Bisnis & Kerja Sampingan

Amortisasi: Definisi dan Kaitannya Terhadap Penyusutan Aset

amortisasi

Ajaib.co.id – Pernahkah kamu mendengar istilah amortisasi? Mungkin jika berbicara mengenai hal yang satu ini, amortisasi hanya diketahui oleh segelintir orang terutama mereka yang memahami dan bekerja di bidang akuntansi, perpajakan, dan keuangan.

Setiap aset pasti memiliki usia ekonomis. Jadi, jika terdapat batasan pada usia ekonomis suatu aset, maka beban ke pendapatan akan dilakukan secara berkala sehingga terjadi penyusutan yang kemudian memiliki keterkaitan juga dengan amortisasi meskipun keduanya memiliki pengertian yang berbeda.

Apa itu Amortisasi

Secara bahasa, amortisasi berasal dari bahasa Inggris yaitu amortize yang memiliki pengertian “membawa mati”. Di dalam ilmu akuntansi, amortisasi dilakukan sebagai alokasi biaya aktiva tak berwujud yang mengacu pada pengurangan kewajiban dengan pembayaran pokok beserta bunga secara teratur. Biasanya, besar pembayarannya sudah ditentukan dalam jumlah tertentu hingga terbayarkan secara lunas pada waktu jatuh tempo.

Kasarnya, definisi amortisasi ini adalah pembayaran utang yang dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu periode akuntansi tertentu. Amortisasi juga dapat diartikan penyebaran biaya modal untuk aset tak berwujud selama jangka waktu tertentu (biasanya selama masa manfaat aset) dan merupakan suatu prosedur yang akan mengurangi nilai biaya (kewajiban) dan aset tak berwujud secara bertahap, dengan umur ekonomis yang terbatas melalui pembebanan secara berkala ke pendapatan.

Beberapa jenis amortisasi bisa dilihat seperti pembayaran bulanan untuk pinjaman KPR, KPA, kredit kendaraan, utang kartu kredit atau pinjaman lainnya. Dalam prosesnya, amortisasi memiliki persyaratan agar dapat berjalan seperti jumlah pembayaran atau total angsuran harus cukup besar untuk membayar pokok pinjaman dan bunga.

Mengacu pada UU Nomor 17 Tahun 2000 mengenai perubahan ketiga atas UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, amortisasi memiliki dua metode yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun dan dikelompokkan berdasarkan masa manfaat:

Kelompok Harta Tidak Berwujud Masa Manfaat Tarif Amortisasi Garis Lurus Tarif Amortisasi Saldo Menurun
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%

Secara pengertian, metode garis lurus adalah sebuah metode dimana total biaya yang dialokasikan setiap tahunnya sama. Jadi, nilai biaya penyusutan setiap tahunnya bersifat konstan dari tahun perolehan hingga tahun akhir masa manfaatnya.

Sedangkan, metode saldo menurun adalah sebuah metode dimana jumlah biaya yang dialokasikan semakin menurun setiap tahunnya seiring bertambahnya masa manfaat.

Selain itu pada metode saldo menurun, ketika akhir dari masa manfaat tersebut biasanya akan dilakukan penyusutan sekaligus atas nilai sisa buku yang ada dan biaya penyusutan akan lebih besar sementara pada tahun berikutnya, biaya akan semakin mengecil.

Fungsi dan Manfaat Amortisasi

Pada dasarnya, amortisasi berfungsi sebagai acuan atau cerminan dari nilai kembali yang dihasilkan oleh aset tidak terwujud. Contohnya adalah ketika melakukan pinjaman dengan suatu cicilan tertentu. Sehingga, nilai amortisasinya bisa diketahui akan sebesar jumlah cicilan yang harus dibayarkan tersebut. 

Perhitungan nilai amortisasi bermanfaat sebagai acuan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan dalam kondisi sebenarnya. Selain itu, amortisasi juga bermanfaat dalam bidang pinjaman. Dengan memahami tabel amortisasi, kamu akan lebih mudah mengevaluasi berbagai opsi pinjaman dan mengukur biaya sebenarnya dari apa yang kamu beli atau pinjam.

Amortisasi di Dalam Bisnis

Dalam bisnis, jika perusahaan milikmu melakukan biaya amortisasi maka hal tersebut dapat membantu mengaitkan biaya aset dengan pendapatan yang dihasilkan.

Selain itu kamu juga perlu memperhatikan, jika memiliki aset besar maka bisnismu akan mendapatkan keuntungan dari biaya selama beberapa tahun dan kamu bisa menghemat biaya secara bertahap selama beberapa tahun.

Dengan adanya amortisasi, maka pembayaran hutang terdiri dari dua pembayaran yaitu pembayaran pokok pinjaman (principal) dan pembayaran bunga (interest).

Pembayaran pokok pinjaman adalah jumlah uang yang dipinjam dan masih beredar serta perlu untuk dilunasi. Semakin banyak biaya pokok yang kamu bayarkan maka bunga yang diterima juga akan semakin berkurang.

Keterkaitan Amortisasi dengan Penyusutan Aset

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, amortisasi memang memiliki keterkaitan dengan penyusutan. Namun, kedua hal tersebut adalah dua hal yang berbeda.

Secara pengertian amortisasi adalah nilai pengurangan atau penurunan nilai dari aktiva tak berwujud, sementara penyusutan berarti pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, dan perubahan harta berwujud. Sehingga sebenarnya sudah dapat terlihat jika amortisasi dan penyusutan memiliki keterkaitan satu sama lain.

Namun lebih dari itu, dua hal tersebut juga terkait dalam fungsi dan pelaksanaan juga. Jika dalam amortisasi ia berfungsi sebagai cerminan nilai jual kembali, maka penyusutan memiliki fungsi untuk bisa mendapatkan dan memelihara penghasilan pada bulan dari aset yang bersangkutan.

Sehingga jika dilihat secara umum, maka keduanya memiliki fungsi untuk melihat perubahan nilai pada aset untuk jangka kedepannya. Dalam pelaksanaannya, keduanya dilakukan pada bulan dilakukannya pengeluaran.

Hubungan Amortisasi dengan Depresiasi

Amortisasi memiliki hubungan dengan depresiasi nilai aset. Kedua istilah ini memiliki hubungan pada beberapa hal, salah satunya dalam dunia akuntansi.

Dalam segi pengertian, amortisasi dan depresiasi sama-sama punya hubungan dengan perubahan nilai aset. Di mana, pengertian amortisasi adalah pengurangan atas suatu nilai aktiva tidak berwujud, sedangkan depresiasi adalah perubahan nilai pada aset berwujud.

Keduanya juga memiliki fungsi yang berkaitan. Jika, fungsi dari amortisasi adalah sebagai refleksi atas nilai aset perusahaan ketika hendak dijual kembali, maka fungsi depresasi adalah agar pihak perusahaan mampu menerima dan memelihara pendapatan pada bulan tertentu. Sehingga, amortisasi dan deprsiasi sama-sama berfungsi dalam mengubah nilai aset perusahaan pada jangka waktu lama.

Amortiasasi dan depresiasi juga memiliki keterkaitan pada proses pelasanaannya. Keduanya biasa dilakukan oleh pihak perusahaan pada bulan terjadinya pengeluaran. Artinya, amortisasi dan penyusutan tidak mampu dipisahkan. Sehingga, tidak heran banyak orang yang menilai keduanya memiliki arti yang sama dan banyak orang yang bingung membedakan keduanya.

Contoh Amortisasi

Contoh pembayaran amortisasi, yaitu:

  1. Tagihan bulanan pembayaran kredit kendaraan
  2. Pinjaman KPR
  3. Pinjaman KPA
  4. Pinjaman Kartu Kredit
  5. dan sebagainya

Amortisasi akan lebih mudah dipahami jika disertai studi kasus. Studi kasus termudah adalah ketika perusahaan memiliki dana pinjaman sebanyak Rp10 juta dan harus diangsur setiap tahun sebanyak Rp750 ribu. Berdasarkan kasus ini, bisa dipahami bahwa pihak perusahaan sudah mengamortiasi pinjaman sebanyak Rp750 ribu setiap tahunnya.

Studi kasus lainnya adalah ketika perusahaan mengantongi hak paten pada suatu mesin dalam jangka waktu 10 tahun. Ketika perusahaan mengeluarkan uang sejumlah Rp250 juta untuk mengembangkan produknya, maka nilai biaya amortisasinya dalah 25 juta karena harus dibagi sesuai jangka waktu digunakannya mesin tersebut.

Cara Menghitung Amortisasi

Dalam amortisasi, perhitungan pinjaman bulan pertama menjadi penting karena ada tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Hal ini bertujuan agar hasil perhitungan tidak kacau. Adapun tahapannya akan Ajaib jelaskan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan Data

Data-data ini dibutuhkan untuk menghitung amortisasi pinjaman. Data-datanya adalah pokok pinjaman, suku bunga, dan tenor pinjaman.

2. Menyiapkan Kertas Kerja

Gunakan microsoft excel untuk menghitung amortisasi. Buatlah kolom dengan isian: bulan, bunga, angsuran pokok, angsuran bunga, total angsuran, pokok pinjaman atau saldo pinjaman. Hal ini dilakukan agar bisa mempermudah kamu ketika melakukan perhitungan nantinya.

3. Menentukan Pinjaman Bulan Sebelumnya dan Menghitung Total Angsuran

Dalam perhitungannya, kamu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

P x [ ( i : 12 ) / (1 – (1 + (i : 12)) -t]

  • P: Saldo pinjaman.
  • I: Bunga.
  • T: Jumlah tenor.

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian didapatkan total angsuran pada bulan pertama hingga bulan ke-12.

4. Menghitung Angsuran Bunga

Angsuran bunga = saldo pinjaman bulan sebelumnya x suku bunga x (30/360)

5. Menghitung Angsuran Pokok

Angsuran pokok = total angsuran – angsuran bunga

6. Menghitung Saldo Pinjaman

Saldo pinjaman = saldo pinjaman bulan sebelumnya – angsuran pokok

Sementara untuk melakukan perhitungan amortisasi pinjaman untuk keseluruhan, maka kamu bisa menggunakan kertas kerja (spreadsheet) yang sudah kamu lakukan pada poin kedua dari langkah-langkah di atas.

Dengan menggunakan spreadsheet, kamu bisa melihat saldo pinjaman yang semakin berkurang setiap bulannya. Biasanya, angsuran pokok semakin bertambah, sedangkan angsuran bunga semakin berkurang. Sehingga analisis amortisasinya akan menurun hingga mendekati angka nol.

Dengan melakukan perhitungan ini, kamu jadi bisa mengatur keuangan agar tidak telat membayar utang tersebut. Jika kamu ingin belajar berinvestasi dan mengenal strateginya lebih mendalam, maka gunakan aplikasi Ajaib!

Artikel Terkait