Properti

Rumah Adat Jawa, Peninggalan Luhur Nenek Moyang

Ajaib.co.id – Di zaman seperti ini, kamu pasti sulit menemukan rumah-rumah adat atau bangunan tradisional di sekitar lingkunganmu. Apalagi jika kamu diminta mencari rumah adat Jawa yang ada di sekitar atau kotamu.

Tak bisa dipungkiri, rumah atau tempat tinggal yang ada di sekitarmu telah mengalami modernisasi arsitektur. Model rumah minimalis, model eropa, mediterania, oriental, apartemen atau lainnya, mungkin lebih akrab di telingamu dibandingkan rumah adat Jawa misalnya.

Sebagai warga negara Indonesia, ada baiknya kita mengenal beberapa rumah adat peninggalan nenek moyang. Mungkin sebagian dari kalian pernah mempelajari di sekolah berbagai rumah adat peninggalan kebudayaan luhur nenek moyang kita.

Begitu banyak rumah adat yang dimiliki bumi nusantara ini, Redaksi Ajaib akan mengenalkan atau mengingatkan kembali beberapa rumah adat, khususnya rumah adat yang ada di Pulau Jawa.

1. Rumah Badui

Rumah Badui merupakan rumah adat yang dimiliki Suku Badui, Banten. Di perkampungan Badui, rumah adat ini masih terpelihara dan digunakan masyarakat Badui hingga kini.

Rumah Badui berupa rumah panggung. Yakni rumah yang didirikan di atas tanah tanpa menapak tanah, layaknya sebuah panggung. Bangunan ini terdiri dari batu-batu kali yang difungsikan sebagai pondasi yang akan menyangga tiang bangunan. Kemudian kayu berkualitas kuat sebagai tiang rumah seperti kayu jati, dan bilik yang dibuat dari batang-batang bambu sebagai dinding rumah.

Uniknya, rumah adat Suku Badui ini hanya diperkenankan menghadap utara dan selatan, dan saling berhadapan. Hal ini berdasarkan peraturan adat yang dipegang teguh Suku Badui.

Secara umum, rumah adat Badui terdiri dari tiga bagian. Bagian depan disebut Sosoro, bagian tengah disebut Tepas, bagian belakang disebut Imah. Sosoro merupakan bagian rumah yang berfungsi untuk menerima tamu. Tepas merupakan bagian tengah rumah yang berfungsi untuk bercengkerama para penghuni rumah, seperti makan, beristirahat, dan tidur untuk anak-anak.

Seperti Imah disebut sebagai bagian inti rumah. Di sini Imah berfungsi sebagai dapur dan ruang tidur pemilik rumah, orang tua atau dituakan di rumah tersebut.

Jika kamu ingin melihat langsung rumah adat Badui ini, kamu bisa berkunjung atau berwisata budaya ke lingkungan Badui Dalam. Di situ kamu bisa melihat banyak bangunan asli Badui yang belum terjamah modernisasi arsitektur.

Suku Badui Dalam memang memegang teguh kebudayaannya dengan mengasingkan diri dari perubahan zaman.

2. Rumah Kebaya

Rumah Kebaya merupakan rumah adat khas Suku Betawi. Mengapa disebut kebaya? Karena jika dilihat dari samping, bangunan ini seperti lipatan kebaya.

Hal yang menonjol dari rumah adat yang satu ini memiliki teras yang sangat luas. Rumah yang terbuat dari kayu ini bisa dimanfaatkan untuk menerima tamu atau kumpul keluarga. Zaman dahulu, suku Betawi membuat sumur yang diletakkan di depan rumah, sedangkan di sisi samping ada makam keluarga.

Untuk dinding rumah kebaya bisa dibuat dari panel-panel yang bisa dibuka dengan cara digeser sewaktu-waktu. Maksudnya, rumah kebaya bisa lebih terlihat luas dan rapih.

Rumah Kebaya ini juga sulit ditemui lagi di Jakarta, tempat Suku Betawi berasal. Kamu yang tinggal di Jakarta tidak perlu jauh-jauh untuk mengenal rumah adat ini. Kamu bisa melihat langsungnya di Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Di Setu Babakan terdapat area perkampungan yang sengaja dijadikan lokasi untuk menjaga kebudayaan Betawi.

3. Rumah Adat Kasepuhan

Yang ketiga adalah rumah adat kasepuhan. Rumah adat ini berasal dari Provinsi Jawa Barat, yang didirikan pada tahun 1529 oleh seorang pangeran bernama Cakrabuana. Rumah ini disebut dengan rumah keraton oleh masyarakat Jawa Barat.

Rumah yang satu ini bentuk penyempurna dari rumah Keraton Pakungwati. Rumat Adat Kasepuhan merupakan salah satu peninggalan dari kerajaan Islam yang ada di salah satu daerah yang berlokasi di Jawa Barat, yakni Cirebon. Rumah kasepuhan ini masih dapat kita temui, terawat, juga terpelihara hingga saat ini.

Konsep rumah kasepuhan ini merupakan kompleks keraton yang tediri dari beberapa bagian. Setiap bagian memiliki nama dan fungsi yang berbeda.

Bagian pertama, yakni pintu gerbang utama. Biasanya terdapat dua pintu gerbang yang terletak di bagian utara dan selatan. Kedua, Bangunan Pancaratna. Bagian bangunan ini berfungsi untuk menerima tamu yang biasanya para pembesar atau orang berpengaruh.

Kemudian ada bagian yang disebut Bangunan Pangrawit. Bangunan ini menghadap sebelah utara. Fungsi utama bangunan ini sebagai lokasi pelatihan para prajurit, tempat beristirahat dan bercengkerama, serta berfungsi juga sebagai lokasi pengadilan pada saat itu.

4. Rumah Adat Joglo

Source: finansialku.com

Rumah joglo merupakan rumah adat dari Jawa Tengah yang paling tenar dan familiar di masyarakat Indonesia. Di mana, pada zama dahulu, rumah ini merupakan rumah khusus bagi orang kaya dan terpandang saja. Sehingga, bagi siapapun orang yang memiliki rumah ini, maka secara tidak langsung bisa menunjukkan status sosial dan ekonomi pemiliknya.

Rumah Joglo sendiri memiliki berbagai model seperti Joglo Pangrawit, Jompongan, Sinom, dan Hageng. Rumah ini bukan hanya sekadar rumah hunian biasa, namun setiap bagiannya memiliki nilai filosofi yang tinggi.

Pertama, pendapa dalam rumah Joglo ini digunakan untuk menjamu para tamu, sedangkan, pringgitan merupakan ruang tengah pada rumah adat Joglo yang digunakan untuk tamu yang memiliki hubungan dekat dengan pemilik rumah.

Kemudian ada omah ndalem/ omah njero yang berarti rumah di dalam. Ini merupakan ruang tempat keluarga berkumpul dan bercengkrama. Setelah itu, senthong atau kamar tidur terbagi menjadi senthong tengen (kamar kanan), kiwa (kiri), dan tengah.

Kamu juga bisa menemukan padepokan yang biasa digunakan sebagai tempat beribadah, menenangkan diri, tempat perlindungan, dan kegiatan ritual yang sakral.

Rumah ini juga memiliki saka guru atau empat buah pilar utama sebagai penyangga rumah untuk mewakili empat arah mata angin yaitu timur, selatan, utara, dan barat. Di dalam saka guru ini, kamu bisa menemukan tumpang sari yang disusun dengan pola terbalik.

Pada rumah Joglo, kamu juga bisa menemukan tiga pintu rumah dengan tata letak pintu berada di tengah dan kedua sisi kanan dan kiri melambangkan kupu-kupu yang berkembang di dalam keluarga.

Artikel Terkait