Saham

Kelabu di Bulan Agustus, Saham BKSL Tambah Portofolio

Saham BKSL (Sentul City) mengalami penurunan pada Agustus 2019. Di bulan lal sempat mengalami kenaikan yang pesat dan ditutup pada posisi Rp149 per lembar saham pada 21 Juli 2019.

Namun sejak 1 Agustus 2019, saham BKSL mengalami penurunan di angka Rp 147 per lembar. Hingga 26 Agustus, tren penurunan saham BKSL terus berlanjut, di angka Rp126 per lembar saham. Bila di total, saham mereka sudah menurun sebanyak 14,29 persen.

Kendati demikian, angka itu belum berada di titik terendah. Saham BKSL sempat terpuruk pada bulan kelima di tahun 2019. Pada 16 Mei 2019, saham BKSL berada di titik terendah, yakni di posisi Rp100 per lembar saham.

BKSL dalam laporan keuangan mereka mencetak penurunan pendapatan bersih 28,40 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi Rp390,35 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 17,38 persen menjadi Rp41,93 miliar.

Tak mau harga BKSL terus menurun, manajemen Sentul City menambah portofolio proyek mereka yang dijual pada semester kedua di tahun ini. Pengembang properti tersebut menyodorkan apartemen berkonsep low rise di Bogor, Jawa Barat.

Mengusung nama My Home, Sentul City membangun apartemen 15 lantai yang berisi unit studio, satu kamar dan dua kamar.

Hunian bertingkat tersebut berdiri di atas lahan seluas 3.000 hektare (ha). Target penyelesaian pembangunan proyek dalam dua tahun mendatang. My Home merupakan bagian dari proyek kota mandiri Sentul City di Bogor dengan total anggaran lebih dari Rp1 triliun.

“Untuk pembangunan tiga sampai empat tower apartemen, fasilitas umum dan pusat perbelanjaan, kurang lebih sebesar itu,” kata Alfian Mujani, Corporate Secretary PT Sentul City Tbk, dikutip dari Kontan.

Selain itu, Sentul ity juga menyediakan lahan seluas 200 ha untuk mengembangkan smart city berbasis teknologi dengan menggunakan industri 5.0.

Head of Corporate Communication & Government Relation Sentul City Alfian Mujani mengungkapkan, perseroan telah melakukan pembicaraan dengan investor dari Singapura, akan tetapi masih belum berujung. Dia menuturkan, perseroan ingin tetap menjadi mayoritas dalam kepemilikan saham di kota pintar ini.

“Tantangannya masih membutuhkan pendanaan yang cukup besar, hingga ratusan triliun. Kami sudah memperkenalkan konsep ini kepada investor sejak dua tahun ini,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Sentul City melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat atas 400.000.000 saham Seri A dengan harga penawaran Rp500 per saham, sehingga mendapatkan dana hasil IPO Rp200 miliar. 

Saham-saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 28 Juli 1997. Ketika itu, nama mereka masih PT. Royal Sentul Highlands Tbk.

Perusahaan ini menggunakan nama Sentul City sejak 19 Juli 2006. Mereka mengunakan nama itu setelah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 20 Juli 2006 dengan Keputusan No. C2-21373 HT.01.04.Th.2006.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. 

Artikel Terkait