Saham

13 Pertanyaan Tentang Jual Beli Saham di Pasar Modal

pertanyaan tentang jual beli saham

Ajaib.co.id – Sebelum berinvestasi, ada baiknya kamu bertanya tentang mekanismenya. Termasuk ketika ingin investasi saham. Berikut ini pertanyaan tentang jual beli saham yang sering diajukan oleh investor pemula.

Investasi saham merupakan kegiatan menanamkan modal berbentuk penyertaan modal pada suatu perusahaan go public yang tercatat di bursa efek. Memiliki saham memperlihatkan kepemilikan perusahaan. Dana yang terkumpul melalui saham akan digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.

Bagi pemula, investasi saham cukup rumit. Namun menjanjikan imbal hasil tinggi dalam jangka waktu lama. Lalu bagaimana cara memulainya? Tanya semua mekanisme dan seluk beluk tentang investasi saham. Pelajari pula dasar-dasar mengenai dunia pasar modal.

Hal tersebut bertujuan melindungi asetmu sekaligus menghindarkan dari risiko. Buat kamu yang sedang mencari informasi tentang investasi saham, inilah pertanyaan tentang pertanyaan tentang investasi pasar modal dan jual beli saham yang sering diajukan oleh investor pemula.

Apa itu Pasar Modal?

Pasar modal merupakan tempat terjadinya transaksi atau jual beli instrumen keuangan antara para penerbit surat berharga dengan investor. Pasar modal juga sering disebut pasar saham atau bursa efek. Pasar modal adalah salah satu pilar ekonomi negara. Melalui pasar modal maka akan terjadi kegiatan penggalangan dana masyarakat. Dana masyarakat yang dihimpun ini nantinya akan digunakan untuk keperluan pengembangan dan pembangunan, sehingga akan terbuka banyak kesempatan kerja bagi masyarakat luas dan mengembangkan sistem ekonomi nasional.

Bagaimana Cara Investasi Saham?

Ini adalah pertanyaan tentang jual beli saham yang kerap diajukan. Cara berinvestasi saham adalah membuat rekening efek di perusahaan sekuritas.

Rekening efek adalah rekening untuk menyimpan saham (rekening saham) dan menyimpan dana (Rekening Dana Investor, RDI). Ketika membuat rekening efek, kamu akan diberikan formulir rekening saham dan RDI. Isi formulir dan lengkapi dokumennya. Seperti fotokopi KTP, NPWP, buku tabungan, dan materai Rp6,000.

Untuk membuat rekening efek, kamu harus melakukannya di perusahaan sekuritas. Cek daftar perusahaan sekuritas terpercaya di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), idx.co.id. Beberapa perusahaan sekuritas memiliki fasilitas membuka rekening via daring. Sehingga kamu tak perlu mendatangi kantornya. Bisa pula mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) yang diselenggarakan BEI.

Bagaimana Transaksi Saham?

Transaksi (beli dan jual) saham tak bisa dilakukan langsung di BEI sebagai pasar modal di Indonesia. Namun, kamu akan bertransaksi melalui perusahaan sekuritas yang bertindak sebagai broker atau pialang. Transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi di ponsel dan desktop serta menelpon sang pialang.

Berapa Modal yang Dibutuhkan untuk Membuka Rekening Efek?

Masing-masing perusahaan sekuritas memiliki persyaratan untuk membuka rekening efek. Ada yang mensyaratkan Rp10 juta dan ada juga yang Rp100,000. Nah, di Ajaib sendiri kamu sudah bisa memulai investasi saham dengan membuka rekening efek dengan modal mulai dari Rp100 ribu. Dengan dana inilah kamu sudah bisa membeli saham di perusahaan yang kamu inginkan.

Alasan Berinvestasi Saham

Seseorang akan membeli saham dengan alasan untuk investasi. Di mana, investasi banyak dilakukan seseorang karena mudah diperjualbelikan dan bisa dikontrol dan diawasi dengan mudah, karena prosesnya yang sangat transparan. Ketika berinvestasi di emiten saham yang tepat, ketika harga saham tersebut naik, maka bisa jadi uang investasi akan meningkat sehingga bisa memperoleh keuntungan. Hal ini sering disebut dengan istilah capital gain yang diperoleh ketika harga jual saham lebih tinggi dibanding harga beli

Bukan hanya keuntungan dari selisih harga saja. Dengan investasi saham, kamu juga bisa mendapatkan dividen yang biasanya akan dibagikan emiten setiap tahunnya, ada yang 1x per tahun dan ada juga yang 2x per tahun. Dividen adalah pembagian laba atau keuntungan. Namun tak semua perusahaan yang membukukan laba membagikan dividen.

Apakah akan Benar-Benar Mendapatkan Dividen?

Ketika membeli saham, bisa jadi investor akan mendapatkan dividen. Namun bisa juga tidak mendapatkannya. Dividen didapatkan ketika perusahaan memiliki laba dan disepakati untuk dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan jika pemegang saham menyetujui jika laba digunakan untuk menambah modal dan mengembangkan bisnis, maka dividen tidak ada dibagi. Karena bisa jadi nantinya keuntungan didapatkan bukan dari dividen, namun dari kenaikan harga saham.

Adakah Biaya Jual Beli Saham?

Ini merupakan pertanyaan tentang jual beli saham yang sering ditemui. Jawabannya, ada. Setidaknya kamu akan dibebankan lima biaya. Mereka adalah brokerage fee (komisi broker), IDX levy (biaya BEI), biaya KPEI, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak penghasilan (PPh). Pada umumnya, komisi broker sekitar 0,15-0,35 persen dari nilai transaksi. IDX levy sebesar 0,04 persen, KSEI 0,01 persen, PPN 0,03 persen, dan PPh 0,1 persen khusus transaksi jual.

Bagaimana Memilih Saham yang Bagus?

Tak ada ketentuan dalam pemilihan sebuah saham. Yang pasti beli saham sesuai dana yang tersedia. Namun sebelum membeli, kamu harus mencari informasi mengenai emiten tersebut. Hamdi Hassyarbaini, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI 2015-2018, Investor.id (01/03/2020) menuliskan ketentuan umum dalam memilih saham:

  • Perusahaan memiliki fundamental bagus
  • Memahami prospek bisnis perusahaan
  • Perusahaan didukung manajemen yang baik
  • Harga saham murah

Apa Ciri-ciri Saham Murah?

Tak sedikit investor baru yang mengajukan pertanyaan tentang jual beli saham khususnya ciri-ciri saham murah. Kamu bisa melihat Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). PER dihitung dari harga saham terbaru dibagi harga per lembar saham. PBV dihitung dari jumlah total nilai dibagi jumlah saham yang beredar.

Jika nilai PER rendah berarti valuasi saham murah, tetapi bandingkan nilai PER emiten-emiten dari sektor yang sama. Nilai PER tinggi, valuasi saham mahal. Namun hal itu tidak mengindikasikan bahwa harga saham tidak bisa naik dan/atau prospek masa depan emiten stagnan. Hal ini juga berlaku pada PBV.

Kapan Harga Saham Naik?

Ada berbagai faktor yang memengaruhi harga saham naik dan turun. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui sikapiuangmu.ojk.go.id, pergerakan harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

  • Faktor internal meliputi fundamental perusahaan, aksi korporasi, dan kinerja perusahaan.
  • Faktor eksternal mencakup kondisi ekonomi makro, kebijakan pemerintah, kekuatan rupiah terhadap mata uang asing, faktor panik, dan faktor manipulasi pasar.

Kapan Bisa Menjual Saham?

Pertanyaan ini sering diajukan investor pemula. Jawabannya sama seperti memilih saham, tak ada pedoman kapan menjual saham. Lalu, kapan?

Ya, realisasikan saham ketika harganya sudah menyentuh targetmu. Namun kamu perlu perhitungan cermat. Adakah kemungkinan harga akan lebih naik lagi? Jika ya, harap bersabar. Kecuali kamu membutuhkan uang.

1. Sudah Untung

Di sisi lain, kamu bisa menghitung PER-nya. Nilainya sama atau lebih tinggi? Jika tinggi, berarti valuasi saham mahal. Ada baiknya kamu jual, lalu beli saham dengan valuasi murah.

2. Membutuhkan Uang

Jika kamu tak memiliki dana darurat, merealisasikan aset menjadi pilihannya. Jual saham ketika kamu membutuhkan dana segar. Namun usahakan jual ketika harganya lebih tinggi, kecuali tak ada pilihan lain.

Sekadar tip, sebelum investasi saham, sediakan dana darurat yang jumlahnya tiga atau enam kali dari gaji bulanan. Sehingga ketika ada kebutuhan mendesak, kamu bisa memakai dana darurat. Tek perlu mengutak-atik saham.

3. Salah Pilih

Salah pilih saham dapat berupa kinerjanya tidak begitu bagus atau PER-nya terlalu tinggi. Jika demikian kondisinya, jual sahammu dan pilih saham lain.

Apa Risiko Berinvestasi di Pasar Modal?

Setiap hal yang dilakukan pasti memiliki risiko, termasuk investasi di pasar modal. Risiko tersebut bisa tinggi ataupun rendah. Namun untuk berinvestasi di pasar modal, risikonya cukup besar jika langsung terjun di dalamnya tanpa manajer investasi yang berpengalaman. Risiko yang bisa dialami adalah risiko capital loss dan likuidasi.

Capital loss adalah risiko yang diterima karena kerugian yang harus ditanggung akibat selisih harga jual saham yang lebih rendah daripada harga belinya. Sedangkan likuidasi adalah risiko yang terjadi jika emiten yang sahamnya kita miliki dinyatakan pailit dan dilikuidasi. Investor akan menjadi prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya.

Adakah Alternatif Lain dari Investasi Saham?

Jika kamu belum siap dengan risiko investasi saham di pasar modal, ada cara lain. Kamu bisa berinvestasi melalui reksa dana. Pasalnya, reksa dana memiliki jenis reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran.

Pada reksa dana saham, Manajer Investasi (MI) akan mengalokasikan dana di instrumen saham setidaknya 80 persen dan obligasi dan/atau pasar uang minimal 20 persen. Untuk memulai investasi reksa dana, kamu hanya membutuhkan dana Rp100,000 dan Rp400,000 dengan didampingi ahli. Temukan berbagai macam informasi dan portofolio reksa dana di Ajaib.

Artikel Terkait