Investor Saham Pemula, Saham

Indikator Rasio Keuangan yang Wajib Dipahami Investor Pemula

Indikator Rasio Keuangan yang Wajib Dipahami Investor Pemula

Ajaib.co.id – Analisis rasio keuangan adalah hal yang wajib untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan. Datanya didapatkan dari laporan keuangan dengan berbagai indikatornya. Rasio keuangan juga penting bagi investor untuk melihat kondisi dan kinerjanya apakah menguntungkan atau tidak di masa mendatang. 

Bahkan laporan keuangan menjadi pertimbangan utama bagi investor untuk memilih produk keuangan dari perusahaan mana yang menjanjikan. Investor yang cermat juga selalu memantau rasio keuangan perusahaan tempatnya menanamkan dana. Tujuannya untuk mengetahui dana yang diberikan dikelola dengan baik dan bermanfaat. 

Kalau kamu tertarik menyimak sendiri bisa mulai dengan mencermati laporan keuangan perusahaan publik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur jika laporan keuangan publik haruslah bisa diakses masyarakat. Tentunya ini juga menguntungkan kalau kamu tertarik berinvestasi pada perusahaan tersebut termasuk melalui reksa dana atau saham. 

Apa itu Rasio Keuangan?

Rasio keuangan atau rasio finansial merupakan alat yang digunakan dalam menganalisa dan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan parameter kondisi atau data keuangan perusahaan. Di mana, data-data keuangan tersebut biasanya diambil dari laporan keuangan perusahaan, seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan lainnya.

Fungsi Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan biasanya digunakan manajemen perusahaan untuk menentukan seberapa baik kondisi dan kinerja perusahaan. Sedangkan fungsi analisis rasio keuangan untuk para investor adalah untuk melihat perusahaan yang akan digunakan untuk investasi, apakah memiliki kondisi keuangan yang baik atau tidak. Dengan mengetahui rasio keuangan perusahaan dapat menentukan investasi mana yang terbaik.

Suatu perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi baik apabila memiliki indikator-indikator yang baik seperti:

  1. Rasio likuiditas yang lancar,
  2. profitabilitas yang tinggi,
  3. solvabilitas yang tinggi, dan
  4. rasio aktivitas yang tinggi.

Indikator-indikator tersebut bisa kamu ketahui dengan mudah menggunakan rasio keuangan yang dapat dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan. Di bawah ini adalah beberapa fungsi dari rasio keuangan.

1. Mengetahui Optimalisasi Keuangan 

Melihat penggunaan keuangan yang lebih optimal dan jelas. Termasuk diantaranya ketika terjadi kecurangan dalam laporan keuangan, atau penggunaan yang keuangan yang tidak efisien. 

2. Melihat Efektifitas Manajemen Operasional 

Manajemen operasional meliputi penggunaan biaya dan efektivitas penggunaan keuangan untuk operasional perusahaan. Oleh sebab itu, mengacu pada rasio tersebut dapat melihat seberapa efektif kinerja manajemen operasional dalam penggunaan biaya untuk kegiatan operasional. 

3. Melihat Optimalisasi Penggunaan Aktiva 

Aktiva merupakan hal yang tidak kalah penting untuk dievaluasi penggunaannya. Besaran aktiva yang dimiliki perusahaan, menjadikan bahan pertimbangan manajemen perusahaan untuk memutuskan kebijakan. Sehingga dari rasio tersebut bisa diketahui optimalisasi penggunaannya. 

4. Melihat Tingkat Kesehatan Keuangan Dalam Perusahaan 

Kesehatan keuangan perusahaan berarti selalu mendapatkan laba dari setiap aktivitasnya. Sehingga bisa diketahui tingkat kesehatan keuangan berdasarkan rasio tersebut dan dapat dianalisa seberapa lama perusahaan dapat tetap bertahan dan berkembang 

5. Acuan Menganalisa Kemampuan Perusahaan untuk Berkembang 

Pengembangan bisnis seringkali dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan tersebut dapat terus bertahan. Pengembangan bisnis, meliputi pendirian cabang, perluasan wilayah pemasaran, peluncuran produk baru.

Tujuan Analisa Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan ini diperlukan untuk mencapai dua tujuan utama, apa saja itu? Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Mengetahui Kinerja Perusahaan

Dengan melakukan analisa rasio keuangan, kamu bisa menentukan rasio individu per-periode dan melacak perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini dperlukan untuk melihat tren yang mungkin berkembang di suatu perusahaan. Misalnya, rasio utang terhadap aset yang meningkat bisa membantu kamu mengindikasikan bahwa perusahaan terlalu terbebani dengan utang dan mungkin akhirnya menghadapi risiko default.

2. Membuat Penilaian Komparatif

Dengan adanya analisa ini, kamu bisa membandingkan rasio keuangan dengan kompetitor utama. Hal ini bisa membantu kamu dan perusahaan dalam mengidentifikasi apakah perusahaan memiliki kinerja lebih baik atau lebih buruk dari kompetitor dengan industri yang sama.

Misalnya, perusahaan bergerak di industri makanan, seperti roti. Dengan mmembandingkan laba atas aset antar perusahaan roti, kamu bisa menganalisisnya dengan baik untuk menentukan aset perusahaan mana yang paling efisien digunakan.

Metode Analisis Rasio

Sebelum melakukan analisa laporan keuangan, kamu bisa memilih beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan. Di bawah ini adalah beberapa metode yang bisa kamu gunakan.

1. Metode Analisa Pertumbuhan

Tehnik ini disusun dengan melakukan perbandingan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode laindari masing-masing pos yang ada di dalam laporan keuangan, dengan menggunakan nilai persentase.

Data yang disajikan bisa berupa perbandingan kenaikan atau penurunan masing-masing pos laporan keuangan pada periode lalu dengan periode saat ini, atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

2. Metode Trend dan Indeks

Teknik atau metode analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan, bedanya angka pembanding yang digunakan dalam metode ini adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini akan sangat berguna bagi kamu yang ingin memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.

3. Metode Analisis Rasio

Teknik ini digunakan untuk membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.

Jenis & Rumus Perhitungan Rasio Keuangan

Secara umum, jenis ratio keuangan dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas. Apa saja itu? Simlak penjelasan dan rumus perhitungannya di bawah ini:

1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Jenis rasio ini dianggap memiliki peran penting yang krusial bagi kelangsungan perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan akan bergantung dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu, rasio ini juga bisa digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan yang bisa kamu ukur menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity.

a. Gross Profit Margin

Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor yang dapat dicapai dari setiap penjualan. Jenis rasio ini meripakan perbandingan laba kotor dan penjualan pada periode yang sama. Semakin besar hasil perhitungan yang didapatkan, maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

(Laba kotor perusahaan/ Pendapatan perusahaan) x 100%

b. Operating Profit Margin

Profit margin ini akan membantu kamu melihat gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari penjualan. Rasio ini bisa dilihat dengan mudah pada laporan laba rugi pada bagian analisis common size. Rasio ini diinterpretasikan sebagai ukuran efisiensi bagaimana perusahaan mampu menekan biaya-biaya pada suatu periode.

(Laba operasi/Penjualan bersih)

c. Net Profit Margin

Rasio ini membantu kamu mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan setiap satu penjualan rupiah. Di mana, semakin tinggi rasio artinya semakin baik, karena dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Return On Assets (ROA)

ROA menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan after tax operating profit dari total aset yang dimiliki. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

e. Return On Investment (ROI)

ROI akan membantu kamu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah laba setelah pajak / Earning After Tax (EAT). Semakin besar hasilnya maka semakin baik untuk perusahaan.

2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi utang atau kewajiban lancar dalam jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Rasio jenis ini biasanya dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan.

Misalnya, ketika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan likuid. Sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajibanya, maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung tingkat likuiditasnya adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio.

a. Current Ratio

Rasio ini akan membantu kamu menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Di mana, semakin tinggi angkanya, maka semakin baik likuiditas perusahaan.

Current ratio = Current assets/Current liabilities

b. Quick Ratio

Quick ratio akan menunjukkan perbandingan kas + sekuritas jangka pendek + piutang dengan kewajiban lancar. Dengan kata lain, ini merupakan jumlah perimbangan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar.

Biasanya, quick ratio juga disebut acid test ratio. Di mana, persediaan tidak dimasukan dalam perhitungan rasio ini karena persediaan merupakan aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas yang kecil. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik likuiditasnya.

3. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio solvabilitas dapat membantu kamu dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, utamanya apabila di saat perusahaan yang bersangkutan harus dilikuidasi. Rasio ini dapat diukur menggunakan Rasio Utang terhadap kas dan aktiva lancar, Time Interest Earned, dan Fixed Charge Coverage.

a. Total Debt to Total Assets Ratio

Rasio ini dikenal dengan debt ratio yang membantu kamu dalam mengukur besarnya dana yang berasal dari utang. Rasio ini akan membantu menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi aktiva perusahaan. Bagaimana angkanya? Semakin kecil rasionya maka semakin aman (solvable). Dan biasanya, kreditor akan lebih menyukai debt ratio yang rendah dibanding yang tinggi.

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal sendiri. Akan lebih baik jika utang perusahaan tidak melebihi modal perusahaan. Sehingga, beban tetap perusahaan tidak terlalu tinggi, karena semakin kecil utang terhadap modal, maka semakin baik dan aman perusahaan tersebut.

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Sedangkan, jenis rasio terakhir ini digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan menggunakan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran total aktiva tetap.

a. Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang, di mana semakin tinggi perputarannya, semakin efektif pengelolaannya. Dengan rasio ini, kamu juga bisa melihat pengelolaan piutang dan kebijakan kreditnya.

Perputaran piutang usaha= Penjualan bersih / Piutang usaha rata-rata

b. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini menunjukan likuiditas perusahaan dalam pengelolaan persediaannya, Di mana, semakin tinggi perputarannya, maka semakin baik perputaran persediaannya. Hal tersebut artinya perusahaan menjual dan mengelola persediaan dengan cepat dan baik. Namun, jika angka yang didapatkan lebih rendah, maka efektivitas pengendalian persediaan perusahaan kurang baik.

Rasio perputaran persediaan = Penjualan / Rata-rata persediaan

c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimilikinya. Semakin besar perputaran rasionya, semakin baik juga untuk perusahaan. Rasio ini sangat penting bagi industri yang memiliki aktiva tetap yang tinggi. Namun, untuk industri dengan aktiva yang kecil seperti perusahaan jasa, rasio ini tidak terlalu penting.

Rasio perputaran aset tetap = Penjualan bersih / Aset tetap

d. Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio ini hampir sama dengan rasio di atas, perbedaannya adalah pembagi yang digunakan, yaitu total aktiva. Rasio ini digunakan untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva, di mana ketika perputaran aktiva semakin tinggi, maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan total aktiva untuk penjualannya.

Rasio perputaran total aset = Penjualan / Rata-rata total aset

Indikator Rasio Keuangan 

Kamu yang ingin terjun sebagai investor harus mempelajari banyak hal. Salah satu hal mendasar adalah 4 model rasio keuangan yang umum digunakan. Rasio ini menjadi indikator atas performa perusahaan tersebut. 

a. Pertumbuhan Pendapatan

Indikator pertama rasio keuangan yang baik adalah pendapatan perusahaan per tahun yang terus tumbuh. Paling tidak tren positif ini harus terjaga dalam 3 sampai 5 tahun terakhir. Minimal pertumbuhan per tahunnya mencapai 5% selama kurun waktu tersebut. Jika memenuhi poin ini maka perusahaan ini berpotensi memberikan keuntungan bagimu sebagai investor.

b. Net Profit Margin

Net profit margin adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah pendapatan kotor dikurangi biaya operasional, pajak, bunga dan dividen saham. Pastikan perusahaan tempatmu berinvestasi memiliki net profit margin paling tidak di atas 7%. Sebenarnya tinggi rasio yang sehat berkisar 10% namun beda industri beda pula nominalnya. Namun besar rasio 7% sudah dianggap cukup memberikan gambaran perusahaan yang sehat. 

c. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan jumlah laba perusahaan dengan modal yang didapatkan dari pemegang saham. Fungsinya untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan besarnya laba yang diperoleh dari mengelola modal tersebut. Perusahaan dengan rasio ROE lebih dari 15% sangat direkomendasikan untuk berinvestasi. Prinsipnya, semakin tinggi labanya maka akan sangat lebih baik. 

d. Debt to Equity Ratio (DER)

DER atau juga disebut dengan rasio utang terhadap modal adalah perbandingan utang perusahaan dengan modal pemegang saham. Kamu bisa menghitung sendiri rasio ini dengan membagi kewajiban perusahaan dengan nilai modal pemegang saham. Perbandingan yang dianggap sehat dan layak dijadikan investasi minimal adalah 0,5:1. Namun, semakin rendah utang yang ditanggung perusahaan tentunya akan semakin baik pula. 

Cara Mencari Rasio Keuangan Praktis

Untuk mendapatkan rasio-rasio keuangan yang disebutkan di atas kamu tidak perlu repot-repot untuk menghitungnya. Karena semua tersedia di aplikasi Ajaib.

Pada laman informasi emiten , tepatnya pada bagian key statistic kamu akan mendapatkan semua data rasio keuangan emiten bahkan dilengkapi dengan fitur competitive ranking. Dengan fitur tersebut kamu bisa mengetahui fundamental perusahaan dibandingkan dengan kompetitor dari industri di sektor yang sama.

Artikel Terkait