Saham

Minyak Aramco Diserang, Saham ENRG Jadi Sorotan

saham enrg

Harga saham ENRG (PT Energi Mega Persada Tbk) menjadi sorotan pada 16 September 2019. Hal itu terjadi seiring dengan sentimen pergerakan global, khususnya terkait dengan serangan yang terjadi di ladang minyak milik perusahaan Saudi Aramco, Saudi Arabia, dua hari sebelumnya.

Serangan tersebut diprediksi akan mendorong harga minyak mentah dunia naik sebesar 10 dolar Amerika Serikat per barel lantaran serangan pesawat tak berawak tersebut akan memaksa kerjaan Arab Saudi memotong setengah produksi minyaknya.

Pengaruh Minyak Aramco

Hanya saja, berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ENRG berada di level Rp61 per unitnya. Transaksi mereka tercatat Rp30,22 miliar dengan volume perdagangan 505,69 juta saham.

Saham ENRG terus menurun pada perdagangan tanggal 19 September 2019, yakni berada di level Rp57 per lembarnya. Artinya, saham ENRG menurun 4,92 persen.

Saat ini cadangan minyak mentah Arab Saudi mencapai 193,4 juta barel. Jumlah ini dirasa cukup untuk menstabilkan harga sembari menunggu produksi kembali normal.

“Kabar ini membuat kami tidak ingin terburu-buru mengubah proyeksi harga minyak yang saat ini di US$ 60/barel pada akhir 2019. Namun dengan masih banyaknya pertanyaan yang belum terjawab seputar serangan pada akhir pekan lalu, risiko perubahan proyeksi tetap besar,” kata Caroline Bain, Chief Commodities Economist di Capital Economics, seperti diberitakan Reuters.

Koreksi teknikal dan jaminan keamanan pasokan di Arab Saudi membuat harga minyak kembali turun hari ini. Bahkan kalau melihat kenaikan yang luar biasa pada awal pekan ini, ruang untuk koreksi lanjutan masih sangat terbuka.

Portofolio Saham ENRG

Sebagai informasi buat kamu, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, laba bersih ENRG meroket 610,66 persen year-on-year (YoY) menjadi US$ 7,54 juta atau setara Rp107,09 miliar (asumsi kurs Rp14.200). Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan hanya mampu mengantongi laba 1,06 juta dolar Amerika Serikat atau Rp15,07 miliar.

Sayangnya, pertumbuhan fantastis pada kinerja bottom line tersebut bukan dikarenakan peningkatan pemasukan. Pasalnya, pada kuartal pertama di tahun 2019, total pendapatan ENRG terkontraksi 21,22 persen secara tahunan menjadi 52,56 juta dolar Amerika Serikat dari sebelumnya 66,72 juta dolar Amerika Serikat di kuartal pertama di tahun sebelumnya.

Jika ditilik lebih detil, pendapatan perusahaan hingga akhir Maret 2019 turun karena penjualan gas bumi anjlok 35,73 persen YoY, dari 64,04 juta dolar Amerika Serikat menjadi 41,16 juta dolar Amerika Serikat.

Padahal melansir keterbukaan informasi, ENRG telah meningkatkan produksi gas dari Blok Kangean PSC di Jawa Timur dan dari Blok Bentu KKS di Riau. Sangat disayangkan, peningkatan produksi tidak dibarengi dengan peningkatan penjualan.

Lebih lanjut, laba perusahaan mampu melesat signifikan dikarenakan jumlah beban keuangan yang mencatatkan penurunan sebesar 50,59 persen secara tahunan menjadi 6,36 juta dolar Amerika Serikat.

Total beban keuangan sepanjang 3 bulan pertama tahun ini turun drastis karena biaya bunga pinjaman yang sebelumnya tercatat 11,77 juta dolar Amerika Serikat di kuartal I-2018, menjadi hanya 3,82 juta dolar Amerika Serikat di kuartal I-2019.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait