Saham

Direksi Bertahan, Saham BMRI Diburu Asing

saham-bmri

Harga saham BMRI (PT Bank Mandiri Tbk) diburu oleh pemodal asing pada perdagangan Jumat (30/08/2019). Tidak adanya perombakan direksi di Bank Mandiri, membuat para investor asing ingin membeli saham perseroan ini.

Data Bursa Efek menunjukkan, total akumulasi beli (net buy) investor asing pada saham BMRI telah mencapai Rp44,8 miliar dari total transaksi Rp178,71 miliar. Volume perdagangan saham BMRI pun mencapai 24,91 juta. Harga saham tercatat naik menjadi 1,41%.

Dalam RUPSLB Bank Mandiri pada Rabu (28/08/2019), para pemegang saham memutuskan untuk merobak jajaran komisaris, sementara jajaran direksinya tetap dipertahankan. Hanya satu komisaris yang diganti berdasarkan keputusan tersebut, yaitu Askolani.

Ia masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan ini digantikan oleh Rionald Silaban yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan.

Dari 6 saham bank yang masuk BUKU-IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun), saham Mandiri menempati peringkat hampir di posisi akhir.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal 2019 BMRI mengalami penurunan harga saham sebesar 4,75%. Angka tersebut hanya kalah dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang sahamnya terdepresiasi sebesar 13,92%.

Dari penurunan harga tersebut, Bank Mandiri juga terkoreksi sebesar Rp 15,17 triliun sejak awal tahun atau year to date. Dari Rp 344,17 triliun yang dicatatkan pada awal tahun, kini market cap BMRI menjadi Rp 329 triliun hingga penutupan perdagangan Selasa (27/8/2019).

Pada 17 Juli 2019 lalu, manajemen Bank Mandiri mengumumkan laba paruh pertama 2019 tumbuh 11,1% menjadi Rp 13,5 triliun. Perseroan juga menyampaikan kualitas kredit yang semakin membaik dengan tingkat non performing loan (NPL) gross 2,59%, turun 54 bps (basis poin) dibandingkan NPL periode yang sama tahun lalu.

Sekilas Tentang Saham BMRI

Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan kredit 9,5% yoy menjadi Rp 835 triliun. Sementara itu, deposit tumbuh sebesar 5,0% yoy ke level Rp 843 triliun. Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mulai berencana untuk ekspansi bisnis ke luar negeri.

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya masih dalam tahap melanjutkan rencana untuk mengincar bank di luar negeri, beberapa di antaranya adalah Filipina dan Vietnam.

Alasannya adalah untuk memperluas cakupan bisnis di kawasan Asia dan juga dikarenakan harga bank di Indonesia terlampau tinggi untuk kondisi saat ini.

Beberapa bank yang sempat menjadi incaran bank bersandi saham BMRI di Indonesia memiliki harga yang tinggi, bahkan nilainya bisa mencapai tiga kali lipat nilai buku alias price to book value (PBV).

Sebelumnya, Bank Mandiri memang sempat dikabarkan berminat untuk membeli sebagian besar saham PT Bank Permata Tbk. Namun, rencana tersebut dihentikan lantaran harga yang tidak sesuai.

Untuk kamu yang berminat untuk berinvestasi di perbankan, mungkin saham BMRI bisa menjadi pilihan yang tepat untuk kamu memulai berinvestasi. Pasalnya, saham milik bank Mandiri ini memiliki gelagat ke arah yang baik.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait