Saham

Ibu Kota RI Pindah, Saham PTPP Ketiban Berkah

Ajaib.co.id – Pemerintah sedianya akan menggelontorkan dana sebesar Rp485 triliun guna pembangunan pusat pemerintahan baru tahap pertama. Dari dana itu, diperkirakan PT Pembangunan Perumahan Persero Tbk akan kecpiratan proyeknya dan mengerek naik harga saham PTPP.

Harga saham PTPP pada penutupan perdagangan Jumat 24/7/2020 diketahui ada di level Rp1.045 per lembar. Angka ini mengalami penuruan sebesar 2,34 persen menjadi angka tersebut dari penutupan perdagangan hari sebelumnya. Kinerja ini sebenarnya sedikit lebih baik karena sebelumnya emiten ini ada di zona merah hingga sempat menyentuh level support Rp990.

Jika dibandingkan tahun lalu yang harga saham PTPP berada di posisi Rp1.860 per lembar sahamnya maka angka tersebut bukan capaian terbaik. Namun pasca Virus Corona merebak, dalam tiga bulan terakhir, pergerakan saham PTPP tengah dalam tren positif sampai dengan perdagangan 24 Juli 2020 lalu. Harga saham terbang 70,94 persen dengan kisaran pergerakan support Rp490 dan resistance Rp1.040.

Tren positif yang diyakini para pelaku pasar akan terus terjaga karena rencana pemindahan ibukota yang masih akan terus dijalankan. Seperti diketahui, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara, dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Selama ini memang diketahui proyek yang dikerjakan PTPP banyak yang berasal dari pemerintah. Demikian pula ketika nanti dilakukan pembangunan infrastruktur ibukota tahap pertama. Walau pos pendapatan infrastruktur masih mini, namun PTPP sudah mulai melirik pengerjaan proyek infrastruktur.

Buktinya, perusahaan BUMN ini telah mendapatkan kontrak baru mengenai pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang diperkirakan bernilai Rp15,3 triliun. Selain itu, PTPP juga berencana melepas kepemilikan saham di dua perusahaan tol yang sudah beroperasi. Pelepasan saham itu dilakukan guna menambah modal untuk pengembangan proyek jalan tol selanjutnya.

Saat ini, PTPP sudah membentuk PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak setelah memenangi lelang pengusahaan jalan tol Semarang—Demak. PTPP bersama Delta Mega Persada juga telah mendapat izin prakarsa pengusahaan tol Semanan—Balaraja. Ruas ini diperkirakan membutuhan investasi Rp15,60 triliun.

Rencana jalan tol sepanjang 31,9 kilometer itu menjadi salah satu ruas prakarsa yang siap dilelang pemerintah tahun ini. Secara keseluruhan, PTPP memiliki tujuh portofolio investasi di sektor jalan tol dengan porsi kepemilikan minoritas, mulai dari 12,50 persen sampai dengan 35 persen.

Terbaru, perusahaan ini juga telah mendapatkan kontrak pengerjaan proyek pembangunan jalan di kawasan ekonomi khusus Mandalika dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Proyek pembangunan jalan ini nilainya sebesar Rp 900 miliar. Adapun nantinya jalan yang dibangun PTPP juga akan difungsikan sebagai sirkuit Moto GP yang rencananya aakn dihelat pada pertengahan 2021.

Sedangkan untuk proyek di ibukota negara baru juga sampai saat ini belum jelas kabarnya. Belum ada rilis resmi soal proyek yang akan dikerjakan perusahan ini. Namun pelaku pasar saham yakin perusahaan ini akan diberikan porsi untuk membantu pembangunan infrastruktur yang jelas akan menjadi penopang kinerja keuangannya di masa depan. Jika demikian, tak ada salahnya optimis jika pergerakan emiten ini Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan cemerlang.

Saham PTPP Tak Kebal Corona, Banyak Proyek Terdampak

Melalui keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Emiten berkode saham PTPP itu menyampaikan bahwa hingga 15 Juli 2020, terdapat 31 proyek atau 24 persen dari total proyek dikerjakan yang masih terkendala Covid-19.

Terdapat 16 proyek (12 persen) dalam status slowdown, 9 proyek (7 persen) dalam status lockdown dan 6 proyek (5 persen) dalam status diberhentikan sementara. Sejumlah proyek tersebut terkendala karena lokasinya berada di zona merah dan atau terdapat perlambatan dibeberapa kegiatan proyek di lapangan.

Diperkirakan pendapatan dari proyek-proyek yang terhenti tersebut memiliki kontribusi setara dengan sekitar 51 persen hingga 75 persen dari pendapatan tahun lalu. Emiten konstruksi pelat merah itu memperkirakan, hingga Mei telah terjadi penurunan pendapatan sekitar 25 persen hingga 50 persen secara year on year (yoy). Sementara itu, laba bersih diestimasi telah mengalami penurunan sekitar 75 persen.

Hingga Juni 2020, perseroan mencatatkan kontrak baru senilai Rp8,98 triliun. Pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru di level induk sebesar Rp7,91 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp1,07 triliun. Proyek dari BUMN dan pemerintah mendominasi perolehan kontrak baru PTPP

Manajemen perseroan menyebutkan, proyek yang berhasil diraih PTPP hingga Juni 2020, antara lain, RDMP JO sebesar Rp1,80 triliun, Water Treatment Pekanbaru Rp1,26 triliun, dan Bogor Apartment senilai Rp1,17 triliun. Kemudian Sport Center Banten Rp794 miliar, SGAR Alumina Rp660 miliar, RDMP Reguler Rp576 miliar, serta Kendari – Toronipa Road bernilai Rp412 miliar. 

Sampai dengan Juni 2020, perolehan kontrak baru dari Perusahaan BUMN mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 39 persen, disusul oleh Pemerintah (APBN) sebesar 27 persen dan Swasta sebesar 27 persen dari total perolehan kontrak baru.

PTPP melaporkan pendapatan Rp3,40 triliun pada kuartal I/2020. Realisasi itu turun 31,17 persen dari Rp4,94 triliun periode yang sama tahun lalu. Dari situ, laba bersih yang dikantongi perseroan senilai Rp13,31 miliar per 31 Maret 2020. Jumlah tersebut amblas dibandingkan posisi kuartal I/2019 sebesar Rp171,15 miliar.

Kendati demikian, PTPP melaporkan perolehan kontrak baru Rp7,5 triliun hingga Mei 2020. Total order book atau kontrak dihadapi senilai Rp64 triliun sampai dengan Mei 2020. Dengan perfroma tersebut, perolehan PTPP menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan emiten BUMN karya lainnya untuk periode Januari 2020—Mei 2020. Namun, realisasi itu masih lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.

Pemegang saham PTPP selama ini juga telah mendapatkan pembagian dividennya pada awal Juli ini. Manajemen PP telah memutuskan penggunaan laba tahun buku 2019 dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Total nilai dividen dibagikan senilai Rp209,32 miliar atau Rp33,842 per saham.

Karena itu, meski geraknya melambat, rasanya saham PP masih memiliki pergerakan yang menjanjikan di masa mendatang di bursa saham. Tertarik memiliknya?

PTPP Hilangkan Status Persero

PTPP mengubah anggaran dasarnya guna menghilangkan kata ‘persero’ usai akta inbreng holding perumahan dan pengembangan kawasan selesai. Perusahaan ini akan menjadi bagian dari anggota holding perumahan dan pengembangan kawasan bersama perseroan lainnya yang dipimpin Perum Perumnas.

Meski status persero akan dihapuskan, tapi pemerintah masih memiliki kuasa melalui saham seri A di PTPP. Saham seri tersebut disebut juga dengan golden share, yang berarti pemilik saham memiliki hak atas pengendalian perusahaan.

Hal ini sesuai dengan aturan PP Nomor 72 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas PP Nomor 44 Tahun 2005 Tentang tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas.

Selain itu, sinergi BUMN sektor perumahan juga akan meningkatkan kemampuan bisnis antarlini usaha. Sehingga, lebih efisien dan tercipta kondisi finansial sehat, sekaligus memperbesar peluang ketersediaan dana untuk membangun perumahan nasional serta mengatasi kekurangan perumahan.

Artikel Terkait