Emas

Harga Emas Turun, Begini Prediksi Harga Emas Berikutnya

Ajaib.co.id – Sejak pandemi COVID-19 mulai melanda Indonesia, banyak orang semakin melek terhadap literasi keuangan. Hal ini ditenggarai persiapan finansial ketika hal yang tidak terduga terjadi seperti kehilangan pekerjaan akibat efisiensi, penurunan penghasilan dan tambahan biaya tak terduga lainnya.

Dengan demikian, orang mulai melirik berbagai instrumen investasi mulai dari yang berisiko rendah seperti tabungan atau deposito hingga yang berisiko tinggi seperti saham. 

Diantara beberapa jenis instrumen investasi, penempatan uang dalam bentuk logam mulia yakni emas masih menjadi bentuk investasi yang menarik di kala pandemi. Perencana keuangan Safir Senduk beranggapan bahwa investasi berupa logam mulia memang diminati kala terjadi gonjang-ganjing ekonomi

“Kalau mereka merasa ada ketidakpastian, merasa ada ekonomi yang memburuk, merasa enggak percaya sama uang kertasnya sendiri, enggak percaya sama negaranya sendiri, mereka beralih ke emas, karena emas asumsinya bisa dibawa kemana pun, ada nilai intrinsik yang setara dengan nilai nominalnya,” papar Safir dikutip dari Kompas.

Harga Emas Sepanjang 2020

Pada akhirnya, jumlah permintaan terhadap emas yang tinggi akibat ketidakpastian ekonomi menyebabkan harganya juga ikut melambung. Selama setahun terakhir, harga emas sempat menyentuh rekor tertingginya. Pada masa awal penyebaran COVID-19 tepatnya Maret 2020, harga emas masih berada di posisi US$1.584 per troy ounce dan bergerak naik hingga ke level US$1.700-an per troy ounce pada Juli 2020. 

Sementara, harga emas di Pegadaian juga masih terpantau Rp705.000 per gram dan tidak pernah menyentuh level Rp800.000 per gram pada masa awal penyebaran COVID-19 di Indonesia. Namun, lonjakan harga emas di dalam negeri dimulai pada awal Agustus 2020.

Harga emas pun melonjak ke level US$2.000 per troy ounce setelah European Central Bank memutuskan untuk memberikan stimulus merespon pandemi. Tercatat, harga emas tertinggi berada pada awal Agustus 2020 lalu, dengan menembus harga US$2.063,54 per troy ounce.  

Pada awal Agustus itu pula, harga emas Antam ukuran 1 gram naik ke posisi yang tak terduga yakni Rp1.054.000. Harga jual emas Antam ukuran 1 gram di Pegadaian bahkan dibanderol Rp1.077.000. Desas desus penemuan vaksin membuat prospek pemulihan ekonomi kian pasti sehingga harga emas tak lagi berkilau pada akhir tahun 2020. Dikutip dari Bloomberg, harga emas ditutup pada level US$ 1.850,3 per troy ounce, dan tak pernah lagi menyentuh level psikologis US$2.000 per troy ounce hingga saat ini. 

Kilau Emas Pudar di Awal 2021

Dikutip dari data Bloomberg, harga emas di bursa Comex untuk kontrak pada April 2021 pada perdagangan 5 Maret 2021 mencatatkan penurunan sebesar 0,31% menjadi US$1.698,5, level ini merupakan posisi terendah sejak Juni 2020. Berkebalikan dengan harga emas di bursa Comex, harga emas spot sudah menguat 0,18% menjadi US$1.700,63 per troy ounce. 

Sepanjang tahun 2021, harga emas sendiri sudah turun signifikan 10,29% yang mengindikasikan bahwa kilau emas memang pudar mengingat pengadaan vaksin sudah mulai gencar dilakukan secara global. 

Dari data perdagangan emas di dalam negeri, harga emas batangan 24 karat di PT Aneka Tambang Tbk dijual senilai Rp923.000, dan emas batangan yang dijual di Pegadaian juga dibanderol dengan harga yang relatif sama yakni Rp911 untuk harga emas UBS, Rp867.000 untuk harga antam retro dan Rp1.121 untuk harga antam batik. 

Progres pengadaan vaksin di Indonesia akhirnya membuat harga emas makin kehilangan kilaunya setelah satu per satu produsen vaksin mulai dirilis. Vaksinasi di Indonesia dimulai pada 13 Januari 2021 setelah otoritas memberikan izin penggunaan darurat vaksin buatan China tersebut. 

Prospek pemulihan ekonomi memang sudah menguat sejak pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat mengerek imbal hasil obligasi AS hingga ke level 1,45%, tertinggi dalam setahun terakhir. 

Harga emas yang tertekan selama minggu ini lebih dipengaruhi oleh data tenaga kerja AS yang lebih baik dari estimasi sehingga mendorong penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. 

Dalam sepekan, harga emas berjangka memang terpantau turun hingga 2,2%. Optimisme dalam hal ekonomi di masa yang akan datang terus mendorong imbal hasil obligasi Amerika Serikat lebih tinggi dan yang tentunya banyak menghilangkan keuntungan di pasar-pasar komoditas termasuk emas. 

Data ekonomi yang mengangkat imbal hasil treasuri Amerika Serikat 10 tahun dijadikan acuan ke level tertinggi sejak Februari 2020. Dolar Amerika Serikat juga ikut melonjak akibat dari hal ini ditandai dengan indeks dolar yang menjadi acuan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya ditutup menguat 0,346% atau 0,38 poin ke level US$91,977 pada akhir perdagangan Jumat. 

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada minggu lalu juga menyatakan bahwa untuk menjaga kredit tetap longgar dan mengalir sampai warga Amerika Serikat kembali bekerja. Pernyataan Powell tersebut mengecewakan investor komoditas khususnya emas yang mengharapkan tindakan atas lonjakan imbal hasil obligasi treasuri Amerika Serikat baru-baru ini. 

Prediksi Harga Emas

Dikutip dari Bisnis.com, analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga emas di pasar spot dalam beberapa waktu ke depan masih berpeluang untuk turun. Faisyal menyatakan perekonomian Amerika Serikat saat ini mulai membaik ditandai progres paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang diusulkan Presiden AS Joe Biden sebentar lagi disetujui Kongres AS. Hal ini ditambah vaksinasi di berbagai negara juga semakin terang benderang. 

Dia berpendapatan, emas masih layak dikoleksi jika memang tujuannya adalah investasi jangka panjang dan tidak membelinya jika hanya tujuannya hanya sekedar jangka pendek. 

Di sisi lain, analis Stonex Group, Rhona O’Connell juga menyebutkan terdapat ada tiga faktor utama yang menekan harga emas yakni kenaikan imbal hasil obligasi AS, outflow dari ETF emas serta penguatan yang terjadi pada mata uang dolar Amerika Serikat. 

Nah, karena investasi emas lebih disarankan bagi investor dengan tujuan investasi jangka panjang, maka opsi lain yang bisa kamu pilih untuk berinvestasi adalah saham dengan rentang waktu jangka pendek dengan rencana trading.

Untuk itu, kamu membutuhkan platform aplikasi investasi Ajaib yang bisa memberikan kamu rasa nyaman dan aman dalam bertransaksi saham.

Sumber: Duh! Dolar & Obligasi AS Bikin Harga Emas Turun Lagi Nih, dan Emas Cenderung Naik Saat Terjadi Ketidakpastian Ekonomi, Mengapa?, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait