Membangun bisnis bukanlah perkara mudah. Saat bisnis sudah berkembang sekalipun, perlu sekali memantau secara berkala kinerja keuangan perusahaan atau bisnis milikmu, untuk mengukur potensi kebangkrutan bisnis. Salah satu cara perhitungan potensi kebangkrutan bisnis bisa dilakukan melalui Altman Z-Score yang dirancang oleh Professor Edward Altman pada 1968.
Secara umum, model Altman Z-Score digunakan untuk memprediksi kemungkinan perusahaan jatuh ke dalam kebangkrutan atau kegagalan keuangan dalam waktu dekat.
Selain berguna untuk perusahaan, Altman Z-Score ini sangat berguna bagi investor sebagai salah satu landasan untuk menentukan keputusan investasi terhadap sebuah saham atau perusahaan.
Z-Score mempunyai kemampuan prediktif terhadap kemungkinan kebangkrutan dalam dua tahun ke depan. Sehingga dengan memahami nilai Z-Score saat ini, investor dapat membuat proyeksi dan mempersiapkan diri terhadap potensi perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan. Simak di bawah ini untuk paparan lebih jelasnya.
Ruang Lingkup Altman Z-Score
Secara umum, model Z-Score ini diperkenalkan ke publik sebagai cara untuk memprediksi kemungkinan sebuah perusahaan akan mengalami kebangkrutan dalam dua tahun ke depan. Sejauh ini, model ini diklaim terbukti sebagai metode yang akurat untuk memprediksi kebangkrutan.
Menurut penelitian, model ini menunjukkan akurasi sebesar 72% dalam memprediksi kebangkrutan dua tahun sebelum terjadi, dengan tingkat eror (false negative) sebesar 6%. Tingkat false negative tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tingkat false negative sebesar 15% hingga 20% yang dihasilkan ketika model tersebut digunakan untuk memprediksi kebangkrutan satu tahun sebelumnya.
Pada awalnya model Altman Z-Score ini memang dikembangkan untuk mengevaluasi probabilitas kebangkrutan khusus dalam industri manufaktur saja. Dalam hal ini, Altman Z-Score menggunakan sistem pembobotan dari berbagai rasio keuangan yang masing-masing mengukur atribut keuangan tertentu.
Adapun tujuan dari model Altman Z-Score adalah untuk mengukur kesehatan keuangan sebuah perusahaan dan mengkuantifikasi probabilitas perusahaan mengajukan kebangkrutan atau membutuhkan restrukturisasi dalam waktu dekat, yaitu dalam dua tahun.
Kemudian, model Altman Z-Score juga sering digunakan sebagai bagian dari analisis kredit, misalnya, oleh pemberi pinjaman atau investor yang mengalami kesulitan untuk melindungi risiko kerugian mereka. Rasio keuangan yang digabungkan menganalisis kekuatan operasional inti perusahaan, posisi likuiditas, solventitas, margin keuntungan, dan leverage, dan menggabungkannya menjadi skor keseluruhan.
Formula Model Altman Z-Score
Secara umum, formula model Altman Z-Score ini didasarkan pada lima rasio keuangan utama dan bergantung pada informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan. Hal ini meningkatkan akurasi model saat mengukur kesehatan keuangan sebuah perusahaan dan kemungkinan terjadinya kebangkrutannya.
Formula Altman Z-Score ditulis sebagai berikut:
ζ = 1.2A + 1.4B + 3.3C + 0.6D + 1.0E
Di mana:
- Zeta (ζ) adalah Z-Score Altman.
- A adalah rasio Modal Kerja/Aset Total.
- B adalah rasio Laba Ditahan/Aset Total.
- C adalah rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak/Aset Total.
- D adalah rasio Nilai Pasar Ekuitas/Liabilitas Total.
- E adalah rasio Penjualan Total/Aset Total.
Adapun untuk gambaran perhitungannya, biasanya, semakin rendah Z-score, maka semakin tinggi kemungkinan bahwa sebuah perusahaan menuju kebangkrutan.
Z-score yang nilainya kurang dari 1.8 menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan memiliki kemungkinan besar untuk bangkrut. Sebaliknya, skor 3 ke atas menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam zona aman dan kemungkinan kecil untuk mengalami kebangkrutan.
Sementara itu, skor antara 1.8 dan 3 mengindikasikan bahwa perusahaan berada dalam area abu-abu dan dengan kemungkinan sedang untuk menuju kebangkrutan.
Bagaimana Cara Investor Melihat Altman Z-Score?
Sebagai informasi, investor menggunakan Z-score Altman untuk membuat keputusan apakah akan membeli atau menjual saham perusahaan, tergantung pada kekuatan keuangan yang dinilai. Jika sebuah perusahaan menunjukkan Z-score yang mendekati 3, investor mungkin mempertimbangkan untuk membeli saham perusahaan karena risiko bisnis yang bangkrut dalam minimal dua tahun ke depan.
Namun, jika sebuah perusahaan menunjukkan Z-score yang mendekati 1.8, investor mungkin mempertimbangkan untuk menjual saham perusahaan untuk menghindari kerugian investasi mereka karena skor tersebut mengimplikasikan kemungkinan besar kebangkrutan.
Kemudian, memahami Z-Score juga membantu melindungi investasi yang telah kamu lakukan. Dengan menilai risiko kebangkrutan, investor dapat mengambil langkah-langkah pencegahan atau melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi dampak potensial dari kerugian yang mungkin terjadi.
Pada akhirnya, pemahaman Z-Score memperkuat kecerdasan investasi jangka panjang bagi seorang investor. Hal ini membantu investor untuk tidak hanya fokus pada kinerja saham saat ini tetapi juga menggali potensi risiko dan stabilitas keuangan perusahaan di masa depan.
Sebagai penutup, dengan memahami Z-Score perusahaan sebelum berinvestasi, kamu bisa membuat keputusan yang lebih informasional dan terukur, mengurangi risiko, dan meningkatkan potensi keberhasilan investasi mereka.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan tepercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.
Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksa dana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!
