Properti

Pentingnya Memahami Jenis dan Cara Hitung Bunga KPR

Ajaib.co.id – Suku bunga KPR adalah salah satu yang paling penting untuk dipertimbangkan ketika kamu mengajukan pembiayaan ke bank. Jangan sampai keinginan untuk membantu pembelian rumah malah berakhir jadi masalah karena bunga terlalu tinggi. Pastikan produk KPR yang kamu ambil sesuai dengan kapasitasmu.

Milenial kesulitan untuk membeli rumah adalah fakta yang tak terbantahkan. Dengan harga lahan dan properti yang melonjak, rasanya dana untuk beli rumah mustahil dikumpulkan. Namun bukan berarti mustahil bisa mendapatkan hunian pribadi.

Ada banyak cara untuk memiliki rumah pribadi yang diidam-idamkan. Salah satu cara yang paling mudah saat ini ialah membeli rumah dengan cara KPR. Namun, dengan KPR ini, kamu akan bertemu dengan yang namanya bunga KPR.

Kamu bisa memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mewujudkan keinginan ini. Agaknya milenial sendiri sudah menyadari bahwa cicilan KPR adalah solusi terbaik. Terlebih lagi saat ini tersedia banyak jenis KPR dengan varian uang muka dan bunga KPR-nya. Pemerintah juga menyediakan KPR subsidi guna menopang program sejuta rumah.

Hanya saja memang masih banyak yang belum memahami benar syarat dan ketentuan yang diberlakukan. Perhitungan bunga KPR ini bisa dikatakan menjadi pertanyaan yang paling sering diajukan oleh peminjam saat ingin membeli rumah. Sebab, dengan memahami dan memperhatikan perhitungan bunga KPR ini akan menentukan besarnya cicilan yang dibayarkan.

Selain itu, ada pula biaya-biaya yang juga harus diperhitungkan agar kamu mendapatkan gambaran jelas akan beban keuanganmu di masa depan ini. Pasalnya, KPR sendiri merupakan kredit jangka panjang berkisar 20 tahun sehingga ini adalah keputusan yang amat besar. Berbeda dari hutang kartu kredit, jenis pinjaman ini menguncimu dalam waktu yang lama.

Jangan sampai kamu salah langkah sehingga membuat menderita di kemudian hari. Kamu bekerja keras untuk bisa mengumpulkan uang muka karena itu pilihlah yang paling bijaksana dari segi keuangan. Salah satu aspek terpenting adalah bunga KPR yang kamu ambil.

2 Jenis Bunga KPR yang Paling Sering Ditawarkan Perbankan

Pada dasarnya, ada 2 jenis bunga KPR yang paling sering ditawarkan oleh perbankan kepada nasabahnya. Baik KPR rumah baru, rumah bekas maupun KPR take over akan ditawarkan skema tersebut. Kedua jenis tersebut ialah bunga tetap (fixed) dan bunga mengambang (floating).

Apa perbedaanya? Berikut penjelasan singkat terkait kedua hal di atas.

1. Bunga tetap

Bunga tetap artinya bunga tidak akan berubah selama jangka waktu kredit atau dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Dengan bunga tetap, debitur akan membayarkan bunga dengan besaran yang sama selama jangka waktu yang sudah disepakati.

Sebagai contoh, jika pada awal perjanjian kredit telah disepakati bunga sebesar 10 persen, maka selama jangka waktu yang sudah ditentukan suku bunga yang berlaku tetap 10 persen. Dengan kata lain, jika menggunakan bunga tetap, apapun perubahan dalam bunga pasar tidak akan mempengaruhi besaran bunga pinjaman.

2. Bunga mengambang

Maksud dari bunga mengambang ialah bunga kredit yang bisa berubah sewaktu-waktu selama jangka waktu kredit yang sudah ditentukan. Dengan bunga mengambang, besaran bunga yang harus dibayar akan berubah-ubah sesuai dengan tingkat bunga yang sudah ditentukan oleh bank.

Umumnya, bank menetapkan besaran suku bunga mengambang setiap bulan dan akan memberitahukan ke debitur secara tertulis saat terjadi perubahan suku bunga. Bunga mengambang ini ditetapkan dengan mengikuti kondisi bunga pasar. Jika bunga pasar berubah, maka bunga KPR mengambang juga akan ikut berubah.

Perhitungan Bunga

Secara umum, ada dua metode dalam menghitung bunga KPR, yakni efektif dan flat. Dalam metode efektif, bank akan menghitung bunga berdasarkan saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Untuk jumlah bunga didapatkan dari perkalian tingkat suku bunga dengan sisa pokok pinjaman yang ada.

Dengan metode ini, peminjam akan membayar jumlah bunga yang terus menurun setiap tahunnya karena setiap saldo pokok pinjaman akan berkurang seiring dengan pembayaran cicilan. Namun biasanya metode efektif ini sudah dimodifikasi dengan metode annuitas yang mengatur supaya jumlah angsuran pokok dan bunga yang dibayar sama setiap bulan.

Dalam pembayaran angsuran ini terdapat komponen pokok dan bunga, di mana dengan metode annuitas ini jumlah pembayaran pokok dan bunga akan disesuaikan sedemikian rupa sehingga jumlah totalnya tetap sama setiap bulan.

Sementara, dalam metode flat, bank menghitung bunga berdasarkan pokok pinjaman awal. Dengan metode ini, peminjam akan membayar jumlah bunga yang tetap sama setiap bulan karena pokok pinjaman yang jadi faktor pengali bunga tidak berubah.

Dengan kata lain, jumlah total pembayaran dari pokok dan bunga setiap bulan sama besarnya. Bagi sebagian orang, sistem ini dianggap lebih berat. Meski demikian, tidak ada salahnya mengambil bunga KPR ini kalau kamu merasa lebih sesuai dengan kondisimu. Yang penting dipahami, metode perhitungan bunga ini akan sangat mempengaruhi besar kecilnya angsuran bunga yang harus dibayar.

Bunga Kredit Rumah di Indonesia Masih Belum Ideal

Besaran bunga KPR menjadi salah satu yang paling disimak oleh masyarakat. Harapannya, angkanya bisa ditekan serendah mungkin. Dibandingkan benefit berupa asuransi jiwa atau produk keuangan lainnya, rasanya penurunan bunga KPR dianggap jauh lebih meuntungkan.

Suku bunga yang berlaku di setiap bank untuk pengajuan KPR sendiri berbeda-beda. Namun kisarannya ada di angka 9% sampai dengan 10% per tahun. Nyatanya, besaran bunga ini masih dianggap belum ideal. Survey dari Bank Indonesia membuktikan suku bunga kredit rumah yang dinilai masih terlalu tinggi.

Meskipun rata-rata suku bunga KPR pada kuartal II 2020 mengalami penurunan menjadi 8,92% dari sebelumnya 9,12%. Angka ini dinilai masih cukup tinggi terutama untuk konsumen rumah tipe kecil dan menengah.

Memang dari sisi konsumen fasilitas KPR tetap menjadi sumber pembiayaan utama dalam melakukan pembelian properti residensial. Hasil survei mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen menggunakan fasilitas KPR sebanyak 78,41% untuk membeli properti residensial, tunai bertahap 16,22% dan membeli secara tunai 5,37%.

Meski demikian, praktisi perbankan sendiri menilai ada tren penuruan bunga KPR yang cukup signifikan. Menurut Ignatius Susatyo, EVP Consumer Loan PT Bank Mandiri Tbk sejak kuartal II 2020 perseroan sudah memangkas bunga KPR. Akan tetapi, memang tidak terlalu masif lantaran kala itu pihaknya masih mengutamakan restrukturisasi kredit lebih dahulu. 

Bunga yang berlaku saat ini dianggap sudah ada di bawah rata-rata pasar. Bank Mandiri saat ini sudah punya bunga tetap yang terbilang rendah. Semisal, untuk KPR satu tahun berupa bunga fix 4,59% dan tiga tahun berupa bunga fix 5,69%. 

Sementara untuk bunga floating, rata-rata sudah turun sekitar 1%-1,5% dalam beberapa bulan terakhir, tergantung dari jenis KPR. Untuk rumah baru turunnya lebih besar sedangkan untuk rumah bekas lebih kecil dan multiguna tidak terlalu banyak turun.

Melihat perkembangan bunga kredit di Indonesia, Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman menjelaskan ruang penurunan bunga kredit sangat terbuka. Hal ini dipicu oleh sudah berlimpahnya likuiditas, terutama di Pasar Uang Antar Bank (PUAB).

Ia memberikan contoh suku bunga reverse repo 1 bulan sebesar 3,6% yang sudah di bawah bunga acuan BI. Bila tren ini terus berlanjut, maka hal itu dapat memicu menurunnya biaya dana perbankan dan membuka peluang penurunan bunga kredit perbankan. 

Tentu saja penurunan bunga KPR ini akan menjadi angin segar bagi banyak milenial bukan?

Artikel Terkait