Saham

Ini Komposisi Saham Telkomsel, Kapan Melantai di BEI?

Ajaib.co.id – Bicara tentang komposisi saham Telkomsel, pastinya berkaitan dengan saham perusahaan Telkom. Perusahaan berpelat merah alias milik BUMN ini yang membawahi beberapa perusahaan salah satunya Telkomsel. Jadi, jika kamu tertarik untuk berinvestasi saham perusahaan Telkomsel, kamu harus membeli saham Telkom karena saham operator telekomunikasi seluler ini belum diperdagangkan di bursa saham.

Semenjak diumumkannya siaga pandemi virus Covid-19 di Indonesia pada awal Maret lalu, banyak saham-saham perusahaan yang mengalami penurunan, salah satunya saham Telkom. Walau sepanjang Maret saham turun hingga berada di angka Rp2.620 per lembar saham, saham kembali mengalami fluktuasi hingga berada di angka Rp3.100an per lembar saham.

Imbauan pemerintah akan bahaya pandemi dan melakukan semua aktivitas dari rumah, membuat penggunaan data dan internet juga terus meningkat sehingga hal ini menjadi titik cerah saham Telkom untuk kembali naik. Jika membandingkan capaian harga saham pada 2019 lalu sebesar Rp4.450, maka hingga April 2020 ini saham Telkom mengalami penurunan hingga 35,3%.

Lalu, apa yang membuat Telkomsel tidak dapat melantai di bursa saham dan mengapa jika tertarik untuk membeli saham Telkomsel, harus membeli saham Telkom? Berikut ini penjelasan mengenai hal yang menyangkut komposisi saham Telkomsel dan alasan mengenai terkait hal tersebut.

Alasan Telkomsel Tidak Dapat Melantai di Bursa Efek Indonesia

Banyak yang beranggapan Telkomsel dapat dengan bebas mencari pendanaan di pasar modal. Hal ini berarti Telkomsel seharusnya sudah dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dan diperdagangkan dengan leluasa. Akan tetapi, hal ini tidak dapat terwujud karena saham Telkomsel tidak sepenuhnya dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk.

Hal ini karena kepemilikan saham Telkomsel dimiliki oleh investor asing yaitu Singapore Telecommunications sebesar 35 persen, sementara Telkom menjadi pemegang saham sebesar 65 persen. Salah satu pengamat pasar modal, Satrio Utomo, berpendapat Telkomsel akan berkembang pesat ketika melakukan pendanaan lewat Initial Public Offering atau IPO di bursa saham.

Selain itu, jika pemisahan saham ini terjadi, maka akan terjadi dampak buruk bagi pemegang saham Telkom yang sudah ada. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, nantinya akan ada sentimen negatif yang semakin membuat lemah saham Telkom dengan kode saham TLKM ini.

Apalagi jika investor Telkom didominasi oleh para investor asing, mereka akan langsung melakukan net sell dan hal ini jelas akan semakin melemahkan harga saham Telkom.

Hal yang Membuat Telkomsel Layak Melantai di Bursa

Komposisi saham Telkomsel yang dimiliki pemerintah RI adalah 51,6 miliar lembar saham. Di mana, perusahaan ini mencatatkan kepemilikan 12 anak perusahaan secara langsung dan 21 kepemilikan anak perusahaan secara tidak langsung. Banyaknya kepemilikan anak perusahaan oleh Telkom jelas memberikan beban lebih pada perusahaan.

Apalagi 70 persen pendapatan yang dihasilkan dan diterima oleh Telkom berasal dari Telkomsel. Hal ini jelas menyalahi aturan, di mana anak perusahaan yang menopang perusahaan utama dalam hal pendapatan. Dari pendapatan yang dihasilkan oleh Telkomsel, seharusnya sudah bisa menunjukkan jika Telkomsel layak untuk melantai di bursa saham secara individu perusahaan.

Hal ini juga akan memberikan sentimen pasar atau para investor yang akan tertarik untuk membeli saham Telkomsel jika melaju ke bursa saham. Di mana, pendapatan dan dividen yang dibagikan akan lebih jelas serta besar. Hal ini bisa dilihat dari pendapatan Telkomsel pada kuartal III tahun 2019 yang mencapai Rp102,6 triliun dengan total pendapatan setahun sebesar Rp134,2 triliun.

Pendapatan ini terdiri dari data, internet serta jasa teknologi informatika sebesar 64% dan penggunaan telepon selular sebesar 19%. Lalu, CPE terminal, penyewaan menara telekomunikasi, penjualan peripheral, layanan call center, hingga e-payment sebesar 7%. Selanjutnya ada pada telepon fixed untuk di rumah serta kantor yang ikut menyumbang pendapatan sebesar 4%.

Namun di sisi lain, ada bidang yang mengalami penurunan karena mulai ditinggalkan seperti bisnis legacy, layanan percakapan, serta SMS. Di mana, para pengguna yang merupakan masyarakat sudah mulai beralih ke platform atau aplikasi yang berbasis data seperti Line, Telegram, WhatsApp, dan masih banyak lainnya.

Walau Belum Pisah, Saham Telkom Masih Layak Dibeli

Realisasi Telkomsel yang secara mandiri dapat melantai di Bursa Efek Indonesia, mungkin masih dalam perhitungan dan rencana untuk beberapa tahun mendatang. Akan tetapi, bukan berarti komposisi kepemilikan sahamnya seperti saham Telkom tidak layak untuk dibeli. Hal ini karena kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk masih bisa dikatakan baik.

Di tahun 2019, tren positif perusahaan mulai meningkat dengan pendapatan dan laba bersih di atas 10% dan 15% pada net profit margin serta return on quality. Selain itu, pandemi yang kini terjadi memang memberikan dampak tidak hanya pada saham PT Telkom Indonesia saja, namun juga beberapa perusahaan sehingga jika saham Telkom mengalami penurunan, hal ini tidak bisa dikatakan masuk ke kategori buruk.

Hal ini justru kesempatan bagi para investor yang ingin membeli saham Telkom dengan harga saham cukup murah per lembarnya. Harga saham yang turun tersebut tentu akan meningkat naik dan pulih dari keadaan yang ada sekarang ini. Komposisi saham Telkomsel yang didominasi oleh Telkom ini tentu bisa menjadi keuntungan yang akan kamu dapatkan ketika berinvestasi saham Telkom.

Oleh karena itu, investasi saham memiliki banyak pertimbangan yang pada dasarnya bisa kamu pahami secara mudah. Namun, terkadang anggapan investasi saham yang sudah dianggap terlalu rumit di awal ini menjadikan instrumen investasi saham banyak diragukan. Akan tetapi, hal ini bukan berarti menutup niat kamu untuk tetap berinvestasi karena masih ada instrumen investasi lainnya seperti reksa dana.

Investasi reksa dana sangat mudah dilakukan dan risiko kerugian yang akan dialami cukup rendah. Apalagi kini investasi reksa dana bisa dilakukan secara online melalui smartphone yang kamu miliki yaitu dengan menggunakan aplikasi Ajaib. Ajaib merupakan media investasi online yang dapat membantu kamu berinvestasi khususnya reksa dana.

Dengan menggunakan aplikasi Ajaib, kamu bisa mengetahui jenis reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan jenis reksa dana lainnya. Tentunya dengan keuntungan besar dan risiko yang rendah dibanding instrumen investasi lainnya.

Selain itu, kamu bisa merencanakan keuangan kamu untuk kebutuhan di masa mendatang seperti biaya pernikahan, biaya membuka usaha, membeli mobil, membeli rumah, dan masih banyak lainnya. Kamu juga tidak perlu takut dengan dana yang diinvestasikan karena Ajaib sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Yuk, download aplikasi Ajaib di smartphone kamu dan temukan kemudahan dalam berinvestasi sekarang.

Artikel Terkait