Saham

Harga Saham BBCA Minus 0,17 Persen

Harga saham BBCA (Bank Central Asia) mengalami penurunan pada 28 Agustus 2019. Harga saham BBCA ini mengalami penurunan hingga 0,17 persen bila dibandingkan hari sebelumnya.

Saat ini, harga saham BBCA berada di posisi Rp29.975 per lembarnya. Padahal, harga saham BBCA sempat menyetuh Rp30.075 sebelum pukul 10.00 WIB. Harga tersebut menurun bila dibangdingkan satu hari sebelumnya, 27 Agustus 2019, harga saham Bank BCA sempat menembus Rp30.200 per lembar saham.

Kendati sedang minus, harga saham BBCA masih sangat menjanjikan untuk dibeli. Pasalnya setiap tahun, saham BBCA bergerak ke arah positif, jarang sekali perbankan ini mengalama fenomena menukik tajam.

Sebagai contoh, pada 23 Januari 2010, harga saham BCA hanya berada di kisaran Rp2.775 per lembarnya. Sembilan tahun setelahnya, harga saham BCA pun menciptakan rekor tertinggi, Rp29.400 per lembar.

Artinya, harga saham BCA itu sudah melonjak 909,01 persen. Jika beli saham BCA 100 lot atau 10 ribu unit pada 2010, cuma butuh modal Rp27,75 juta rupiah. Hari ini, saat saham BCA tersebut dijual maka uang yang didapat mencapai Rp280 juta. Wow! Fantastis bukan.

Seperti diketahui, Bank ini, sebelum krisis 1998 dimiliki oleh keluarga Salim dan sekarang dikuasai oleh keluarga Hartono, pemilik grup Djarum. Sekarang tercatat sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesari di BEI.

BCA sendiri sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Mei 2000. Kala itu harga penawaran saham BCA masih Rp1.400 per lembar.

Kenaikan harga sahamnya turut mengerek kapitalisasi pasar perusahaan yang dipimpin Jahja Setiaatmadja tersebut hingga lompat ke nomor 22 tertinggi dunia, tiga level di atas posisi September tahun lalu yaitu posisi 25.

Karena kenaikan posisinya dari September tahun lalu, saat ini kapitalisasi pasar emiten milik Group Djarum itu sudah melampaui bank asal Belanda yaitu ING Group NV dan bank asal Jepang Mizuho Financial Group Inc.

Sebagai informasi, pergerakan saham BCA pada perdagangan bursa belum lama ini mengalami tekanan. Seolah-olah, saham BCA menjadi pelampiasan investor atas gangguan M-Banking.

Menjelang akhir sesi I, saham BBCA terkoreksi 0,25 persen menjadi Rp30.125 per saham. Bahkan, beberapa waktu lalu saham BCA menyentuh level terendah di harga Rp30.000 per saham.

Tekanan jual menjadi penyebab koreksi yang diterima saham BCA. Mendekati jeda siang, bursa mencatat asing telah kabur dari saham BCA dengan keuntungan jual bersih sebesar Rp34,19 miliar. Sejumlah 4,34 juta saham BCA diperdagangkan dengan frekuensi 3.215 kali transaksi dan nilai transaksi yang terhimpun mencapai Rp131,50 miliar.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. 

Artikel Terkait