Saham

Harga Saham BRI per Lembar Anjlok, Ada Apa?

Ajaib.co.id – Naik dan turunnya harga saham yang ada di bursa saham khususnya Bursa Efek Indonesia (BEI) memang sulit untuk diprediksi. Bahkan, saham-saham perusahaan yang sudah masuk di kategori saham blue chips sekalipun.

Misalnya saja yang terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dengan kode emiten BBRI, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia. Kini nilai sahamnya turun hingga 50 persen jika dibandingkan tahun 2019 lalu.

Harga saham BRI per lembar hingga perdagangan hari Selasa 12 Mei 2020 berada di level Rp 2.490. Hal ini nampak jelas anjlok lebih dari setengahnya dibanding beberapa bulan lalu yang mencapai Rp 4.700.

Performa harga saham BRI per lembar bahkan sempat mengungguli bank-bank besar lainnya di bursa saham. Di mana, harga saham BBRI sukses meningkat hingga 20,22% di sepanjang tahun 2019.

Bank BRI berhasil membukukan laporan keuangan di tahun 2019 dengan laba bersih senilai Rp34,41 triliun. Jika dipersentasekan, maka laba BRI naik sebesar 6,15% dari tahun 2018. Semula laba bersih dengan nilai mencapai 5,2% setara Rp77,67 triliun naik menjadi Rp 81,71 triliun di tahun 2019.

Hal ini didukung dengan penyaluran kredit BRI yang tumbuh mencapai 8,4% yaitu Rp908,88 triliun, di tengah-tengah kondisi tekanan pada industri perbankan.

Selain itu, Net Interest Margin atau NIM BRI berada pada tingkat 6,73%, lebih besar jika dibandingkan dengan beberapa bank lainnya seperti Mandiri dan BNI. Dengan catatan baik ini saham BRI menjadi pilihan yang tepat bagi para investor untuk menginvestasikan dana mereka.

Akan tetapi, jika dibandingkan dengan saat ini maka saham BRI bukanlah jenis saham yang tepat untuk diinvestasikan. Ditambah kondisi pandemi yang tengah melemahkan berbagai bidang perekonomian.

Lalu, apa yang menyebabkan harga saham BRI per lembarnya dapat meningkat hingga mencapai rekor baru dan jatuh hingga 50% nilai sahamnya? Nah, berikut ini penjelasan mengenai hal tersebut yang bisa kamu pahami ketika membeli saham perbankan.

Alasan Naiknya Harga Saham BRI per Lembar

Pada Juli 2019, saham BRI berhasil mencatatkan raihan 1,36% atau nilai transaksi saham sebesar Rp4.470 per lembar saham. Di mana, pencapaian ini disebut sebagai rekor baru all time high pada saham BRI.

Saham yang terus naik pada 2019 lalu, dipicu oleh beberapa hal yang menjadi hal penting pada saham BRI. Berikut penjelasannya:

Aksi Beli yang Dilakukan Investor Asing

Aksi beli bersih oleh investor luar dengan nilai mencapai Rp89,71 miliar pada pasar reguler dan Rp14,8 miliar pada pasar negosiasi dan tunai, ikut membantu membuat kapitalisasi pasar BRI mencapai angka Rp551,36 triliun.

Hal ini jelas membuat BRI menempati posisi ketiga kapitalisasi pasar terbesar di Asia Tenggara.

Sentimen Positif pada Saham BRI

Di dalam dunia investasi saham, suatu nilai saham dapat naik secara tajam atau turun drastis disebabkan oleh sentimen pasar. Pada saham BRI, sentimen pasar mengarah ke hal positif, di mana prospek bisnis perbankan BRI di masa mendatang sangat menjanjikan. Hal ini karena BRI menopang segmen mikro dalam mengembangkan bisnis mereka.

Selain itu, perkembangan inovasi digital banking pada BRI serta dampak relaksasi Giro Wajib Minimum atau GWM juga mendukung pasar saham BRI karena dianggap menambah likuiditas perseroan.

Aksi beli yang dilakukan investor asing dengan sentimen pasar yang positif terus meningkatkan nilai saham BRI hingga mencapai rekor baru. Hal ini jelas yang memengaruhi harga saham BRI per lembarnya dapat terus naik.

Alasan Harga Saham BRI per Lembar Turun Tajam

Rekor harga saham BRI per lembar yang mencapai angka Rp4.700 ini seolah tidak berarti jika dibandingkan dengan harga saham BRI saat ini. Dalam hitungan beberapa bulan saja harga saham BRI per lembar semakin turun hingga sampai saat ini berada di angka Rp2.780.

Turunnya harga saham BRI disebabkan oleh beberapa hal. Berikut penjelasannya:

Investor Asing yang Mulai Melepas Saham BRI

Harga saham BRI yang sempat bertahan cukup lama di angka Rp4.540 dan Rp4.470, lalu turun sebanyak 2,19% dan kembali ditutup naik 16,41%. Dengan persentase tersebut, beberapa investor asing mulai melepas saham BRI hingga mencapai angka Rp290,7 miliar.

Padahal, transaksi saham BRI yang melantai di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp536,20 miliar dengan volume saham mencapai 1.197.599 lot saham atau lebih dari 100 juta lembar saham (1 lot = 100 lembar saham).

Pergerakan saham ini kembali merosot dengan catatan di angka Rp3.030, lalu kembali menurun sebesar 6,93% menjadi Rp2.820 per saham.

Sejak menderanya pandemik yang sifatnya global, termasuk Indonesia, pada bulan Maret saham BRI mengalami penurunan hingga 29,68% yang semula di angka Rp4.010. Jika dibandingkan dengan April tahun 2019, maka sebanyak 34,27% saham mengalami penurunan.

Pembagian Dividen Membuat Nilai Saham BRI Anjlok

Saham BRI yang sempat anjlok sebesar 7,81% menjadi Rp4.130 per saham disebabkan oleh pembagian dividen. Ditambah kasus pandemi covid-19 juga mendukung daya beli para investor pada saham BRI.

Menurut para analis, jika harus turun, angkanya seharusnya berada di 4% bukan hampir 8%. Seperti yang diketahui pada Februari lalu, BRI membagikan dividen sebesar Rp168,1 per saham yang setara dengan 60% laba 2019.

Pergerakan harga saham BRI per lembar yang mengalami penurunan secara drastis ini memang menjadi kendala besar untuk para investor yang memilih BRI sebagai media investasi mereka.

Namun, prospek emiten bank ini masih cukup baik ke depannya. Di mana, BRI juga menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Justru momen turunnya nilai saham ini bisa menjadi kesempatan bagi para calon investor baru untuk membeli saham BRI. Hal ini karena harga saham BRI per lembar bisa naik atau pulih sewaktu-waktu.

Investasi saham memang memiliki kekurangan pada harga saham yang menjadi risiko bagi para investor untuk mengalami kerugian.

Jika kamu belum siap untuk berinvestasi saham dan tetap ingin berinvestasi, kamu bisa menggunakan instrumen investasi lainnya yang lebih rendah risiko seperti investasi reksa dana. Investasi reksa dana bisa menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dengan keuntungan besar namun rendah risiko.

Apalagi kini investasi reksa dana bisa dilakukan secara online melalui smartphone yang dimiliki yaitu dengan menggunakan aplikasi Ajaib. Ajaib merupakan media investasi online yang dapat membantu kamu berinvestasi khususnya reksa dana.

Dengan menggunakan Ajaib, kamu bisa menemukan jenis reksa dana yang cocok dengan kebutuhan seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan masih banyak lainnya.

Selain itu, investasi reksa dana di ajaib dapat membantu kamu mengatur perencanaan keuangan untuk kebutuhan di masa mendatang seperti biaya pernikahan, membeli rumah, membeli mobil, membuka usaha, dan masih banyak lainnya.

Yuk, download aplikasi Ajaib di smartphone kamu dan temukan kemudahan dalam berinvestasi sekarang.

Artikel Terkait