Saham

IHSG Lesu, Apakah Pertanda Buruk untuk Investasi Saham?

IHSG Lesu, Apakah Pertanda Buruk untuk Investasi Saham?

Ajaib.co.idIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terindikasi lesu dan mengalami koreksi. Menurut Akurat.co. IHSG saham mengalami koreksi karena pihak asing banyak yang menjual saham dan meraup keuntungan. IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup lesu 0,62 persen di level 6.342,17 pada Kamis (12/9/2019) sore. Lalu dengan IHSG mengalami koreksi tersebut, apakah berbahaya untuk melakukan investasi?

Meski menurun di September 2019, angka IHSG pada Juli 2020 lebih buruk lagi. Hal ini karena disebabkan karena adanya pandemi virus corona. Di mana, per 3 Juli 2020, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 4,973.79. Angka ini mengalami penguatan sebesar 1,42% jika dibanding minggu sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya kabar menggembirakan seputar vaksin virus corona.

Perusahaan farmasi raksasa AS Pfizer (PFE) dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech (BNTX) mengumumkan data positif dari uji coba tahap awal manusia terhadap vaksin virus corona. Menurut laporan CNBC International, sebuah studi tentang kandidat vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech menunjukkan obat itu menciptakan antibodi penawar.

Sentimen positif lainnya juga datang dari reli bursa Wall Street di tengah laporan data dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan rekor lonjakan dalam pekerjaan di bulan Juni. Di mana, laporan tersebut mengatakan bahwa pekerjaan penggajian non-pertanian melejit sebesar 4,8 juta pekerjaan pada bulan Juni, dan telah mengalami kenaikan hingga 2,7 juta pekerjaan pada bulan Mei.

Apa itu IHSG?

Sebelum masuk ke ranah yang lebih dalam, kamu perlu tahu apa itu IHSG. Sebagaimana umumnya di berbagai bursa saham dunia, ada lebih dari satu indeks saham yang tersedia. Di Indonesia, ada beberapa jenis indeks, di antaranya ialah IHSG, Indeks LQ45, dan lain-lain.

IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983. Namun, hari dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai pembukaan sebesar 100. IHSG sendiri merupakan representasi dari rata-rata dari seluruh saham di BEI.

Fungsi IHSG

Indeks harga saham pada dasarnya memiliki 3 manfaat utama. Yang pertama ialah sebagai penanda arah pergerakan pasar, kedua untuk mengukur tingkat keuntungan, dan yang ketiga ialah sebagai tolok ukur kinerja portofolio.

Dengan melihat posisi IHSG, kamu bisa mengetahui kondisi bursa saham Indonesia saat ini. Jika IHSG trennya naik, maka artinya harga-harga saham di BEI sedang dalam tren yang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG sedang melemah, maka dapat diartikan harga-harga saham di BEI secara general sedang menurun.

Namun perlu diingat, IHSG merupakan rangkuman dari pergerakan harga seluruh di BEI, maka pergerakannya bisa saja berbeda dengan yang terjadi di masing-masing saham. Bisa saja ada saham yang menguat, meski IHSG melemah atau sebaliknya, IHSG menguat ada yang melemah.

Selain merepresentasikan tren, IHSG juga bisa digunakan untuk menghitung secara rata-rata keuntungan berinvestasi di pasar saham. Tentunya dengan catatan keuntungan itu dihitung dari pertumbuhan harga saham dan belum memperhitungkan dari nilai dividen yang diterma tiap tahunnya.

Kesimpulannya

Jadi dapat disimpulkan bahwa posisi IHSG tidak akan berarti apa-apa bila tidak dikaitkan dengan data lain yang sedang ada di pasar. Hal itu dikarenakan IHSG hanyalah alat bagi investor untuk dapat menentukan arah kebijakan investasi yang akan dilakukan.

Maka dari itu, dapat dikatakan saat IHSG lesu atau turun, justru bisa dimaknai secara positif untuk investor membeli saham yang diinginkan atau time to buy. Sebaliknya, kenaikan IHSG juga tidak dapat diartikan sebagai kabar baik selama dikaitkan pada konteks tertentu. Jika konteksnya ingin menarik keuntungan, IHSG yang meningkat jadi kabar yang baik karena saat yang tepat untuk menjual koleksi saham yang dimiliki.

Namun, bila konteksnya untuk menambah portofolio, keadaan IHSG meningkat malah menjadi kabar buruk karena harga-harga saham secara umum sedang mahal. Sehingga, tidak disarankan bagi investor untuk berburu saham. Intinya, saat IHSG mengalami penurunan atau kenaikan, kamu jangan sampai salah memaknai momen tersebut. Jadi, berhati-hatilah, pelajari, dan jangan tergesa-gesa.

Jadi, jangan lupa cek selalu IHSG hari ini sebelum kamu mulai investasi ya! Jangan lupa juga untuk terus belajar investasi reksa dana lebih mudah melalui Blog Ajaib. Di sini, kamu bisa mengetahui dasar-dasar, tips, hingga informasi mengenai saham. Melalui Ajaib, kamu juga bisa mulai berinvestasi lho! Aplikasi ini sangat cocok buat kamu investor pemula yang ingin mulai berinvestasi reksa dana. Yuk, investasi!

Artikel Terkait