Perencanaan Keuangan

Peran Penting Leverage dalam Meraih Omzet Bisnis

Leverage

Ajaib.co.id – Ketika mendengar istilah leverage, apa sih yang terlintas di pikiranmu? Salah satu yang paling terbayang mungkin adalah serial televisi Korea yang ditayangkan oleh TV Chosun pada 13 Oktober tahun 2019 lalu. Namun sebenarnya, istilah ini sendiri merujuk pada strategi keuangan yang kerap diterapkan dalam dunia usaha.

Akhir tahun lalu, drama Korea berjudul Leverage yang dibintangi oleh Lee Dong-gun, Jeon Hye-bin, Kim Sae-ron, Kim Kwon dan Yeo Hoe-hyun. Serial dengan genre kriminal drama itu mengisahkan karakter bernama Lee Tae Joon, Roy Ryu dan Hwang Soo Kyung yang tergabung dalam tim untuk meringkus para penjahat.

Namun tahukah kamu bahwa istilah leverage yang diartikan sebagai pengaruh ini sudah lebih dulu digunakan di kalangan pebisnis dan investor? Maknanya adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk menggunakan aset dan / atau dana yang memiliki beban tetap (utang dan atau saham khusus) untuk mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan.

Sedangkan leverage dalam forex artinya perbandingan antara besaran modal trader dengan besaran dana yang dipinjamnya dari broker di akun tradingnya. Kaitannya kemudian dengan margin call, margin trading untuk memahami besar leverage itu sendiri.

Kali ini kita akan membahas lebih jauh soal makna istilah ini dalam dunia bisnis. Yuk simak penjelasan di bawah ini.

Pengertian dan Jenis-Jenis Leverage, Bukan Judul Drama Korea Lho

Istilah leverage biasa digunakan oleh perusahaan, termasuk perusahaan sektor keuangan. Apa artinya? Leverage dalam bisnis berarti menggunakan dana, aset perusahaan, atau utang untuk membiayai pembelian inventaris, peralatan, dan aset lainnya. Tujuannya agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Misalnya dana sebesar Rp2 miliar dialokasikan untuk kebutuhan modal proyek terbaru agar keuntungannya lebih optimal. Di sisi lain, istilah ini juga diartikan strategi investasi dengan menggunakan uang pinjaman untuk meningkatkan return atau imbal hasil. Makna lainnya adalah adalah penggunaan utang (modal pinjaman) untuk berinvestasi atau mengerjakan proyek perusahaan.

Tujuannya apalagi kalau bukan untuk melipatgandakan potensi pengembalian dari suatu proyek. Pada saat yang sama, leverage juga akan menggandakan potensi penurunan risiko, jika investasi tidak berjalan lancar.

Berikut adalah pengertian leverage dari kacamata para ahli:

Menurut Sartono (2008)

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sumber dana) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (fixed cost) dalam rangka meningkatkan potensi keuntungan pemegang saham.

Menurut Irawati (2006)

Leverage adalah kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal menginvestasikan dana atau memperoleh sumber dana disertai dengan beban / biaya tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Menurut Sjahrial (2009: 147)

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (biaya tetap) berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena mereka memiliki bunga sebagai beban tetap untuk meningkatkan potensi keuntungan pemegang saham.

Jenis leverage

Leverage memiliki tiga jenis. Mereka adalah:

a. Leverage Operasi

Leverage operasi atau Operating Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan fixed cost. Tujuannya untuk memperbesar pengaruh volume penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT). Hal ini bisa juga diartikan, biaya tetap operasional berpengaruh pada kesanggupan perusahaan untuk menutup biaya tersebut.

Tujuan leverage operasi adalah mengetahui laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan memperoleh target penjualan minimal agar perusahaan tidak merugi. Leverage operasi adalah seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional (Hanafi, 2004:327). Menurut Syamsuddin (2001:107), leverage operasi adalah kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT).

Jenis ini timbul sebagai suatu akibat dari adanya beban-beban tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka perusahaan tersebut menggunakannya. Dengan menggunakan operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.

Beban tetap operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap misal gaji karyawan. Sebagai kebalikannya adalah beban variabel operasional. Contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja yang dibayar berdasarkan produk yang dihasilkan.

Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk menutup biaya tersebut. Dengan kata lain pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Besar kecilnya dihitung dengan DOL (Degree of operating leverage) yang dirumuskan sebagai berikut:

Rumus Leverage Operasi (operating leverage)

Analisis jenis operasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian

b. Leverage keuangan

Leverage keuangan digunakan untuk menerapkan kebijakan perusahaan yang ingin memperoleh modal pinjaman dari luar. Tujuannya agar perusahaan dapat membiayai kegiatan usaha sekaligus meningkatkan laba, serta menanggung beban tetap. Cara ini muncul karena kewajiban keuangan perusahaan yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dibayarkan. Pembayarannya pun tak melihat EBIT yang sudah dicapai oleh perusahaan.

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2008:263).

Kebijakan perusahaan mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari bidang manajemen keuangan, merupakan penerapannya di mana perusahaan membiayai kegiatannya dengan menggunakan modal pinjaman serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk meningkatkan laba per lembar saham.

Besar kecilnya jenis finansial ini dihitung dengan DFL (Degree of financial leverage). DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan tertentu dari EBIT. Makin besar DFL nya, maka makin besar risiko finansial perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar. DFL (Degree of financial leverage) dirumuskan sebagai berikut:

Rumus Leverage Keuangan (Financial Leverage)

DFL yang besar menunjukkan bahwa perubahan tingkat EBIT akan menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan per lembar saham (EPS). Beban tetap bunga ini pada kenyataannya dapat berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya deviden untuk saham preferen yang mempunyai beban pembayaran tetap setelah perhitungan sebelum pajak.

c. Leverage gabungan

Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa (Sartono, 2008:267)

Seperti namanya, versi gabungan ini terjadi bila perusahaan mempunyai versi operasi dan versi keuangan dalam kegiatan usaha. Tujuannya tentu untuk meningkatkan laba buat pemegang saham. Praktik gabungan di perusahaan terjadi jika investor menggunakannya untuk meningkatkan pengembalian yang dapat dialokasikan ke investasi.

Mereka meningkatkan investasi dengan menggunakan berbagai instrumen yang mencakup opsi, kontrak berjangka, dan margin. Perusahaan bisa menggunakan leverage untuk membiayai aset mereka. Dengan kata lain, daripada menerbitkan saham untuk meningkatkan modal, perusahaan justru menggunakan pembiayaan utang buat investasi (dalam kegiatan usaha). Hal ini dilakukan agar nilai pemegang saham semakin meningkat.

Peran Pentingnya dalam Kesuksesan Bisnis

Strategi ini diterapkan semata-mata untuk mendapatkan hasil terbaik dalam dunia bisnis. Meski demikian penggunaannya bisa berdampak negatif. Karena penerapan memang tak seindah yang direncanakan.

Apabila investor menggunakannya untuk berinvestasi, tetapi hasil investasi merah atau tidak untung. Yang terjadi adalah ia mengalami kerugian yang jauh lebih besar daripada tidak investasi. Hal itu berlaku sebaliknya. Perusahaan dapat menggunakan leverage, supaya kekayaan pemegang saham semakin bertambah. Kalau gagal, perusahaan harus menanggung beban bunga dan risiko kredit default yang merugikan nilai pemegang saham.

Sedangkan dalam perdagangan forex (foreign exchange) atau pertukaran mata uang asing, hal ini merupakan penggunaan dana untuk meningkatkan potensi return. Untuk lebih jelasnya, simak ilustrasi berikut ini.

Aldi mempunyai uang USD1 juta untuk trading forex regular. Tetapi kali ini, ia ingin melipatgandakan untung dengan menggunakan leverage 1:10. Jadi ia harus menyetorkan uang trading USD10 juta. Tetapi karena hanya memiliki USD1 juta, sisa dana untuk trading akan ditanggung oleh broker terlebih dahulu. Jika untung, Aldi pun untung. Jika tidak, Aldi harus mengganti sisa dana pinjaman tersebut.

Ada cara lain dalam berinvestasi. Kamu bisa menanamkan modalmu di portofolio reksa dana. Di platform digital reksa dana, Ajaib, kamu bisa investasi sesuai tujuanmu.

Artikel Terkait