Ajaib.co.id – Gara-gara virus corona, banyak saham-saham yang terkena imbasnya dan mengalami penurunan harga, tak terkecuali, jika kamu ingin beli saham Garuda Indonesia. Sebab, seperti diketahui perusahaan Garuda Indonesia merupakan emiten saham yang bergerak pada bidang jasa penerbangan.
Di mana, pandemi Covid-19 (virus corona) ini membuat masyarakat enggan untuk bepergian dan berimbas terhadap anjloknya industri penerbangan. Hal ini pula yang dirasakan oleh saham Garuda Indonesia, salah satu kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan adalah menurunnya jumlah penumpang domestik dan juga internasional.
Padahal, di 2019 saham Garuda Indonesia berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp112 miliar, laba bersih ini tentu menjadi kabar baik bagi Garuda Indonesia, yang notobene pada 2018 mengalami kerugian bersih mencapai Rp3,6 triliun. Laporan kerugian yang dialami oleh perusahaan Garuda Indonesia, setelah pelaporan ulang atau restatements.
Namun, membuka tahun 2020 ini, saham Garuda Indonesia harus menelan pil pahit karena Covid-19, yang membuat industri penerbangan di Indonesia dan juga luar negeri mengalami tekanan yang besar. Apalagi, salah satu pendapatan terbesar dari saham Garuda Indonesia di 2019 adalah melalui penerbangan berjadwal yang berkontribusi sebesar $3,77 miliar.
Bahkan, karena disebabkan oleh menurunnya jumlah penumpang, maskapai penerbangan seperti Lion Air Group, telah mengambil kebijakan untuk merumahkan para karyawannya sementara waktu, sambil menunggu arahan dari pemerintah dan rekomendasi perusahaan.
Sebab, banyaknya rencana wisata yang telah dibatalkan. Selain itu, terhitung sejak Maret 2020, jumlah penumpang Lion Air mengalami penurunan yang drastis hingga mencapai 50% atau lebih.
Jika kita melihat isu-isu yang saat ini sedang terjadi di industri penerbangan Indonesia, apakah investor sudah tidak disarankan lagi untuk beli saham Garuda Indonesia dan saham-saham maskapai penerbangan lainnya? Berikut ini prospek dan rekomendasi beli saham Garuda Indonesia:
Prospek Saham Garuda Indonesia
Dikutip dari Bisnis.com (2/4/2020), Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Lee Young Jun, mengatakan bahwa pembatasan rute penerbangan dari maskapai Garuda Indonesia tidak terlalu berpengaruh, karena rute penerbangan yang ditutup, bukanlah rute andalan atau menguntungkan.
Namun, dengan semakin meluasnya pandemi Covid-19 di Indonesia, hal ini membuat pemerintah menutup akses bagi Warga Negara Asing (WNA) yang ingin ke Indonesia. Di mana, penutupan akses bagi WNA yang ingin ke Indonesia akan berdampak besar bagi perusahaan Garuda Indonesia hingga beberapa bulan kedepan.
Ia memperkirakan industri penerbangan Indonesia akan semakin melemah saat pandemi Covid-19 masih meraja lela. Walaupun wabah Covid-19 telah usai pun, tingkat permintaan untuk bepergian juga masih rendah karena kekhawatiran pasca wabah yang terjadi.
Efek jangka pendek yang bisa dirasakan oleh saham Garuda Indonesia adalah berkurangnya pendapatan, seiring dengan kebijakan larangan umrah dan dan ibadah haji. Di lain sisi, pihak perusahaan juga masih diuntungkan dengan turunnya harga minyak dunia, sehingga biaya operasional bisa ditekan.
Penurunan aktivitas rute penerbangan sudah mulai terlihat dari penerbangan internasional yang hanya mencapai 50-60% saja. Sedangkan untuk penerbangan domestik hanya 15-20% yang dijalankan oleh perusahaan saham Garuda Indonesia.
Saat situasi seperti ini, Lee, tidak merekomendasikan investor untuk beli saham Garuda Indonesia, melainkan ia merekomendasikan untuk hold dengan target harga Rp195/saham. Selain itu, Garuda Indonesia juga diprediksi akan mengalami kerugian sebesar $106,6 juta pada tahun ini.
Hal ini terkait dengan akibat dari virus corona yang menganggu penerbangan domestik maupun internasional. Kemungkinan hal ini masih akan dirasakan hingga semester kedua, 2020.
Pada Jumat (3/4/2020), saham Garuda Indonesia mengalami kenaikan harga dan berada di level Rp192/saham. Tercatat ada sebanyak 230.116 saham yang diperdagangkan dan transaksi sebanyak 2.208 kali oleh investor dengan nilai Rp4,46 miliar. Harga saham Garuda Indonesia pernah mencatatkan harga tertinggi Rp195/saham di hari yang sama pada pukul 14.30.
Seak memasuki tahun 2020, saham Garuda terus mengalami penurunan, tepatnya pada 23 Maret 2020 harga saham Garuda berada di level Rp150/saham.
Untuk menyiasiati berkurangnya pendapatan dari rute penerbangan domestik dan internasional, pihak Garuda Indonesia akan melakukan merger enam anak perusahaannya, di mana nantinya karyawan-karyawan yang bekerja di sana akan ikut dipindahkan ke perusahaan yang ingin di-merger.
Sebab, saat ini ketahanan arus kas menjadi sangat penting untuk bisa melewati fase wabah Covid-19 bagi sebuah perusahaan, tak terkecuali bagi sektor penerbangan.
Jadi, untuk saat ini bagi kamu yang ingin beli saham Garuda Indonesia, kamu direkomendasikan untuk tidak membeli saham Garuda Indonesia terlebih dahulu. Karena dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19, yang membuat proyeksi penerbangan domestik dan internasional semakin melambat.
Bagaimana dengan Investasi Reksa Dana?
Di tengah-tengah pandemi Covid-19, reksa dana masih menjadi pilihan yang bisa kamu lirik. Jenis reksa dana yang bisa kamu pertimbangkan adalah reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.
Namun, jika kamu sudah berinvestasi reksa dana saham sebelumnya di platform Ajaib, jangan langsung cepat-cepat dicairkan. Bila tujuan investasimu masih lama, misalnya untuk dana pendidikan dan dana pensiun untuk 10 tahun dari sekarang.
Jika kamu ingin berinvestasi di reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap, kamu bisa mengetahui produk-produk reksa dananya di platform Ajaib dan juga dapat memperkirakan potensi return yang bisa diperoleh bila membeli produk reksa dana tersebut.
Sebab, platform investasi online Ajaib, sudah dilengkapi oleh Robo Advisor sehingga memudahkan investor pemula sekalipun untuk mencetak keuntungan investasi yang lebih maksimal. Tak ketinggalan juga, kamu bisa beli saham Garuda Indonesia melalui produk reksa dana yang dijual di platform Ajaib dengan mudah dan praktis.
Bacaan menarik lainnya:
Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Alfabeta
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.