Dunia Kerja, Milenial

Hai Pekerja Muda, Inilah 6 Tips Meraih Work-Life Balance

Ajaib.co.id – Bagi pekerja muda yang memiliki ekstra energi, bekerja lembur setiap hari akan dilakoni. Padahal hidup harus seimbang, antara bekerja dan bersenang-senang. Caranya lakukan tips meraih work-life balance berikut ini.

Seringkali, kita lebih mengutamakan pekerjaan daripada hal lain. Tak jarang, kita juga mengesampingkan aspek kehidupan pribadi, bahkan sekadar menghubungi orang tua pun lupa. Kita selalu memikirkan kerja, kerja, dan kerja. Tujuannya agar sukses dan kaya raya.

Namun, yang harus kita sadari adalah memiliki keharmonisan hidup dengan cara menciptakan work-life balance. Jika menerapkan hal ini, tak hanya fisik yang sehat. Melainkan memiliki mental plus emosi sejahtera. Salah satu manfaatnya adalah kinerja makin cemerlang dan karier pun gemilang.

Work-life Balance

Keseimbangan kehidupan atau disebut juga work-life balance adalah kondisi seimbang, di mana seseorang memprioritaskan karier sekaligus kehidupan pribadinya, BusinessNewsDaily.com (03/03/2020).

Penyebab antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tidak seimbang antara lain pekerjaan semakin banyak di kantor, tanggung jawab bertambah dan jam kerja juga bertambah, atau beban tugas di rumah meningkat (memiliki anak dan tidak mempunyai asisten rumah tangga).

Menurut Chris Chancey, CEO Amplio Recruiting, seseorang yang mampu menerapkan work-life balance akan memiliki tingkat stres rendah, risiko kelelahan kerja rendah, dan lebih sejahtera. Hal ini tak hanya bermanfaat bagi para pekerjaan, juga petinggi perusahaan.

Ketika pimpinan perusahaan mendukung work-life balance para karyawannya, ia akan menghemat biaya, sedikit kasus ketidakhadiran, serta karyawan lebih produktif dan loyal. Dukungan work-life balance di antaranya pilihan kerja jarak jauh atau kerja dari rumah dan jadwal kerja yang fleksibel.

Tips Meraih Work-Life Balance

Apakah kantor tempatmu bekerja menerapkan work-life balance? Jika tidak, kamu harus menciptakannya sendiri demi keharmonisan serta kesejahteraan hidup.

  • Tak Ada yang Sempurna

Banyak yang beranggapan, work-life balance itu mengatur waktu atau jadwal sedemikian rupa. Sehingga bisa kerja sembilan jam, lalu malamnya sudah di rumah menikmati makan bersama keluarga. Atau setelah bekerja, nongkrong bersama teman-teman. Namun terkadang hal itu tidak dapat diwujudkan.

Berusaha mewujudkan hal di atas tak ada salahnya. Namun kamu harus mengakui bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini. Realistis saja. Beberapa hari, kamu bisa lebih fokus pada pekerjaan. Minggu depan giliran memberikan waktu buat hobi, orang tua, atau sahabat.

  • Memprioritaskan Kesehatan

Terkadang kesehatan bukan prioritas utama buat sang pekerja muda. Mereka sering berpikir, ‘selagi masih muda dan kuat tak masalah kerja sampai larut’. Padahal kesehatan akan berpengaruh terhadap fisik, mental, dan emosi.

Jika kamu mengalami gangguan psikis, segera bertemu dengan psikolog atau psikiater. Kalau sakit, segera periksa ke dokter dan tanyakan perawatan yang tepat. Dan bila kamu bekerja lembur beberapa hari, komunikasikan hal tersebut dengan atasan. Mintalah cuti atau bekerja dari rumah.

“Memprioritaskan kesehatan yang pertama dan utama akan membuatmu menjadi karyawan serta seseorang yang lebih baik. Karena kamu lebih produktif dan lebih bahagia,” ujar Heather Monahan, pendiri pendampingan karier #BossinHeels.

Lakukan upaya pencegahan dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang, olahraga teratur, hindari alkohol dan rokok, serta memiliki kualitas tidur (minimal tujuh jam).

  • Membuat Daftar Prioritas

Sekilas membuat daftar prioritas dan tujuan hidup adalah hal membosankan. Namun langkah ini bagian dari strategi manajemen waktu, terlebih untuk pekerja muda.

Pada umumnya, pekerja  muda memiliki impian bekerja di perusahaan tertentu, jenjang karier jelas, ingin melancong keliling dunia, hingga mencetak karya yang bisa dinikmati banyak orang. Ingin semua impian terwujud?

Buatlah daftar prioritas dan fokus menjalaninya. Sebisa mungkin singkirkan hal-hal yang bisa mendistraksi sehingga kamu tak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Misal keluar dari media sosial, pilih ajakan nongkrong, dan lainnya.

  • Tetapkan Batasan Jam Kerja

Jika dituruti, pekerjaan tak ada batasnya termasuk tidak ada batasan jam kerja. Selalu ada pekerjaan yang harus dikerjakan, revisi dari klien yang serba dadakan, atau permintaan mengubah rencana oleh manajer.

Jika kamu ingin memiliki work-life balance, tetapkan batasannya dan beritahu rekan kerjamu. Jangan merasa sungkan memiliki batasan waktu, karena kamu adalah pekerja muda. Hal ini demi kebaikanmu.

Misal jika sudah pulang, kamu tak akan membalas email, pesan instan, atau telepon yang membahas pekerjaan; memiliki dua nomor ponsel untuk urusan kantor dan pribadi; matikan ponsel ketika sudah sampai rumah; pisahkan email kantor dan personal; dan lainnya.

Chancey mengatakan jika kamu bekerja dari rumah, informasikan waktu mulai, istirahat, atau selesai bekerja ke manajer serta rekan kerja. Sehingga mereka memahami batasan yang kamu lakukan, begitu juga sebaliknya.

  • Waktu Jeda

Milikilah waktu jeda saat bekerja. Waktu Jeda bukan berarti hanya waktu istirahat makan siang. Namun waktu jeda dari pekerjaan. Lakukan hal-hal yang kamu sukai. Misalnya saat jenuh di sore hari, ambil jeda untuk membaca komik; saat tugas ke luar kota, luangkan waktu untuk berkeliling ke ruas-ruas jalan; atau saat di bus atau KRL, ambil jeda dengan mendengarkan musik favorit.

  • Menikmati Liburan

Setelah berkutat dengan setumpuk tugas, terkadang seseorang membutuhkan waktu untuk berjarak terhadap pekerjaan. Kamu membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengisi ulang energi secara fisik dan mental. Kamu bisa berlibur atau staycation.

Berdasarkan penelitian dari US Travel Association pada 2018, 52 persen karyawan melaporkan bahwa sisa cuti yang belum digunakan tersisa pada akhir tahun. Namun untuk cuti, mereka sering khawatir akan mengganggu alur kerja dan nantinya harus mengerjakan tumpukan tugas tahun depan. Padahal cuti adalah hak karyawan yang memang membutuhkan liburan.

Chancey mengatakan dengan perencanaan tepat, karyawan dapat mengambil cuti tanpa khawatir membebani rekan kerja. Nikmati liburan dengan orang-orang tersayang yang selama ini mendukung kariermu.

Memiliki work-life balance sangatlah penting. Meski masing-masing orang memiliki cara berbeda untuk menyeimbangkan kehidupan personal dan pekerjaan. Lakukan gaya hidup yang menunjang work-life balance-mu.

Artikel Terkait