Saham

Ubah Fokus Bisnis, Bagaimana Perkembangan TRAM?

tram

Setelah berganti nama dari PT Trada Maritime Tbk. menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. kini TRAM berfokus pada sektor pertambangan batu bara. Sebelumnya, TRAM mengelola bisnis angkutan pelayaran laut. Lalu, bagaimana perkembangan kinerja perseroan tersebut setelah mengubah fokus bisnisnya?

Setelah berganti nama dan mengakuisisi PT Gunung Bara Utama (GBT), perusahaan tambang baru di Kalimantan, dan PT Ricobana Abadi, perusahaan jasa pertambangan. Bagaimana nasib saham TRAM?

Bisnis perseroan yang sebelumnya 100 persen jasa angkutan pelayaran laut, kini berubah menjadi 80 persen berfokus di bisnis pertambangan batu bara. Kemudian, 20 persen bergerak di jasa angkutan pelayaran laut.

Langkah tersebut berdampak pada kinerja fundamental perseroan. Pada 2018 lalu, perseroan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp295,48 miliar. Tahun sebelumnya, perseroan ini masih mengalami rugi sebesar Rp33,15 miliar.

Keuntungan tersebut diperoleh dari pendapatan konsolidasi yang didistribusikan oleh bisnis GBU, yakni anak usaha perseroan di sektor pertambangan batu bara. Sebesar 24,42 persen dikontribusikan oleh bisnis PT Ricobana Abadi yang dikelola oleh PT SMR Utama.

Selama semester I/2019, perseroran ini membukukan pendapatan sebesar Rp2,11 triliun alias naik 63,57 persen dibandingkan periode pada 2018, yaitu Rp1,29 triliun. Kenaikan tersebut juga mendorong lonjakan laba kotor perseroan sebesar 114,13 persen menjadi Rp367,08 miliar, dibandingkan per Juni 2018 sebesar Rp171,43 miliar.

Sepanjang paruh pertama 2019, laba usaha perseroan mencatatkan sebesar Rp165,61 miliar atau meningkat 30,91 persen dibanding periode 2018 sebesar Rp126,51 miliar.

Dilihat dari kinerja sahamnya, per Juni 2019 TRAM menghasilkan 26,47 persen menjadi Rp125 per sahamnya, dibandingkan dengan harga per Desember 2018 sebesar Rp170 per saham. Harga saham TRAM sendiri cukup mendatar jika dibandingkan per Maret 2019 yang ditutup sebesar Rp125 per saham.

Perubahan harga yang terjadi pada triwulan pertama tahun ini disebabkan oleh sikap wait dan see para pelaku pasar menjelang Pilpres pada April 2019 lalu. Kondisi tersebut berlanjut hingga akhir triwulan kedua 2019.

Pada perdagangan Selasa (3/9/2019) lalu, saham TRAM menjadi yang paling aktif diperdagangkan oleh investor asing.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham TRAM memimpin daftar saham teraktif yang paling diminati oleh investor asing, dengan total pembelian saham mencapai sekitar 33,87 juta lembar saham.

Saham TRAM berakhir di level Rp108 dan Rp1.010 per lembar saham. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,46 persen atau 28,96 poin di level 6.261,59.

TRAM yang kini berusaha di sektor pertambangan batubara menunjukkan kinerja yang semakin solid. Kinerja TRAM terlihat semakin solid dan juga aktif diperdagangkan bisnis inti (core business), kinerja positif tersebut nampaknya disebabkan oleh pengelolaan bisnis yang lebih efisien.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait