Saham

Pengaruh Harga Dollar Terhadap Pasar Modal dan Tipsnya

Ajaib.co.id – Apa saja pengaruh harga dollar terhadap pasar modal di Indonesia? Walaupun tidak secara langsung, volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dapat memengaruhi indeks harga saham di pasar modal.

Ketika harga dollar bergejolak, banyak sektor bisnis yang akan mengalami dampaknya. Terutama untuk sektor-sektor industri yang berkaitan langsung dengan aktivitas ekspor impor. Harga rupiah yang melemah menjadi kendala tersendiri bagi para pelaku bisnis.

Banyak pendapat mengatakan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat merupakan sentimen negatif bagi pergerakan IHSG. Pengaruh harga dollar terhadap pasar modal dianggap cukup dominan. Benarkah demikian?

Belajar dari Krisis Ekonomi yang Telah Terjadi

Indonesia telah mengalami beberapa kali krisis moneter dan berhasil bangkit kembali. Untuk mengetahui pengaruh harga dollar terhadap pasar modal di Indonesia, kita dapat memelajari apa yang terjadi pada berbagai sektor bisnis ketika terjadi krisis ekonomi.

Kita ambil contoh kasus krisis ekonomi yang terjadi pada Tahun 2015. Saat itu rupiah mengalami depresiasi cukup dalam. Hal ini merupakan dampak dari adanya normalisasi suku bunga acuan yang dilakukan Federal Reserve selaku bank sentral di AS.

Rupiah mengalami depresiasi sebesar 11,35% terhadap harga dollar AS sepanjang tahun 2015. Pada periode akhir 2014 sampai akhir september 2015, IHSG turun hingga 21,2%. Sedangkan returndari obligasi naik sebesar 175 bps.

Bursa saham dan obligasi berangsur-angsur menguat setelah tekanan terhadap nilai tukar rupiah mereda. Ekonomi pun secara perlahan kembali bangkit. Kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada saat itu.

Secara teori, dengan terjadinya pelemahan rupiah sebenarnya berpotensi mendongkrak pemasukan dari ekspor. Namun yang terjadi adalah harga dollar pun menguat terhadap mata uang negara-negara lainnya.

Hal ini menyebabkan daya beli terhadap produk-produk impor dari negara mitra dagang di negara-negara lain pun ikut menurun. Hal ini sangat wajar karena sebagian besar perdagangan internasional menggunakan mata uang dollar AS.

Perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor mengalami tekanan dan kinerja keuangannya menurun. Banyak inventor yang melepas saham perusahaan-perusahaan ini sehingga harganya pun terkoreksi semakin dalam.

Selanjutnya, pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat adalah turut anjloknya harga komoditas karena aktivitas industri di dunia sedang melambat. Kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan menurun dan harga sahamnya mengalami tekanan.

Ketika harga komoditas menurun, maka saham-saham emiten pertambangan kemungkinan dilepas oleh pelaku pasar untuk menghindari kerugian yang semakin besar. Padahal, penguatan IHSG banyak didukung oleh saham-saham pertambangan.

Selain itu, sektor perbankan sebagai pihak yang menyalurkan kredit juga mengalami kendala terkait melemahnya menguatnya harga dollar. Menurunnya daya beli masyarakat berdampak pada lesunya geliat ekonomi. Para pelaku usaha mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjamannya dari bank.

Pelemahan rupiah juga dapat mendorong laju inflasi karena biaya impor menjadi lebih mahal dan harga-harga barang naik. Meningkatnya inflasi ini merupakan sesuatu yang sulit dihindari akibat adanya krisis ekonomi.

Kondisi IHSG yang tertekan karena adanya sentimen negatif dari volatilitas nilai tukar rupiah biasanya tidak berlangsung lama. Selama emiten-emiten di pasar modal Indonesia memiliki fundamental keuangan yang kuat dan kinerja yang baik, maka dapat berangsur-angsur pulih.

Justru investor dapat memanfaatkan apapun peluang yang terjadi di pasar modal. Baik ketika harga rupiah menguat maupun mengalami depresiasi. Kita perlu mengetahui tips menghadapi apapun pengaruh harga dollar terhadap pasar modal.

Tips Inventasi Saham Saat Rupiah Bergejolak

Ketika terjadi krisis moneter dan berpengaruh terhadap penurunan IHSG, maka hal pertama yang perlu diingat adalah jangan panik. Banyak orang salah mengambil keputusan saat dalam keadaan panik. Oleh karena itu, sebagai investor kita harus tetap tenang dan berpikir jernih untuk menemukan solusi yang tepat.

Saat IHSG terus mengalami koreksi sampai dalam, yang perlu dilakukan adalah mencari fakta selengkap mungkin tentang kondisi yang sedang terjadi. Kemudian lakukan analisis apa yang menyebabkan terjadinya krisis dan prediksi berapa lama ekonomi dapat pulih kembali. Jangan terburu-buru melakukan panic selling maupun panic buying.

Saham-saham yang memiliki fundamental perusahaan yang kuat dan manajemen yang baik tentu akan dapat pulih lebih cepat. Turunnya harga saham-saham bagus ini bisa dianggap sebagai diskon. Kita bisa mengambil peluang ini dengan membeli saham-saham pilihan dengan harga di bawah harga wajar.

Investor asing pun tidak semuanya keluar secara serentak menarik dananya dari pasar modal. Ada juga investor asing yang melihat melemahnya nilai tukar rupiah sebagai peluang untuk menambah koleksi saham yang dimiliki.

Justru ketika ekonomi lesu, pasar modal hadir memberikan harapan untuk memperoleh keuntungan. Orang-orang yang sebelumnya berjualan atau bekerja sebagai karyawan, mungkin yang tiba-tiba menjadi pengangguran. Maka bisa jadi banyak investor saham baru yang bermunculan dan jumlah transaksi di bursa saham meningkat.

Terjadinya kenaikan dan penurunan harga saham sangat wajar terjadi. Dari krisis ekonomi sebelumnya yang berdampak kepada IHSG kita dapat belajar bahwa ke depannya tentu IHSG bisa bangkit kembali.

Jangan lupa untuk tetap lakukan diversifikasi. Hampir semua sektor bisnis penuh ketidakpastian saat terjadinya krisis ekonomi. Oleh karena itu, jangan menempatkan semua dana investasi yang dimiliki hanya pada satu instrumen saja.

Besar atau kecilnya pengaruh harga dollar terhadap pasar modal di Indonesia, sebaiknya kita melakukan evaluasi kembali terhadap strategi investasi selama ini. Jika ada yang kurang tepat dapat segera disesuaikan agar dapat tetap meraih keuntungan di masa bergejolaknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Artikel Terkait