Saham

Masuk Indeks FTSE, Saham JPFA Dilirik Investor Asing

saham-jpfa

Saham JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk) menjadi buruan investor asing pada perdagangan Selasa (27/8/2019). Para investor asing sudah membukukan beli bersih atau net buy atas saham JPFA sebesar Rp5,4 miliar. Jumlah tersebut menjadikan saham JPFA berada di posisi pertama dalam daftar saham dengan beli bersih investor asing paling besar dalam perdagangan tersebut.

Tercatat, investor asing menjual 399.700 saham JPFA senilai Rp660,49 juta. Pada awal perdagangan, saham JPFA dibuka di posisi Rp 1.645 per saham dan sempat menyentuh angka Rp1.670 per sahamnya. Dibandingkan posisi penutupan kemarin di harga Rp1.630 per saham, harga saham JPFA pagi ini naik 1,23%.

Aksi investor asing dalam memborong saham tersebut, seiring masuknya saham JPFA ke dalam The Financial Times Stock Exchange (FTSE) Global Equity Index Series Asia Pacific, Ex-Japan, Ex-China Regional Index.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,6% ke level 6.290,55 pada perdagangan Senin (2/9/2019). Pelemahan IHSG membuat sejumlah emiten pakan ternak atau poultry ikut tergerus. Salah satu yang terkena dampaknya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Di antara emiten pakan ternak lainnya, harga saham JPFA turun paling dalam. Pada Senin (2/9/2019), harga saham JPFA jatuh 3,49% ke level Rp1.520 per saham.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga menaikkan fasilitas pinjaman bank dalam negeri menjadi Rp5 triliun dari sebelumnya Rp3 triliun. Kredit tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pelunasan kembali utang (refinancing) dan belanja modal (capital expidenture/capex).

Pada Juni 2019 lalu, Japfa Comfeed melalui anak usahanya, yaitu PT Indojaya Agrinusa, telah meresmikan pabrik pakan ternak baru dengan investasi senilai Rp600 miliar. Pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 12 hektar di Kawasan Industri Modern 4, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Hingga semester I-2019, JPFA telah membukukan pendapatan bersih Rp18,24 triliun atau melonjak 9,22% dibanding periode yang sama pada tahun lalu, yakni Rp16,70 triliun.

Kontribusi paling besar pendapatan JPFA berasal dari peternakan dan produk konsumen yang menyumbang Rp7,16 triliun, kemudian disusul dengan pakan ternak Rp6,98 triliun, dan bisnis ayam sehari serta budidaya perairan yang masing-masing menyumbang Rp1,65 triliun dan Rp1,53 triliun.

Namun, laba bersih JPFA turun 25,17% menjadi Rp 829,28 miliar pada semester I-2019, dari Rp 1,1 triliun di semester I-2018. Per Juni 2019 lalu, beban pokok penjualan perseroan meningkat 15,69% menjadi Rp14,92 triliun, dari semester I-2018 Rp12,89 triliun.

Beban terbesar perseoran berasal dari peningkatan biaya untuk bahan baku produksi yang tumbuh 19,47% menjadi Rp13,48 triliun dari Rp11,29 triliun.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait