Analisis Saham

Harga Saham TAMA Tumbang Setelah IPO, Ini Prospeknya

Ajaib.co.id – PT Lancartama Sejati Tbk (TAMA) merupakan perusahaan kontraktor umum untuk pengembangan perumahan & komersial yang telah beroperasi sejak tahun 1990. Perusahaan juga menggarap lini bisnis penyewaan ruang kantor dan hunian.

Proyek perusahaan berupa ruko, perumahan, dan gedung perkantoran tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Jakarta hingga Kalimantan dan Sumatera. Lancartama Sejati tercatat sebagai anggota Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) DKI Jakarta dengan golongan atau kualifikasi badan usaha jasa konstruksi (BUJK) menengah, sehingga dapat mengikuti tender dengan nilai proyek hingga Rp100 miliar.

Lancartama Sejati melakukan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Februari 2020 dengan harga penawaran Rp175 per lembar. Saham TAMA saat ini mempunyai market cap sebesar Rp53 miliar dengan harga sudah merosot drastis hingga mencapai Rp53 per lembar pada 14 Juni 2021.

Kepemilikan saham TAMA terbesar berada di tangan pemegang saham pengendali sekaligus Direktur Utamanya, yaitu Alex Widjaja (79,20%). Bagian saham lainnya berada di tangan masyarakat (20,00%) serta Kathrin Widjaja (0,80%).

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

PT Lancartama Sejati Tbk langsung membukukan kerugian besar dalam laporan keuangan tahunan pertamanya pasca-IPO. Berikut rangkuman kinerja laba berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2020 (dalam miliar rupiah kecuali jika dinyatakan secara khusus):

Total aset TAMA bertambah 23,12% menjadi Rp168,70 miliar dalam laporan akhir tahun 2020 dibandingkan Rp137,02 miliar pada tahun sebelumnya. Ekuitas pasca-IPO juga meningkat menjadi Rp49,92 miliar dari sebelumnya Rp22,47 miliar. Demikian pula liabilitas naik menjadi Rp118,79 miliar dari sebelumnya Rp114,56 miliar.

Data menunjukkan bahwa kinerja laba TAMA terpukul oleh krisis akibat pandemi COVID-19 di tahun 2020. Hasil pendapatan dan penjualan merosot signifikan, sehingga kerugian akhir tahun pun tidak terhindarkan. Ini sangat disayangkan, apalagi perusahaan belum lama tercatat di bursa.

Riwayat Kinerja

Lantas, bagaimana dengan rasio-rasio keuangan TAMA? Berikut ini perbandingan kinerja keuangan TAMA selama tiga (3) tahun terakhir berdasarkan data-data yang tersedia:

Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan TAMA cukup rawan. Rasio utang teraktual masih lebih dari dua kali lipat dibandingkan ekuitasnya. Sedangkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba sudah lemah sejak sebelum pandemi dan semakin memburuk pada tahun lalu.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

Mengingat Lancartama Sejati baru tercatat di bursa pada tahun 2020 lalu, maka tidak ada riwayat pembagian dividen yang sudah dilakukan. Kinerja negatif pada tahun 2020 juga tak memungkinkan perusahaan untuk memberikan dividen bagi para pemegang sahamnya dalam waktu dekat.

Prospek Bisnis TAMA

Minim sekali laporan publik tentang proyek-proyek garapan TAMA. Situs resmi perusahaan tampaknya masih dalam pengembangan, karena banyak menu yang belum menampilkan konten apa pun.

Dengan situasi seperti ini, kita dapat menyimpulkan bahwa prospek bisnis TAMA tidak dapat diketahui.

Harga Saham TAMA

Saat artikel ini ditulis (14/06/2021), rasio-rasio saham TAMA cukup mengecewakan lantaran kinerjanya yang buruk. PBV TAMA sebesar 1,06x cukup murah. Akan tetapi, PER-nya sebesar -13,10x berarti investor membeli saham dalam keadaan rugi.

Faktor minus lainnya, perusahaan baru saja IPO dan market cap-nya tergolong mini (di bawah Rp1 Triliun). Latar belakang fundamental seperti ini membuat saham TAMA tidak cocok dipilih untuk berinvestasi.

Jika kamu tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan konstruksi atau properti, banyak saham lain yang memiliki fundamental lebih cemerlang dan kinerja keuangan lebih menguntungkan. Yang pasti, investor pemula harus menghindari dulu saham-saham yang baru IPO dan berkapitalisasi kecil.

Artikel Terkait