Saham

Koreksi Laba, Perjalanan Saham TKIM Kurang Mulus

saham-tkim

Perusahaan kertas Grup Sinar Mas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) mengalami profitabilitas (laba) pada semester I/2019. Namun apakah ini bisa sejalan dengan performa saham TKIM?

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk TKIM adalah US$104,72 juta. Pencapaian tersebut menurun 29,05% dari raihan US$147,61 juta pada semester I/2018.

Penjualan TKIM tercatat tumbuh pada paruh pertama 2019 ini. TKIM membukukan penjualan US$577,71 juta atau naik 5,37% dari raihan US$548,29 juta pada 6 bulan pertama di 2018.

Dalam periode tersebut, TKIM mengalami kenaikan beban pokok penjualan 6,31% secara tahunan menjadi US$519,17 juta dan rugi dengan selisih kurs US$13,4 juta dari untung kurs yang sebelumnya US$23,4 juta.

Kinerja Saham TKIM

Hingga akhir Juni 2019, TKIM telah menghasilkan total aset sebesar US$3 miliar. Di pasar saham, saham TKIM menguat 4,05% ytd ke level Rp11.550 per akhir perdagangan 1 Agustus 2019.

Dalam satu bulan terakhir, saham TKIM turun 9,34% menjadi Rp 9.950. Saham ini juga menahan pergerakan IHSG selama Agustus 2019 kemarin.

Analis Samuel Sekuritas, Yosua Zisokhi mengatakan, kinerja saham TKIM memang tidak mulus. Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan ekonomi China yang lesu, terkait dengan perang dagang. Sehingga, sulit bagi TKIM untuk terdorong.

Dari kondisi harga jual pulp & paper juga sedang lesu saat ini. Harga pulp China yang menjadi sasaran ekspor pun turun cukup banyak, yakni 7,5% selama periode tahun berjalan atau turun 17,2% dari harga tertinggi di Februari 2019.

Selain itu, TKIM pun juga mengambil peluang dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Wakil Presiden Direktur Indah Kiat Pulp & Paper sekaligus Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Suhendra Wiriadinata menjelaskan, bahwa perang dagang memberikan dampak negatif dan positif bagi perseroan.

Ekspor pulp ke China relatif tidak terganggu, karena negara tersebut membutuhkan pulp sebagai bahan baku untuk industri kertasnya. Namun, China juga mencari pasar baru setelah pasarnya terganggu akibat perang dagang. Salah satu pasar yang menjadi target adalah Indonesia.

Menurut Suhendra, perseroan tidak memiliki pilihan selain memperkuat pasar domestik dan ekspor. Maka dari itu, pihaknya akan melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas.

TKIM mencatat, kontribusi Amerika Serikat meningkat dari 4% terhadap penjualan ekspor pada kuartal I-2018 menjadi 9% pada kuartal I-2019.

Perseroan mengisi kekosongan suplai akibat penutupan pabrik kertas yang cukup besar di Amerika. Anak usaha Asia Pulp & Paper ini, juga melakukan pengembangan pasar baru ke Afrika dan Timur Tengah pada 2019 ini.

Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko dari penjualan ke negara berisiko tinggi, perseroan pun mengcovernya dengan kredit insurance.

Pada 27 Juni 2019 lalu, TKIM membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar US$ 10,82 juta atau Rp 155,66 miliar untuk tahun buku 2018. Jumlah dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham setara dengan Rp 50 per saham.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait