahun 2020 akibat pandemi, ditambah dengan rasio PER dan EPS nya yang masih dalam posisi minus, tidak bijak rasanya untuk bertransaksi pada saham ini dalam jangka waktu pendek.
Hal ini ditambah akses laporan keuangan yang masih tersedia hanya untuk periode 2019 dan 2020 saja, sehingga membuat analisa keuangan terhadap pergerakan saham menjadi sangat terbatas.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.