Ekonomi

China Sebagai Pemimpin Perekonomian Bagi Negara Asia

Ajaib.co.id – Saat ini negara di benua amerika dan eropa masih mendominasi ekonomi dunia. Akibatnya, muncul istilah negara kelas dua yang mengacu kepada negara asia. Namun, sebenarnya negara asia tidak dapat dipandang sebelah mata, lho. Saat ini, China atau Tiongkok sudah mulai diperhitungkan dalam ekonomi global yang dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan miliarder baru negara tersebut bertambah lebih banyak dibandingkan negara lainnya.  

Nah, Hal ini yang membuat Tiongkok seolah-olah menjadi pemimpin ekonomi bagi negara asia lainnya. Apa sih yang membuat dominasi Tiongkok di Asia? Bagaimana cara masyarakat Tiongkok dalam meraih kesuksesan mereka? Yuk, simak artikel berikut ini:

Dominasi Ekonomi Negara Asia

Dalam laporan ‘Asia’s Future is Now’ yang dirilis McKinsey Global Institute (MGI) pada Juli 2019 menyebutkan bahwa transformasi perdagangan dunia tidak berkiblat ke negara barat lagi melainkan ke negara asia. Barang-barang produksi Asia saat ini lebih banyak dikonsumsi di dalam negeri dibandingkan diekspor.  

Hal ini dapat dilihat pada keuangan China periode 2007 sampai 2017, produksi industri China melesat hampir tiga kali lipat dari 3,1 triliun dollar menjadi 8,8 triliun dolar. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) China turun dari 15,3% menjadi 8,3%. Hal ini juga sama terjadi di India yaitu porsi ekspor yang turun dari 12,4% menjadi 8,5%.

China Memimpin Negara Asia

Kamu tentu mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 yang mengakibatkan perdagangan internasional terganggu karena adanya kebijakan pembatasan yang diterapkan Alhasil, ekonomi dunia lesu akibat dari pembatasan perdagangan tersebut. Walaupun ekonomi dunia terhantam badai akibat pandemi, nyatanya ada beberapa orang justru bisa meningkatkan kekayaannya. Lho, kok bisa?

Sepanjang tahun 2020, jumlah miliarder dunia bertambah sebanyak 412 orang atau kira-kira 15 persen dari total seluruh miliarder dunia. Lebih dari 60 persen atau 259 miliarder baru tersebut berasal dari China. Maka, total miliarder China terdapat 1058 orang dan menjadi negara yang memiliki jumlah Miliarder terbanyak dunia.

Nah, mengutip laporan Hurun Report, lembaga riset investasi bisnis yang berbasis di China, total kekayaan semua Miliarder dunia ditaksir mencapai 14,7 triliun dolar atau 209.000 triliun rupiah. Riset juga menunjukkan hanya ada tiga miliarder yang dapat menambah kekayaan lebih dari 50 miliar dolar atau setara 710 triliun rupiah dalam waktu satu tahun. Mereka adalah pemilik tesla, Elon Musk, Pendiri amazon, Jeff Bezos dan bos e-commerce China Panduoduo, Colin Zheng Huang.

Nah, dengan adanya satu orang China dari tiga miliarder yang dapat menambah kekayaan lebih dari 50 miliar dolar menunjukkan bahwa China memang ingin mendominasi dan menggeser Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia

Kunci kesuksesan orang China

Meningkatnya jumlah miliarder di China walaupun ekonomi dunia sedang dihantam pandemi, tentu menimbulkan pertanyaan bagi kita. Bagaimana cara mereka bisa tetap mencetak kekayaan di tengah badai ekonomi dunia? Ternyata, ada caranya, yaitu sebagai berikut:

1. Kerja keras

Orang China percaya bahwa sukses tidak datang dengan cara instan. Hal ini dibuktikan dengan 94 persen miliarder China berhasil meraih kekayaannya berkat usahanya sendiri. Dan hanya 2 persen dari total 249 miliarder China yang kekayaannya berasal dari harta warisan.

2. Berbisnis jadi pilihan utama

Masyarakat China identik dengan bisnis. Membuka usaha tentu memberikan kontrol penuh terhadap kinerja bisnis. Mengatur kinerja bisnis dengan baik dan memenuhi target pasar, tentu memberikan keuntungan yang besar.

3. Uang untuk menghasilkan uang

Orang China berpikir keras untuk menemukan cara agar keuntungan yang diperoleh dari sebuah bisnis dapat digunakan kembali untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar lagi. Mereka akan menyimpan sebagian untuk mengembangkan usaha bisnis dan menyisihkan sebagian lagi untuk dana darurat. Kemudian, sisanya dapat dialokasikan untuk membuat bisnis baru.

4. Hemat

Kamu mungkin sudah bosan mendengar anjuran untuk berhemat. Namun, percaya atau tidak, hal ini merupakan hal penting. Tanpa berhemat tentu keuntungan yang didapatkan akan terbuang untuk hal-hal yang konsumtif atau sia-sia. 

Orang China lebih suka menfokuskan terhadap target yang harus dicapai terlebih dahulu. Untuk bisa lebih optimal dalam mengalokasikan dana dalam bisnis, menekan pengeluaran tentu menjadi salah satu syaratnya.

5. Gemar menabung dan berinvestasi

Masyarakat China gemar menabung dan berinvestasi, lho. Mereka juga mengalokasikan pendapatannya untuk menabung dalam jumlah yang besar. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka rasio tabungan nasional.

Berdasarkan laporan IMF berjudul China’s High Savings: Drivers, Prospects, and Policies, China memiliki rasio tabungan nasional tertinggi di dunia dengan kisaran mencapai 35 persen sampai 40 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

Selain menabung, masyarakat China juga rajin dalam berinvestasi, lho. Melihat catatan Noah Research, investor China daratan mengalokasikan 65 persen dananya ke real estate, 20 persen ke dalam bentuk uang tunai dan deposito bank, dan sisanya dalam bentuk asuransi, dana pensiun, saham dan reksadana

Nah, sebenarnya tidak ada yang susah dari cara masyarakat Tiongkok dalam mencapai kesuksesan. Untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan komitmen yang kuat dan sifat tidak mudah menyerah. Kamu dapat menerapkan cara diatas dalam kehidupan sehari-hari, lho

Untuk media berinvestasi kamu tidak perlu pusing. Kamu bisa menggunakan aplikasi investasi Ajaib, kok. Dalam Aplikasi Investasi Ajaib, dana kamu akan dikelola oleh Manajer Investasi terbaik sehingga bisa memberikan keuntungan yang optimal. Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib ya. 

Sumber: Tahun 2028, China akan geser AS sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia, McKinsey: Asia Ubah Kiblat Perdagangan Dunia, The Riches in 2020, Pantas Banyak Miliuner Berasal dari Cina, Begini Rahasia Menabung ala Masyarakat Cina, dan Tips Menjadi Kaya ala Orang Tionghoa, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait