Rumah Tangga Masa Kini

Nilai Uang, Penting untuk Menanamkan Pemahamannya Sejak Dini

Ajaib.co.id – Tidak sedikit orang tua yang menjawab seadanya bila ditanya oleh anaknya tentang nilai uang.

“Kamu masih kecil”, “Ini bukan urusan kamu, nak”, atau ungkapan sejenis sering terdengar dari orang tua ketika ditanya oleh anaknya terkait uang. Padahal, membesarkan anak juga berarti membuatnya ‘melek’ finansial sejak dini.

Alasan sebagian orang tua enggan mengajarkan anaknya tentang nilai uang sejak dini cukup masuk akal. Beberapa orang tua khawatir si kecil nantinya akan mengukur sesuatu hanya berdasarkan materi.

Pemikiran sejumlah orang tua seperti itu bertolak belakang dengan beberapa penelitian. Sejumlah penelitian justru mengungkapkan bahwa orang tua yang mendiskusikan soal uang dengan anak, maka anak akan lebih pintar dalam hal keuangan.

Dikutip dari nbcnews, anak yang tahu soal keuangan bukan berarti ‘pintar jajan’, melainkan cerdas dalam memanfaatkan uang.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh para orang tua dalam menanamkan nilai uang kepada anak sejak dini? CEO penyedia manfaat kesehatan keuangan Edukate bernama Chris Whitlow menyatakan, tidak ada cara sempurna mengajarkan si buah hati tentang uang.

Tapi ingat, anak adalah peniru ulung. Maka, bila hendak memulai menanamkan pemahaman kepada anak tentang nilai uang, berikanlah contoh konkret, misalnya sering mengajaknya saat membeli sesuatu.

Biarkan si kecil melihat langsung bagaimana barang-barang yang ia temui di rumah harus dibeli dengan uang.

Bila si kecil cukup sering melihat langsung proses jual-beli, maka kemudian jangan ragu untuk membiarkan anak memiliki uang. Uang di sini lebih baik berupa uang tunai. Cara lainnya juga bisa dilakukan lewat permainan, seperti monopoli.

Whitlow mengibaratkannya seperti membaca pengetahuan tentang sepak bola dan bermain sepak bola. Menurut Whitlow, keduanya adalah hal yang berbeda.

Mulailah mengajarkan anak hal-hal dasar dengan uang yang dimilikinya, seperti jenis uang, yakni kertas dan logam. Bila si kecil sudah bisa berhitung, maka kamu bisa melangkah ke tahap-tahap selanjutnya.

Jika kamu bingung di usia berapa si kecil diajarkan tentang nilai uang, penjelasan seorang penulis dan pembicara dalam hal finansial bernama Jean Chatzky bisa menjadi rujukan. Ia memaparkan tahapan-tahapan perkembangan seorang anak dalam belajar keuangan.

Satu hal yang perlu diperhatikan dari paparan Chatzky di bawah ini adalah batasan usia tidak menjadi patokan karena perkembangan kognisi tiap anak berbeda-beda. Berikut penjalasan Chatzky: 

Usia Tiga Tahun

Umumnya, anak mulai belajar memulai perhitungan dasar di usia ini. Tak sekadar menghafal angka, pada usia tiga tahun anak juga sebaiknya diberikan pemahaman mengenai konsep angka.

Saat bicara angka 1, misalnya, maka anak akan paham yang dimaksud angka 1 itu seperti apa. Pada usia ini, si kecil juga bisa diajarkan tentang perbandingan.

Dengan begitu, ia dapat mengetahui mana yang lebih besar, mana yang lebih kecil; mana yang lebih banyak, mana yang lebih sedikit; mana yang lebih berat, mana yang lebih ringan dan sebagainya.

Usia Empat Tahun

Pada usia ini, anak sudah mengetahui bagaimana caranya menggunakan uang, misalnya saat berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Usia Lima sampai Enam Tahun

Anak semakin sering mengamati aktivitas jual-beli. Si kecil makin memahami konsep pengembalian uang seiring kemampuan matematikanya yang makin berkembang.

Biasakan anak melakukan jual-beli sederhana di rentang usia ini. Jadi, anak makin memahami kalau masih ada uang kembalian atau selisih saat bertransaksi.

Usia Tujuh Tahun

Pemahaman anak tentang nilai uang semakin dalam. Di usia ini, anak bisa belajar tentang cara mengumpulkan atau menghasilkan uang.

Usia Delapan Tahun

Anak bisa belajar tentang pentingnya menabung di usia ini. Kegiatan menabung dapat diaplikasikan di rumah dengan menggunakan celengan.

Untuk soal ini, Chatzky memberikan tips. Siapkan tiga toples bening di meja. Satu toples untuk menabung, satunya untuk belanja, dan toples terakhir untuk memberi.

Ketiga toples tersebut mengajarkan anak bagaimana uang dibagi dan disimpan. Anak perlu memahami, tidak semua barang-barang bisa atau mudah dibeli.

Ketika uang yang dimilikinya tidak cukup untuk membeli barang, maka anak akan belajar untuk makin giat menabung hingga cukup untuk membeli barang yang diinginkan.

Apalagi toples bening akan memperlihatkan uang yang ada di dalamnya sehingga bisa ‘menggoda’ anak untuk memasukkan uang lebih banyak lagi.

Meski uang di toples miliknya dapat membeli barang yang diinginkan, sesekali tanamkan skala prioritas kepada si kecil.

Hal ini penting guna memberi pengertian kepada anak mana barang yang lebih penting baginya. Misalnya alih-alih membeli mainan, uang di toples anak dibelanjakan untuk membeli buku pelajaran.

Tak kalah penting, tanamkan pula konsep hemat. Bila dari kecil anak terbiasa membelanjakan uangnya dengan hemat, maka ia dapat mengatur keuangannya dengan bijak di kala dewasa kelak.

Satu toples terakhir, yakni untuk memberi, juga memiliki arti penting. Toples ini dapat mendorong pemahaman anak tentang konsep beramal. Jelaskan kepadanya bahwa uang juga bisa digunakan untuk membantu orang lain.

Ajaklah anak, contohnya, saat memberi sumbangan di tempat ibadah, panti asuhan dan sebagainya. Dengan berbagi, anak bisa lebih memahami bahwa nilai uang bukan hanya untuk membeli, tapi juga dapat membantu sesama.

Seiring berkembangnya usia anak, kamu juga bisa memberikan uang saku kepadanya secara mingguan atau bulanan. Uang ini, misalnya, mencakup untuk transportasi, jajan dan lain-lain.

Memberi keleluasaan untuk mengelola uang kepada anak mampu membuatnya mempertimbangkan dengan baik segala pengeluarannya.

Satu hal lagi yang tak boleh luput dari perhatian adalah terkait pandemi Covid-19. Selalu ingatkan anak agar rajin mencuci tangan dengan sabun setelah memegang uang fisik. Hal ini dapat mengurangi risiko anak terpapar virus Covid-19.

Bagaimana dengan uang digital yang kini makin populer? Penggunaan uang nontunai memang sesuatu yang tak terelakkan. Sebagai latihan, kamu bisa membuat satu akun platform payment gateway untuk anak.

Berikan keleluasaan ia mengelola uang yang ada di platform tersebut. Tapi tentu, penggunaannya tetap di bawah pegawasan kamu.

Artikel Terkait