Investasi

Mengenal Kurs & Jenis-Jenisnya dalam Pertukaran Mata Uang

jenis kurs

Ajaib.co.id – Berinvestasi valuta asing menjadi pilihan bagi sebagian orang. Belum terlambat bagimu kalau juga ingin mulai berinvestasi lewat instrumen ini. Namun pastikan kamu memahami jenis kurs yang ada untuk melakukan pertukaran uang.

Investasi valuta asing ada banyak jenis-jenisnya. Bisa dengan tabungan valas, forex trading atau hanya sekedar membeli mata uang asing ketika harganya rendah dan menjualnya kembali ketika harga tinggi. Kalau bicara soal valas, salah satu mata uang favorit ialah dollar Amerika Serikat.

Valuta ini memang salah satu yang paling berjaya dalam perdagangan internasional sehingga jadi buruan investor. Selain itu, ada pula Euro, Poundsterling dan Yen. Dalam hal investasi valuta asing, keuntungan bisa langsung diperoleh dari selisih konversi mata uang.

Jadi, harga belimu bisa lebih rendah dari harga jual valas yang kamu miliki. Patokannya ialah kurs mata uang yang berlaku ketika kamu sedang melakukan transaksi. Pergerakan kurs yang terjadi bahkan menjadi salah satu komponen yang paling penting jika bicara soal nilai mata uang asing.

Pergerakan kurs ini sangatlah fluktuatif alias cepat berubah. Oleh karenanya, selalu perhatikan momentum dengan baik. Jika mata uang rupiah sedang melemah, membeli dollar tentunya akan cukup berisiko. Belinya mahal, kalau dijual lagi pun percuma karena pasti tak mungkin ada untung yang didapat.

Apa itu Kurs?

Istilah kurs adalah harga suatu mata uang dari suatu negara terhadap mata uang yang berasal dari negara lainnya. Kurs ini dinilai atau dinyatakan dengan mata uang dari negara lain.

Kurs digunakan sebagai suatu perbandingan nilai. Di mana, ketika ada pertukaran antar dua mata uang yang saling berbeda. Maka di dalamnya akan menghasilkan perbandingan pada nilai atau harga dari mata uang itu.

Kurs juga sering disebut nilai tukar mata uang yang berperan penting dalam hal transaksi, khususnya pada kegiatan ekspor dan impor. Di mana, kurs mampu menerjemahkan berbagai harga dengan mata uang yang berbeda dari negara-negara lain.

Selain itu, kurs juga berperan penting dalam pasar valuta asing atau yang biasa disebut forex. Di dalam pasar valuta asing ini, akan terjadi pertukaran mata uang dengan kurs yang telah disetujui oleh berbagai pihak yang bersangkutan.

Dengan kurs kita akan mengetahui harga-harga barang dari berbagai macam negara kedalam mata uang negara kita. Setiap hari, kurs mata uang yang berlaku akan diumumkan oleh Bank Indonesia.

Kurs juga disebut sebagai perbandingan nilai dalam pertukaran mata uang berbeda. Ada perbandingan nilai diantara kedua mata uang tersebut, dan perbandingan itulah namanya Kurs. Jika harga Kurs atau harga valuta asing naik pada suatu negara, maka biasanya akan menyebabkan harga barang yang di inport menjadi lebih mahal, jika mengalami penurunan maka harga barang yang di import biasanya akan murah.

Jenis Perubahan dalam Kurs

Perubahan dalam kurs dibagi dua, yaitu apresiasi dan juga depresiasi. Di mana, apresiasi adalah suatu peningkatan mata uang terhadap mata uang asing lainnya. Apresiasi terjadi karena adanya daya tarik yang sangat kuat antara permintaan dan penawaran yang ada di pasar valuta asing.

Ketika mata uang dari negara lain mengalami suatu apresiasi pada mata uang dari negara lain, maka akan menyebabkan kegiatan ekspor menjadi lebih mahal dan kegiatan impor menjadi murah.

Sedangkan depresiasi adalah penurunan nilai mata uang lokal terhadap mata uang dari negara lain. Ketika mata uang lokal mengalami depresiasi atas mata uang dari negara lain, maka akan menyebabkan kegiatan ekspor menjadi lebih murah dan kegiatan impor menjadi lebih mahal.

Jenis-Jenis Kurs

Untuk memastikan kamu bisa mendapatkan cuan yang optimal maka kamu wajib memahami jenis kurs yang berlaku. Bukan hanya itu kalau berniat investasi, bahkan kalau kamu jalan-jalan ke luar negeri juga sebaiknya memahami pengertian kurs yang diberlakukan. Pasalnya pasti kamu perlu menukarkan uang ke bank atau money changer. Paling tidak kamu bisa yakin tidak tertipu oknum jahat ketika melakukan penukaran valas.

Setidaknya ada tiga jenis kurs yang harus kamu pahami sebelum melakukan pertukaran mata uang. Kurs merupakan nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara lain. Mereka digunakan untuk transaksi yang melibatkan dua mata uang dari negara yang berbeda. Nilainya penting untuk mengambil keputusan saat berbelanja atau membeli barang dari luar negri.

Setidaknya ada tiga jenis kurs yang sering kita temui. Yaitu kurs jual, kurs beli, dan kurs tengah. Mari kita lihat perbedaan antara ketiganya.

1. Kurs Jual

Jenis kurs ini adalah kurs yang dipakai pedagang valas atau bank saat membeli valuta asing, atau saat kita menukarkan valuta asing yang dimiliki oleh kita dengan mata uang negara kita (Rp).

Kurs ini berlaku saat bank menjual valuta asing, kurs yang berlaku adalah kurs jual. Kurs jual ini juga disebut sebagai kurs yang berlaku saat pedagang valas atau bank membeli mata uang negara asing.

2. Kurs Beli

Jenis kurs beli dipakai jika pedagang valas atau bank menjual valuta asing, atau saat kita akan menukarkan mata uang negara kita (Rp) dengan mata uang negara asing yang kita inginkan. Kurs beli ini disebut juga sebagai kurs yang diberlakukan pedagang valas atau bank saat menjual mata uang negara asing kepada para pembeli.

3. Kurs Tengah

Adalah jenis kurs di antara kurs jual dan beli (Kurs jual ditambah kus beli lalu di bagi dua atau kurs rata-rata)

Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Jenis Kurs yang Berlaku

Pergerakan kurs mata uang asing memiliki dinamika tersendiri. Nyatanya, setiap hari selalu saja ada perubahan yang terjadi baik signifikan atau tidak. Belakangan sejumlah investor menilai bahwa valuta asing memiliki pergerakan yang sangat cepat. Namun setidaknya, pergerakan ini tetap menjadi akibat dari berbagai hal antara lain:

1. Perbedaan dalam Inflasi

Negara yang umumnya konsisten dengan tingkat inflasi rendah, maka nilai kurs mata uangnya meningkat. Hal ini disebabkan daya beli relatif meningkat terhadap mata uang negara lainnya. Contoh negara-negara dengan inflasi rendah di paruh terakhir abad ke-20 seperti Swiss, Jepang, Jerman.

2. Adanya Perbedaan Suku Bunga

Antara suku bunga, mnilai tukar dan inflasi, kesemuanya itu mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya. Dengan melakukan manipulasi suku bunga, bank sentral dapat memberikan pengaruh terhadap nilai tukar maupun inflasi. Nilai mata uang dan inflasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga. Mengubah suku bunga akan mempengaruhi hal itu.

Tingginya suku bunga akan menawarkan kreditur dalam suatu perekonomian negara, sehingga memberikan pengembalian yang relatif lebih tinggi terhadap negara lain. Oleh karena itu, suku bunga tinggi menarik minat modal asing untuk masuk dan menyebabkan nilai tukar naik.

Dampak tingkat suku bunga tinggi dapat dikurangi, apabila inflasi di negara tersebut lebih tinggi dari negara lain, mendorong mata uang turun.

3. Utang Publik

Jika negara memiliki proyek-proyek skala besar di sektor publik dan pemerintah, maka biasanya melibatkan pembiayaan defisit yang besar pula. Di satu sisi, pembangunan proyek skala besar tersebut dapat merangsang ekonomi domestik, tetapi di sisi lain defisit dan utang publik yang besar bisa mengurangi minat investor asing.

Apa alasannya? Utang publik yang tinggi dapat mendorong inflasi. Jika inflasi tinggi, utang akan dibayarkan dengan uang yang lebih murah di masa depan.

Skenario terburuknya, pemerintah mencetak uang untuk membayar sebagian besar utang tersebut. Akan tetapi, menambah pasokan uang pastinya akan menyebabkan inflasi.

Selain itu, jika pemerintah tidak sanggup menutupi defisitnya dengan instrumen domestik, seperti menjual obligasi domestik maka pemerintah harus meningkatkan pasokan surat berharga untuk dijual ke asing, sehingga harga jual mata uangnya turun.

Utang yang tinggi begitu mengkhawatirkan bagi investor asing dan biasanya mereka percaya bahwa negara akan berisiko gagal untuk melunasi kewajibannya.

4. Defisit Current Account

Rekening giro adalah neraca perdagangan antara negara dan mitra dagangnya, yang mencerminkan semua pembayaran antar negara untuk barang, jasa, bunga dan dividen. Defisit dalam neraca berjalan menunjukkan bahwa negara membelanjakan lebih banyak pada perdagangan luar negeri daripada yang didapatkannya. Negara meminjam modal dari sumber asing dalam rangka menutupi defisit tersebut.

Pemerintah membutuhkan lebih banyak mata uang asing daripada yang diperolehnya dari penjualan ekspor. Dan, hal tersebut akan memasok lebih banyak mata uangnya sendiri dibandingkan permintaan orang asing terhadap produk negara tersebut.

Permintaan mata uang asing yang tinggi dapat menurunkan nilai tukar mata uang negara tersebut, sehingga barang dan jasa domestik cukup murah bagi asing. Sedangkan aset asing terlalu mahal untuk kepentingan domestik.

5. Stabilitas Politik dan Kinerja Ekonomi

Negara-negara stabil dengan kinerja ekonomi yang kuat untuk menanamkan modalnya selalu menjadi incaran investor. Sedangkan negara yang dengan gejolak politik dan ekonomi,pastinya akan meragukan kepercayaan investor asing untuk menanamkan modal.

Hilangnya kepercayaan pada mata uang pada negara dengan gejolak politik akan berimbas padapergerakan modal ke mata uang negara-negara yang lebih stabil.

Aturan Transaksi Uang Asing di Indonesia

Secara umum transaksi di Indonesia wajib menggunakan mata uang rupiah. Hal ini telah diatur pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/3/PBI/2015 khususnya Bab II Pasal 2 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah.

Di mana, pihak yang melakukan perdagangan barang ataupun jasa di dalam negeri tidak boleh menolak transaksi dengan mata uang rupiah. Namun, ada beberapa pengecualian dalam peraturan tersebut dan beberapa hal berikut masih bisa menggunakan mata uang asing. Di bawah ini adalah beberapa transaksi yang diperbolehkan untuk menggunakan mata uang asing.

  • Pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
  • Belanja barang dan modal Pemerintah.
  • Jual beli surat utang atau obligasi.
  • Penerimaan pajak dan nonpajak.
  • Penerimaan hibah dari luar negeri.
  • Transaksi terkait ekspor dan impor.
  • Transaksi online lintas negara.
  • Konsumsi WNI di luar negeri.
  • Simpanan dalam bentuk valas di bank.
  • Transaksi pembiayaan dari kreditur internasional.
  • Transfer valas ke luar negeri.
  • Kredit valas untuk kegiatan ekspor.
  • Pasar uang antarbank (PUAB) dalam bentuk valas.
  • Obligasi valas.
  • Visa on arrival.
  • Proyek infrastruktur strategis Pemerintah dengan syarat tertentu.

Tips Berinvestasi Valuta Asing

Investasi valuta asing memang tergolong mudah dibandingkan saham. Meski demikian, ada beberapa hal juga yang perlu kamu perhatikan agar investasi ini menguntungkan dan bukan malah merugikanmu. Ada sejumlah hal yang harus kamu perhatikan jika ingin berinvestasi valas.

Pastikan mata uang asing yang kamu simpan tidak rusak secara fisik. Pasalnya, nilainya akan amat berkurang dari seharusnya. Sebab, bank tidak akan kamu menerima atau menambah nilai beli mereka jika uang dollar yang kamu miliki dalam keadaan tertekuk, lecek, berwarna kusam atau sobek. Untuk menghindari kemungkinan buruk tersebut, kamu bisa menyimpannya di bank atau safe deposit box (SDB).

Selain itu, kamu juga harus berhati-hati ketika membeli mata uang ini. Jangan asal pilih money changer dan carilah tempat yang resmi seperti bank atau institusi keuangan resmi. Pasalnya banyak praktik curang seperti memberikan mata uang palsu atau berkondisi buruk sehingga tak layak dikoleksi. Tentu saja hal ini akan merugikanmu di kemudian hari.

Adapun, investasi valuta asing sendiri sangat mudah dan cocok untuk anak muda. Apalagi kalau kamu sudah mengusai jenis kurs yang berlaku sehingga bisa memutuskan untuk menjual atau membeli valasmu. Jenis investasi mudah lainnya yang bisa kamu coba adalah saham dan reksa dana lewat aplikasi Ajaib.

Kenapa mudah? Kamu bisa mulai investasi dengan modal terbatas dengan bantuan para ahli. Kamu juga akan mendapatkan banyak panduan untuk mulai berinvestasi di kedua jenis instrumen ini dan mendapatkan keuntunganmu.

Segera download aplikasi Ajaib untuk merasakan sendiri pengalamannya.

Artikel Terkait