Saham

Harga Minyak Naik, Saham Medco & Lainnya yang Diuntungkan

Ajaib.co.id – Beberapa bulan terakhir ini, jika kamu mengikuti berita Bursa Efek Indonesia, minyak mentah dunia cenderung mengalami kenaikan harga. Kenaikan tersebut juga membuat harga saham Medco maupun Elsa ikut meroket.

Data Bursa Efek Indonesia mengatakan saham Medco dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) meroket 7,19% pada level Rp890 per saham. Pihak asing juga tercatat masuk sebagai pemilik saham dengan nominal mencapai Rp1,52 miliar.

Lalu saham dari PT Elnusa Tbk dengan kode ELSA ikut naik 3,31% pada level 312 per saham. Namun pihak asing justru keluar pada saham ini Rp687 juta. Hal tersebut membuat penguatan harga saham anak perusahaan PT Pertamina Persero ini ditopang investor lokal saja.

Harga minyak mentah dunia cenderung melesat pasca konflik Amerika dan Iran. Harga minyak Brent meroket sampai 3,61% pada posisi USD68,64 US per barel. Lalu diikuti minyak mentah Amerika Serikat yang juga naik menjadi 3,55% pada posisi USD63,35 per barel.

Selain saham PT Medco dan PT Elnusa. Ternyata ada beberapa saham lain yang ikut naik. Berikut beberapa saham dan industri yang mengalami kenaikan karena konflik Amerika Iran:

Industri Minyak Mentah

Saat berkecamuknya konflik Iran dengan Amerika. Minyak mentah yang merupakan komoditas utama Teluk Persia dan Timur Tengah terkena dampak dari sisi produksi yang menurun. Karena produksi yang menurun tersebut justru membuat melambung harga minyak mentah.

PT AKR Corporindo Tbk

PT AKR merupakan perusahaan pendistribusian bahan bakar minyak. Didirikan Bapak Soegiarto Adikoesoemo dan merupakan satu-satunya, perusahaan swasta yang mendapat distribusi Bahan Bakar Minyak bersubsidi sebesar 15,87 Kiloliter bersama dengan PT Pertamina.

Perusahaan PT AKR Corporindo mengusung merek sendiri dan menjalin kerja sama dengan BP Plc yang merupakan perusahaan minyak bumi di London. Kerja sama kedua perusahaan tersebut mendirikan PT Aneka Petroindo Raya sebagai anak perusahaan.

Industri Emas

Logam mulia emas merupakan investasi yang paling aman dan paling banyak dipilih investor jika terjadi konflik yang mengkhawatirkan. Pasalnya nilai emas cenderung stabil. Berbeda dengan jenis instrumen investasi lainnya yang nilainya berubah-ubah karena banyak faktor.

PT Aneka Tambang Tbk

Dalam industri emas terdapat dua saham emiten. Namun posisi ANTM atau PT Aneka Tambang memiliki nilai lebih baik untuk para investor. Hal tersebut karena ANTM satu-satunya emiten yang likuid dan masuk kategori saham blue chip.

Industri Perkebunan Sawit

Eropa sudah mengecam keras produk minyak sawit mentah. Namun anehnya harga untuk minyak nabati justru melambung sampai lebih dari 40%. Ada enam faktor utama untuk membuat minyak sawit mentah masuk dalam sektor agrikultur dan dilirik investor.

Pertama, dari penerapan B30 tahun 2019 dan B40 tahun 2020. Dengan begitu konsumsi CPO untuk industri bahan bakar minyak seperti biodiesel akan semakin membesar. Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menambah campuran dengan minyak nabati.

Kedua karena musim hujan yang terlambat. Musim hujan yang datang terlambat akan membuat kekeringan dan menurunkan produksi. Jika sudah begitu, maka bisa dipastikan harga sawit akan mengalami kenaikan.

PT Astra Agro Lestari Tbk 

Saham PT Astra atau AALI, meskipun kurang aktif diperdagangkan, namun memiliki keunggulan dari kapitalisasi pasar. Kurang aktifnya diperdagangkan terlihat dari ketebalan bid offer transaksi harian dan nilai transaksi.

Industri Defensif

Industri defensif yaitu industri barang untuk konsumsi secara luas. Tidak hanya mencakup makanan dan kebutuhan dasar saja, melainkan melebar sampai sektor telekomunikasi. Kebutuhan tersebut tidak akan ada habisnya karena digunakan setiap hari.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood dengan kode INDF menjadi pilihan utama para investor daripada anak perusahaannya yaitu PT Indofood CBP dengan kode ICBP. Hal tersebut karena INDF mencakup semua bisnis anak perusahaannya, sedangkan ICBP berfokus pada susu, es krim, mi instan, minuman dan tepung terigu.

PT Unilever Indonesia Tbk

Saham PT Unilever ini, masih menjadi pilihan dalam pasar modal dan belum memiliki pesaing yang cukup seimbang. Baik dari sisi jumlah produk atau variasi produk yang dijual dalam pasaran.

Posisi PT Unilever juga lumayan aman, mendapatkan posisi tertinggi dalam setahun terakhir. Saham lain untuk barang konsumsi yaitu PT Mayora atau MYOR. Untuk produsen Teh Pucuk Harum dan Kopi Torabika mulai dilirik lagi karena berpotensi membalikkan kondisi pada tahun ini.

PT Gudang Garam Tbk

Saham perusahaan rokok PT Gudang Garam juga menjadi pilihan karena likuiditas dan bobotnya. Tahun lalu saham perseroannya turun 36,77%. Lebih tinggi dari harga jual rokok yakni 35%.

Karena penurunannya tersebut, PE ratio perseroan termasuk lebih rendah dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna sebagai pemimpin dalam industri rokok dari penjualan dan produksi. PE ratio Gudang Garam di kisaran 11 kali dan Sampoerna di kisaran 19 kali.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT Telekomunikasi atau TLKM merupakan BUMN yang merupakan emiten dominasi industri mencapai di atas 75%. Sahamnya terkoreksi -0,76% dari awal tahun dan PE ratio sekitar 18 kali. PE ratio tersebut lebih kecil dari PT XL Axiata yaitu sekitar 40 kali.

Itulah sedikit informasi tentang saham Medco untuk tahun ini dan beberapa saham alternatif yang bisa kamu pilih karena diuntungkan konflik Amerika Serikat dan Iran. Setiap terjadinya kejadian besar, bisa dipastikan akan mempengaruhi grafik saham. Tetap bijak dalam mengelola setiap saham yang kamu miliki untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait