Perencanaan Keuangan

Menyimpan Tabungan, Apa Saja Instrumennya?

Ajaib.co.id – Tabungan menjadi salah satu hal terpenting di tengah situasi penuh ketidakpastian pandemi COVID-19 seperti saat ini. Bukan hanya untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin terjadi, tabungan juga penting sebagai langkah awal mengaplikasikan perencanaan keuangan.

Menabung adalah landasan utama dalam hal mengatur keuangan karena merupakan bagian penting dari dana darurat. Menabung tidak hanya bisa disimpan dalam bentuk uang tunai namun juga bisa disimpan dalam bentuk deposito atau reksa dana pasar uang.

Nah, lalu apa perbedaan tabungan dengan investasi? Mengapa memiliki tabungan atau investasi saja tidak cukup dari piramida perencanaan keuangan? Yuk, simak ulasan berikut. 

Tabungan vs Investasi

Tabungan dan investasi adalah dua hal yang berbeda meski dengan kata lain keduanya adalah instrumen penempatan uang. Tabungan bukanlah instrumen penempatan uang yang riskan karena biasanya mereka yang memiliki tabungan tidak berekspektasi mendapatkan keuntungan yang besar.

Di sisi lain, investasi adalah instrumen penempatan uang di mana investor atau orang yang berinvestasi biasanya menginginkan imbal hasil atau keuntungan tertentu. 

Banyak orang yang salah kaprah menyamakan tabungan dan investasi adalah dua hal yang sama. Meski sama-sama merupakan sebagian uang yang disimpan, tabungan memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan instrumen investasi.

Investasi saham sebesar Rp50 juta misalnya bisa mengalami perubahan harga dalam jangka waktu tertentu. Tak selalu naik, nilai sebuah saham juga bisa mengalami penurunan, bahkan secara signifikan.

Hal ini tentunya berbeda dengan menabung sebesar Rp50 juta yang relatif tidak mengalami perubahan nilai. Keuntungan menabung relatif kecil, karena hanya mengandalkan bunga dari bank. Selain itu, tabungan juga bisa mengalami penurunan nilai akibat faktor inflasi dan perubahan nilai mata uang.

Meski begitu, menabung bisa sangat berguna di situasi saat ini. Saat seseorang harus berhenti bekerja akibat pandemi misalnya, tabungan akan menjadi penolong yang sangat berharga. Dalam jangka pendek, tabunganmu setidaknya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok sampai mendapatkan pekerjaan baru.

Berbeda halnya jika seseorang hanya memiliki investasi semata. Investasi Rp50 juta dalam bentuk saham misalnya, tidak serta merta dapat dicairkan kapan saja. Tidak setiap order jual saham dapat terealisasi hari itu juga. Apalagi, jika saham-saham yang dimiliki bukanlah saham-saham likuid. Selain itu, dana dari penjualan saham baru akan diterima sepenuhnya pada 2 hari setelah transaksi.

Investasi memang penting, tetapi jika hanya memiliki investasi dan tidak punya tabungan, maka kamu sudah membuat keputusan yang sangat berbahaya. Kebutuhan uang dalam jumlah besar dan likuid hanya bisa diberikan oleh tabungan. Oleh karena itu, tabungan menjadi sangat esensial di tengah pandemi ini.

Penempatan Tabungan

Karena sifatnya yang minim risiko, tabungan memang baiknya ditempatkan pada instrumen yang rendah risiko yaitu pasar uang. Beberapa instrumennya adalah sebagai berikut:

Uang Tunai

Instrumen kuno yang paling sering kita gunakan untuk menabung adalah dalam bentuk uang tunai. Tabungan dalam bentuk uang tunai umumnya kita simpan di dalam celengan atau di dalam dompet saja. Tabungan jenis ini juga bisa disimpan dalam bentuk rupiah atau mata uang asing.

Namun, bukan berarti tabungan dalam bentuk uang tunai tidak memiliki risiko, ya. Baru-baru ini, ramai diperbincangkan warga di Kolaka Sulawesi Tenggara terdiam melihat uangnya sebesar Rp15 juta hancur dimakan rayap. 

Hal ini mengingatkan kita bahwa menyimpan uang tunai juga tidak juga aman karena ada faktor eksternal yang bisa mempengaruhi turunnya atau bahkan hilangnya nilai mata uang. Belum lagi, tabungan dalam bentuk uang tunai akan tergerus inflasi dan tidak menurun nilainya dalam beberapa tahun ke depan. 

Tabungan Bank

Di antara berbagai macam instrumen tabungan, menyimpan uang di dalam bank mungkin menjadi salah satu opsi yang kamu ambil agar uang kamu juga bisa tetap aman dan menguntungkan. Tapi, apa iya? Tabungan bank memang terlihat praktis karena bisa langsung diambil jika dibutuhkan. Belum lagi Bunganya yang kata orang cukup menggiurkan. Tapi apa iya?

Beberapa bank pastinya memberikan bunga tertentu bagi pada nasabahnya yang menyimpan uang, namun yang kamu tidak tahu tapi nilainya sangat rendah. Bunga menabung di bank hanya berkisar 0,25 persen sampai 2 persen saja.

Belum lagi, pemerintah juga mengenakan pajak penghasilan atas bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia sebesar 20%.  Belum lagi, kamu juga membayar iuran bank per bulannya. Nah, kalau melihat skema begini, kamu untung nggak sih?

Deposito

Deposito adalah instrumen penempatan uang tabungan lain yang memberikan imbal hasil yang lebih besar dari sekedar menabung pada rekening tabungan di bank.

Deposito juga ditempatkan dalam bank, namun bedanya penempatan tabungan bank dan depsito bank adalah jangka waktu tertentu, sehingga jika kamu menempatkan uang dalam instrumen deposito, uang tersebut diekspektasikan akan kembali padamu berikut dengan imbal hasilnya dalam kurun waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun dan seterusnya. 

Deposan atau orang yang memiliki deposito umumnya akan mendapatkan imbal hasil tergantung dari kebijakan beberapa bank. Biasanya, bank yang memberikan bunga deposito yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi belum lagi deposan juga akan dibebankan oleh bunga deposito sebesar 20%.

Dikutip dari Kontan, hingga saat ini, Bank Bukopin menawarkan bunga deposito yang paling tinggi yakni 5% diikuti dengan Bank Mayora sebesar 4,75% untuk tenor 1 bulan. 

Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang termasuk salah satu instrumen menabung yang banyak disarankan karena selain relatif aman, penempatan dana reksa dana pasar uang juga adalah deposito dan obligasi dengan tenor singkat dengan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito. Hal ini membuat keuntungan yang kamu dapatkan bisa lebih maksimal. 

Secara rata-rata imbal hasil yang ditawarkan oleh reksa dana pasar uang adalah berkisar 4-7%, dengan biaya management fee yang umumnya relatif lebih kecil. Meski terlihat menggiurkan penempatan uang pada reksa dana pasar uang memang memiliki risiko seperti imbal hasil yang tidak sesuai dengan perkiraan, uang tidak bisa ditarik kapan saja, dan risiko penjaminan yang juga besar karena dikelola oleh manajer investasi. 

Nah, kalau kamu ingin berinvestasi dalam produk reksa dana pasar uang, kamu juga bisa langsung berinvestasi dengan platform investasi online Ajaib lho.

Aplikasi investasi Ajaib adalah salah satu sarana investasi yang menyediakan produk transaksi reksa dana dan transaksi saham yang memiliki izin dari OJK dan merupakan anggota dari Bank Indonesia. Jadi, mulailah berinvestasi di Ajaib, sekarang!

Sumber: Cari bunga deposito tertinggi? Ada bunga deposito 5,63% lo, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait