Analisis Saham, Saham

Menganalisis Kinerja Emiten Saham NIKL: Produsen Tinplate

Sumber: Infosakha

Ajaib.co.id – PT Pelat Timah Nusantara Tbk atau Latinusa adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi tinplate. Perusahaan dengan kode saham NIKL ini menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi tinplate berkualitas tinggi dan standar internasional. Perusahaan yang berdiri sejak 1982 ini memiliki bisnis meliputi produksi, pembenahan, hingga pemasaran produk.

Produk yang ditawarkan terdiri dari berbagai spesifikasi, ketebalan dari lapisan timah, serta ukurannya. Adapun produk yang ditawarkan meliputi electrolytic tinning line dengan fungsi melapisi baja menggunakan timah melalui proses elektrolisis berbentuk koil dan shearing line yang berfungsi memotong tinplate menjadi bentuk lembaran.

Bahan baku dari produk yang dibuat meliputi tin mill black plate dan timah yang diproduksi menjadi tinplate kaleng susu, kaleng makanan, hingga kaleng cat. Saham NIKL pertama kali diperdagangkan di bursa saham melalui penawaran saham perdana pada 2009 sebanyak 2.523.350.000 lembar saham senilai Rp325.

Mayoritas pemegang saham NIKL dimiliki oleh Nippon Steel Corporation sebesar 35 persen dengan nilai Rp88.317.250.000. Adapun sisa dari saham dipegang oleh beberapa pihak, di antaranya:

  • Krakatau Steel sebesar 20,10% dengan nilai Rp50.709.615.000.
  • Mitsui & Co Ltd 10,00% sebesar Rp25.233.500.000.
  • ASABRI 10,31% sebesar Rp26.015.260.000.
  • Metal One Corporation 5,00% sebesar Rp12.616.750.000.
  • Nippon Steel Trading Corporation 5,00% sebesar Rp12.616.750.000
  • Ardhiman T. Akanda 0,01% sebesar Rp29.100.000
  • Karyawan NIKL 0,03% sebesar Rp68.440.000
  • Public 14,55% sebesar Rp36.728.335.000.

Di mana, saham NIKL memiliki market cap sebesar Rp3,42 triliun.

Kinerja Keuangan Mengacu pada Laporan Keuangan

Mengacu pada laporan keuangan saham NIKL, di sepanjang kuartal pertama tahun 2020 emiten pelat timah ini mengalami keterpurukan. Tidak hanya pendapatan yang merosot, namun NIKL harus menderita kerugian besar. Di kuartal pertama tahun 2020, NIKL hanya berhasil mencatatkan pendapatan sebesar 38,02 juta USD yang turun 24,96% di periode sama di tahun sebelumnya sebesar 50,67 juta USD.

Di mana, pasar domestik mengalami pelemahan penjualan yang merupakan pasar terbesar turun 24,83 persen dari 50,47 juta USD menjadi 37,84 juta USD. Menurut pihak NIKL, penurunan disebabkan oleh dampak dari masa pandemi yang melemahkan perekonomian dunia termasuk NIKL.

Selain pendapatan yang harus turun, NIKL juga mencatatkan kerugian bersih mencapai 10,14 juta USD, sementara di periode sama tahun lalu perseroan mencatatkan laba bersih sebesar 2,24 juta USD

Adapun perhitungan dari kinerja keuangan NIKL di kuartal pertama tahun 2020, seperti berikut:

Komponen LabaMaret 2020Maret 2019
Pendapatan38,02 juta USD50,67 juta USD
Laba bersih-10,14 juta USD2,24 juta USD

Sementara untuk rasio keuangan dari saham NIKL di kuartal pertama tahun 2020, di antaranya sebagai berikut:

RasioMaret 2020Maret 2019
ROA-28,4%6,5%
ROE-114,7%19,8%
NPM-26,7%4,4%
DER303%205%

Dari perbandingan rasio ini bisa disimpulkan bahwa bisnis NIKL melemah di tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Hal ini dibebankan oleh masa pandemi dan juga rugi kurs sebesar US$ 9,59 juta, membengkak dari US$ 47,64 ribu pada kuartal pertama 2019.

Riwayat Kinerja Keuangan

Berdasarkan laporan keuangan, kinerja saham NIKL dalam 5 tahun terakhir cukup berbeda dari sisi pendapatan dan laba bersih yang diraih. Berikut kinerja keuangan NIKL yang dapat dilihat:

Komponen20152016201720182019
Pendapatan137,3 juta USD131,6 juta USD151,7 juta USD163,1 juta USD163,0 juta USD
Laba bersih6,01 juta USD2,51 juta USD1,35 juta USD1,53 juta USD2,68 juta USD
Jumlah aset113 juta USD119 juta USD126 juta USD147 juta USD151 juta USD

Penjualan dalam 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari tahun 2015 sampai 2018. Namun, di tahun 2019 harus turun cukup tipis. Sedangkan dari sisi laba terus menurun hingga tahun 2018, lalu kembali naik di tahun 2019.

Riwayat Pembagian Dividen Bagi Pemegang Saham

Untuk pembagian dividen, dalam 5 tahun terakhir saham NIKL tidak melakukan pembagian laba dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Hal tersebut seiring dengan laba yang diraih NIKL dalam 5 tahun terakhir memang terus mengalami penurunan. Pembagian dividen terakhir dilakukan di tahun 2010 oleh perseroan kepada pemegang saham.

Oleh karena itu, bagi investor yang menjadikan dividen sebagai fokus utama selain capital gain, maka saham NIKL bukanlah pilihan yang tepat untuk diincar.

Prospek Bisnis NIKL

Menjaga keseimbangan bisnis di masa pandemi tentu menjadi prioritas bagi NIKL agar tetap bertahan. Pihak NIKL sendiri menyampaikan untuk melakukan efisiensi penghematan pembelian dari bahan timah mencapai 4 persen. Walaupun begitu, jaminan dari kualitas produk akan terus dijaga dan diperhatikan. Pasalnya, NIKL menjadi produsen tunggal dengan pasar mencapai di atas 60 persen terutama pada tinplate makanan dan minuman.

Untuk rencana bisnis di tahun 2021 sendiri, NIKL masih fokus menjaga keseimbangan bisnis di masa pandemi. Hal ini seiring bisnis yang mulai membaik. Mengacu pada prospek bisnis saham NIKL, pertumbuhan timah pelat akan semakin meningkat seiring perkembangan mobil listrik di dalam negeri. Pasalnya, bahan baku utama dari baterai untuk kendaraan listrik adalah nikel sehingga hal tersebut menjadi dampak positif bagi perseroan.

Apalagi kabar tentang Tesla yang akan masuk di Indonesia semakin menjadi angin segar bagi emiten nikel di Indonesia. Di mana, perkembangan pabrik baterai akan mendorong peningkatan permintaan nikel sebagai bahan baku utama

Kesimpulan Berdasarkan Harga Saham

Untuk kinerja saham NIKL dalam seminggu terakhir tengah mengalami penurunan di bursa saham. Dilihat dari PER dan PBV, saham NIKL berada di level minus 162,20 kali dan 5.15 kali sehingga masih butuh pertimbangan lebih bagi investor jangka pendek. Sedangkan bagi investor jangka panjang, harus mempertimbangkan lagi pembagian dividen yang tidak dilakukan oleh saham NIKL.

Akan tetapi, dari sisi prospek bisnis di masa mendatang yang cukup menjanjikan, maka saham NIKL bisa menjadi pilihan.

Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.

Artikel Terkait