Tidak hanya memperkuat bisnis minyak dan gas (migas), PT Elnusa Tbk (ELSA) juga akan mengembangkan bisnisnya pada segmen support. Tentu strategi bisnis ini akan mempengaruhi nilai dari saham ELSA
Pada tahun ini, saham telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun atau 66,67%. Angka tersebut lebih besar dibanding alokasi belanja modal pada 2018 lalu, yaitu Rp600 miliar.
Direktur Utama Elnusa, Elizar Parlindungan Hasibuan mengatakan, hingga semester pertama 2019, capex yang sudah terserap telah mencapai Rp400 miliar.
Ia menargetkan, bisnis hulu bisa mendapatkan sumur-sumur yang bisa berproduksi. Ia juga memprediksi penggunaan belanja modal hingga akhir tahun adalah Rp800 miliar hingga Rp900 miliar.
Pada perdagangan sebelumnya, harga saham ELSA berada di level 348. Saham tersebut disarankan untuk terus dipantau karena kenaikan akan terjadi dalam waktu singkat.
PT Elnusa Tbk (ELSA) juga berhasil menorehkan kinerja yang baik sepanjang semester I-2019. Emiten dengan kode saham ELSA ini mencatatkan pendapatan Rp3,77 triliun pada enam bulan pertama di tahun ini, yakni tumbuh 29,11% dibanding pendapatan semester pertama tahun lalu sebesar Rp2,92 triliun.
Head of Corporate Communications Elnusa, Wahyu Irfan menjelaskan, peningkatan kinerja keuangan semester tahun ini dikarenakan adanya pertumbuhan dari pendapatan usaha di berbagai segmen.
Elnusa sendiri memiliki tiga segmen bisnis, yaitu jasa hulu migas, jasa distribusi dan logistik energi, serta jasa penunjang. Hingga Juni 2019, ELSA sudah melakukan enam survei seismik, seperti di Perairan Semenanjung Indocina, Perairan Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Jawa Timur.
Jasa distribusi dan logistik juga mengalami kenaikan volume through put, baik pada jasa transportasi BBM, manajemen depo, maupun perdagangan BBM industri marine.
Sebagai informasi, kontributor terbesar pendapatan ELSA berasal dari pendapatan jasa distribusi dan logistik energi yang mencapai 53,81%, kemudian disusul dengan pendapatan jasa hulu migas terintegrasi sebesar 43,55%.
Dengan adanya peningkatan pendapatan, laba bersih ELSA bisa tumbuh hingga 21,22% menjadi Rp154,75 miliar dari semester pertama tahun lalu yang mencapai Rp127,66 miliar.
ELSA juga tengah melakukan upaya dalam merealisasikan peluang-peluang baru baru bisnis perseroan. Elnusa memacu pertumbuhan bisnis dengan diversifikasi portofolio pada segmen distribusi dan logistik energi, melalui anak usahanya PT Elnusa Petrofin (EPN).
Langkah diversifikasi portofolio yang dilakukan saat ini adalah mengambil alih kelola Depot Liquified Petroleum Gas (LPG) Pressurized di Amurang, Minahasa Selatan.
Direktur Utama EPN, Haris Syahrudin mengatakan, awalnya kegiatan operasional Depot LPG Amurang ini dikelola oleh pengelola lamanya. Saat ini, EPN dipercaya oleh Pertamina untuk mengambil alih dan mengelola pengoperasian depot berkapasitas sebesar 2 x 1000 metrik ton (MT).
Untuk ke depannya, EPN akan mengembangkan depot yang terhubung dengan BBM Storage seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi Utara.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.