Bisnis & Kerja Sampingan, Dunia Kerja

Leverage Adalah Pemanfaatan Aset Perusahaan, Ini 3 Jenisnya

Ilustrasi artikel Ajaib mengenai Leverage

Ajaib.co.id – Leverage adalah pemanfaatan aset serta sumber keuangan oleh perusahaan yang mempunyai biaya tetap dengan maksud supaya menaikkan laba potensial pemegang saham.

Istilah ini juga bisa dimaknai sebagai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menggunakan memanfaatkan aktiva dan/atau keuangan yang memiliki tanggungan tetap. Seperti utang atau saham istimewa dengan tujuan merealisasikan tujuan perusahaan demi memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan.

Apa itu Leverage?

Leverage merupakan penggunaan dana pinjaman untuk meningkatkan potensi imbal hasil atau return dari investasi. Leverage dalam forex biasanya ditampilkan dalam bentuk proporsi tertentu, seperti 1:25, 1:50, 1:100, 1:200, 1:1000, dan seterusnya. Proporsi ini mengartikan besaran modal atau margin yang dibutuhkan perusahaan untuk mendapatkan dana pinjaman tertentu dalam bertrading.

Menurut Sartono, Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap atau fixed cost dalam rangka meningkatkan potensi keuntungan pemegang saham. Inilah yang membuat kamu wajib mengetahui Leverage lebih jauh ketika ingin mulai trading forex.

Jenis Leverage

Terdapat 3 jenis leverage, yaitu operasi, keuangan, dan gabungan. Di bawah ini merupakan ulasan dari ke-3 jenis dari pemanfaatan aset tersebut.

a. Leverage Operasi (Operating Leverage)

Leverage operasi adalah seberapa banyak perusahaan memanfaatkan tanggungan tetap operasional. Operating leverage muncul karena dampak adanya tanggungan tetap dalam operasional perusahaan. Perusahaan yang mempunyai dana operasi tetap, akan memanfaatkan aset yang dimiliki. Dengan memanfaatkan operasi ini. Maka perusahaan memiliki harapan jika perubahan pada penjualan bakal membuat perubahan keuntungan sebelum pajak serta bunga menjadi lebih besar.

Beban atau tanggungan tetap operasional itu rata-rata berasal dari anggaran depresiasi atau biaya penyusutan, marketing, dana produksi, dan biaya yang bersifat permanen lain seperti gaji karyawan. Sementara untuk kebalikannya disebut dengan tanggungan variabel operasional. Misalnya, dana tenaga kerja yang metode pembayarannya bersumber pada hasil produk.

Leverage operasi merupakan salah satu efek biaya tetap operasional pada kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya-biaya ini. Kesimpulannya, biaya ini merupakan pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Untuk menentukan ukuran leverage operasi, kamu bisa menghitungnya dengan rumus DOL (Degree of operating leverage) sebagai berikut:

DOL = persentase perubahan EBIT : persentase perubahan penjualan

Analisis leverage operasional dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sensitif pendapatan operasional terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimum yang harus diperoleh perusahaan agar tidak mengalami kerugian.

b. Leverage Keuangan (Financial Leverage)

Jenis satu ini bisa diartikan sebagai pemanfaatan sumber modal yang mempunyai tanggungan tetap. Dengan beranggapan bahwa bakal memberikan tambahan laba yang lebih banyak dibandingkan dengan tanggungan tetapnya. Maka bakal meningkatkan laba yang ada untuk pemegang saham.

Prosedur perusahaan memperoleh dana pinjaman dari luar dilihat dari sektor manajemen keuangan. Hal itu adalah pelaksanaan finansial pada saat perusahaan mendanai kegiatannya. Dengan memanfaatkan dana pinjaman dan menanggung tanggungan atau beban tetap yang memiliki tujuan untuk menaikkan keuntungan per lembar saham.

Pemanfaatan sumber dana oleh perusahaan ini muncul disebabkan adanya tanggung jawab keuangan yang bersifat tetap yang wajib dikeluarkan perusahaan. Tanggung jawab keuangan yang sifatnya tetap tersebut tidak akan berubah jika ada perubahan tingkat EBIT (Earning Before Interest and Taxes). Atau pendapatan sebelum bunga dan pajak.

Selain itu juga perlu dibayar tanpa memperhitungkan besarnya tingkat EBIT yang diperoleh perusahaan. Besar kecilnya leverage keuangan dihitung menggunakan DFL (Degree of financial leverage).

DFL akan mengindikasikan sejauh mana perubahan EPS disebabkan perubahan tertentu dari EBIT. Jika DFL nya semakin besar, maka risiko keuangan perusahaan itu juga semakin besar. Perusahaan yang memiliki DFL besar merupakan perusahaan yang memiliki utang dalam skala lebih tinggi.

Rumus DFL yang bisa kamu gunakan adalah sebagai berikut.

DFL = persentase perubahan EPS: persentase perubahan EBIT

Ketika hasil DFL besar, hal ini berati menjelaskan jika perubahan tingkat EBIT dapat mendatangkan perubahan besar pada keuntungan bersih atau penghasilan per lembar saham.

Faktanya, tanggungan tetap bunga ini bisa dalam bentuk beban seluruh utang atau obligasi yang ada. Selain itu, dapat juga dalam bentuk biaya deviden untuk saham preferen yang memiliki tanggungan tagihan tetap setelah perhitungan sebelum pajak.

c. Leverage Gabungan (Combination Gabungan)

Menurut Sartono, 2008:267. “Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik baik operating leverage maupun financial leverage. Dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa”.

Combination leverage adalah reaksi adanya perubahan penjualan kepada perubahan keuntungan setelah pajak. Untuk mengukur dampak perubahan penjualan secara langsung kepada perubahan untung rugi pemegang saham melalui Degree of Combine Leverage (DCL).

Hal itu dijelaskan sebagai bagian dari perubahan perolehan per lembar saham yang diakibatkan bagian perubahan pada unit yang terjual. 

Risiko Leverage dalam Forex

Setelah kamu mengetahui apa itu leverage dan jenis-jenisnya, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa mereka bisa memanfaatkan leverage paling besar untuk mendapatkan keuntungan lebih besar dalam trading forex. Namun, ini keliru, terdapat 2 (dua) risiko leverage yang harus kamu ketahui sebagai trader, apa saja itu?

1. Leverage Semakin Besar, Maka Makin Sulit Profit

Semakin besar leverage, maka semakin sulut juga bagi kamu untuk mendapatkan keuntungan dari trading forex. Kenapa seperti itu? Oerlu diketahui, modal awal kamu untuk trading tadi telah diperbesar dengan leverage. Bersamaan dengan itu, profit yang diperoleh juga akan disesuaikan secara proporsional dengan leverage.

Sehingga, semakin besar leverage yang digunakan, maka nilai keuntungan riil yang kamu dapatkan akan semakin rendah. Keuntungan pips dari satu transaksi boleh jadi kelihatannya banyak, namun konversi nilai pips menjadi Dolar AS akan menjadi rendah. Jadi, cobalah untuk memilih leverage yang sedang-sedang saja.

2. Leverage Makin Besar, Beban Psikologis Bertambah

Seiring besarnya dana yang bisa ditradingkan, diharapkan makin besar juga potensi profit dan keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Namun kenyataannya, dalam dunia investasi keuangan berlaku “high return, high risk”, di mana semakin besar peluang return, semakin besar juga risiko yang mungkin didapatkan, dan ini juga berlaku dalam penggunaan leverage.

Trading dengan dana yang sudah di-leverage bisa mengaburkan perhitungan loss dan profit kamu. Pasalnya, saat kamu selesai bertrading, maka dana leverage itu akan ditarik secara proporsional dengan perhitungan profit dan loss-nya. Jika kamu tidak memahami permasalahan ini, bisa-bisa kaget dan bertanya-tanya saat menghadapi jumlah profit yang lebih rendah atau loss yang lebih tinggi dari perkiraan.

Dengan kata lain, meskipun leverage menjadi salah satu fitur yang menguntungkan bagi trader, ini tetap ada risikonya. Yautu kerugian yang dialami saat trading menggunakan leverage bisa jadi lebih besar dibanding apa yang bisa ditanggung trader. Situasi tidak terkendali ini kemungkinan terjadi ketika kamu menggunakan leverage terlalu besar seperti 1:1000 atau 1:2000.

Jadi, sebelum kamu menggunakan leverage ketika ingin berinvestasi trading atau saham. Pastikan kamu memahami leverage dan menggunakan rasio leverage yang sedang-sedang saja.

Artikel Terkait