Banking

KPR Mandiri Milenial 8 Persen Lebih Besar Limit Kreditnya

kpr mandiri milenial

Ajaib.co.id – KPR Mandiri Milenial 8 persen lebih besar limitnya dari KPR regular. Hal demi mendukung upaya kemandirian generasi milenial dalam mengupayakan tempat tinggal yang layak.

Tak sedikit prediksi analis keuangan yang menyebutkan bahwa generasi Milenial Indonesia akan menghadapi kesulitan berkali lipat untuk memiliki hunian, dibanding para orang tuanya di masa lalu. Prediksi yang meresahkan itu dibuat berdasarkan fakta percepatan pertumbuhan penduduk serta berkurangnya ketersediaan dan peningkatan harga lahan peruntukan.

Menyadari hal itu, Bank Mandiri meluncurkan program KPR Mandiri Milenial 8 persen lebih besar limit kreditnya, dibanding KPR regular, dalam rangka mengemban misi memperjuangkan terpenuhinya kualitas hidup generasi milenial di masa depan.

KPR Mandiri Milenial 8 persen Lebih Besar Limitnya

Dengan cicilan ringan, tanpa Down Payment, dan Tenor panjang, program ini khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian generasi Milenial.

Bentuk pembiayaan pembelian rumah atau apartemen dengan benefit limit kredit 8 persen lebih besar dibanding KPR regular diluncurkan karena memperhitungkan kenaikan penghasilan per tahun. Suku bunga yang diberikan cukup kompetitif dengan angsuran yang ringan sepanjang tenor.

Keunggulan:

  • Tersedianya limit kredit khusus (s.d ±8 persen lebih besar vs KPR regular) mulai dari Rp200 Juta s.d. Rp3 Miliar*.
  • Cicilan berjenjang sepanjang 5 tahun pertama dengan jenjang kenaikan angsuran 10 persen per tahun mengikuti kenaikan penghasilan calon debitur, sehingga angsuran akan tetap terasa ringan.
  • Menyediakan 4 pilihan tenor kredit: 10, 15, 20, dan 25 tahun.
  • DP mulai dari 0 persen.
  • Suku bunga bersaing.

Syarat dan Ketentuan:

  1. Karyawan berstatus pegawai tetap minimal 1 tahun.
  2. Calon debitur berusia 21 – 45 tahun saat pengajuan kredit.
  3. Calon debitur menyalurkan gajinya di Bank Mandiri dengan minimal penghasilan Rp5.000.000 per bulan.
  4. Kelengkapan dokumen:
  • Fotocopy KTP pemohon beserta istri/suami (jika ada).
  • Fotokopi NPWP
  • Fotokopi e-KTP
  • Dokumen slip gaji dan dokumen agunan.

Biaya-biaya

  1. Provisi.
  2. Administrasi.
  3. Premi asuransi jiwa dan kerugian.
  4. Pengikatan Agunan.
  5. Taksasi Agunan.
  6. Notaris.
  7. Balik Nama.

*Syarat dan ketentuan berlaku

KPR Mandiri Milenial 8 persen Lebih Besar Limit Kredit Karena Memahami Kendala Milenial

Pentingnya berinvestasi di sektor properti dianggap belum disadari sepenuhnya oleh kalangan Milenial Indonesia. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Properti Hendro S. Gondokusumo memaparkan bahwa disinyalir ada banyak alasan yang melatarbelakangi kurangnya minat untuk memiliki hunian sendiri di kalangan ini.

Di antaranya adalah persepsi di kalangan generasi milenial bahwa membeli properti itu adalah suatu hal yang mustahil dan dipenuhi sederet kendala seperti: dana besar, proses ribet, kekhawatiran penipuan, sehingga akhirnya tidak lagi menjadi penting di mata mereka.

Apatisme ini sangat disayangkan karena pada faktanya, seiring dengan perkembangan inovasi di kalangan pengembang properti, perbankan, dan teknologi, membeli properti bukanlah sebuah mission impossible!

Solusi Kekhawatiran Perlu Modal Besar

Kalangan Milenial merasa membeli rumah adalah hal yang sulit karena besarnya biaya hidup tidak seimbang dengan penghasilan, ditambah kenaikan harga rumah lebih cepat ketimbang kenaikan gaji.

Namun, seperti pula halnya produk investasi lain, ada banyak skema pembiayaan untuk membeli rumah, asalkan hal yang terpenting telah dilakukan oleh kalangan Milenial, yaitu menyusun rencana keuangan yang tepat, demi terwujudnya impian.

Contoh:

Bondan ingin membeli sebuah rumah seluas 60m2 dan luas tanah 90m2 seharga Rp400 juta di Kota Depok, Jawa Barat. Sebagai  karyawan swasta berpenghasilan Rp8.500.000 per bulan dan berbekal uang muka Rp160 juta, ia diperkirakan akan bisa memiliki rumah tersebut di usia 26 tahun.

Maka sejak bekerja di usia 21 tahun dengan pendapatan awal sekitar Rp5 juta/bulan, Bondan mulai menyisihkan sekitar 30 persen dari gajinya untuk mempersiapkan uang muka kredit rumah. Dalam waktu 5 tahun Bondan akhirnya mampu memiliki rumah, sejalan dengan kenaikan jabatan dan penghasilannya. 

Ini adalah salah satu pembuktian bahwa kalangan Milenial mampu berpikir taktis dalam menyusun rencana keuangan dan optimisme kuat untuk memiliki rumah idaman. Ditambah pula dengan gerakan

Pemerintah dan sejumlah pengembang sudah banyak membantu penyediaan hunian dengan harga terjangkau, seperti rumah subsidi atau hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) di beberapa stasiun KRL atau MRT.

Kalangan milenial harus secepatnya mengambil keputusan untuk membeli hunian, sebelum usia terlanjur lanjut dan banyak tanggungan. Semakin muda usia saat membeli rumah, maka semakin ringan beban cicilannya ke depan.

Namun jangan lupa untuk juga memperhitungkan dan menyediakan dana perawatan, karena rumah tidak dapat terus bertahan mulus di bawah terjangan cuaca sepanjang 15 tahun masa pelunasannya!

Solusi Tidak Sanggup Bayar DP-nya

Pemerintah telah menurunkan besaran uang muka hingga 15 persen untuk pembelian rumah pertama karena memahami kesulitan kalangan Milenial menyediakan uang muka.

Banyak pengembang yang memberikan promo uang muka hingga 5 persen atau bisa dicicil. Kalangan Milenial bisa memanfaatkan skema pembiayaan KPR bank komersial maupun BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK).

Solusi Anggapan Investasi Tidak Likuid

Perlu waktu agar sebuah rumah bisa menjadi mesin uang dengan pertimbangan faktor lokasi dan harga pasar, sehingga tidak dapat langsung dicairkan menjadi uang setiap saat. Bagaimanapun, sebelum ekonomi dunia dilanda krisis akibat pandemi covid-19, rumah merupakan salah satu investasi yang tergolong aman dengan kenaikan harga cenderung stabil sekitar 50 persen dalam 2 tahun.

Perlu diingat, investasi rumah harus ditempatkan dalam konteks jangka panjang asalkan pertumbuhan ekonomi bertahan di atas 5 persen per tahun.

Solusi Takut Berutang

Ketakutan tidak bisa membayar adalah kecemasan yang sama sekali tidak berasalan selama seseorang masih mempunyai gaji. Namun memang penting untuk mencermati risiko dan keuntungan yang ditawarkan oleh setiap pengembang dan bank sebelum membeli rumah. Manfaatkan fasilitas KPR atau KPA perbankan, terutama saat bunga kredit cenderung turun.

Solusi Proses Ribet

Para pengembang pada umumnya akan sangat membantu dan memfasilitasi berbagai macam pengurusan dokumen dalam pembelian rumah. Berbagai marketplace properti saat ini juga ikut terjun mendorong lancarnya proses pencarian, penyeleksian, pengambilan keputusan, hingga tahapan penyiapan kelengkapan dokumen.

Solusi Takut Penipuan

Yang wajib dilakukan adalah memperbanyak perolehan informasi akurat dan legal. Pastikan untuk mengetahui berbagai macam skema dan konsekuensi terburuk dari sebuah pilihan, hindari tergiur janji-janji tidak jelas, seperti harga unit terlampau murah atau diskon besar-besaran. Berpeganglah sebanyak mungkin pada fakta nyata, bukan sekedar konsep, dan verifikasi semua informasi tentang rumah yang ingin dibeli.

Solusi Prinsip You Only Live Once

Bagi sebagian besar kalangan Milenial, kebutuhan utama adalah pengalaman dan gaya hidup seperti fashion, kuliner, traveling, pendidikan, dan komunitas, bukan punya rumah. Namun jika tidak dicicil sejak muda, saat berusia 40 tahun nanti situasi keuangan tidak lagi memungkinkan untuk membeli rumah.

Hal ini dikarenakan rentang masa produktivitas seseorang tak lagi cukup panjang untuk mencicil harga rumah yang saat itu pastinya sudah akan semakin mahal. Maka, kepemilikan rumah juga erat dengan kaitannya dengan kebebasan finansial.

Nah, mumpung kamu masih semuda Bondan, buruan deh susun rencana keuangan jangka panjangmu, dan mulailah berinvestasi pada rumah, agar di masa dewasamu nanti nggak pusing kehabisan uang ngontrak sana-sini! Jangan lupa juga untuk terus perkaya portfolio invetasimu dengan investasi yang berintegritas, fleksibel dan menguntungkan seperti reksa dana di Ajaib.

Aplikasi Ajaib ini mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000, menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta diawasi penuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk itu, Ajaib tetap jadi pilihan cerdas untuk kaum milenial.

Artikel Terkait