Ajaib.co.id – Mengetahui indikator reksa dana yang menguntungkan jelas adalah jalan pintas mendapatkan cuan. Namun sayangnya sulit merumuskan hal tersebut begitu saja. Tenang saja, Ajaib akan memberikan contekan agar kamu bisa memilih produk reksa dana terbaik untuk investasimu.
Kinerja reksa dana tidak selalu memuaskan. Ada kalanya pergerakan harga reksa dana menurun salah satunya karena pengaruh pasar domestik yang turun. Namun bukan berarti ini menjadi hal yang buruk karena pasar reksa dana sebenarnya masih sesuai ekspektasi. Melansir dari CNBCIndonesia, investasi reksa dana diperkirakan masih akan menjanjikan.
Indikatornya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di atas 5%. Angka ini lebih baik dibandingkan negara lain. Hal ini juga didukung kondisi global seperti perang dagang Eropa dan Amerika juga Amerika dan India. Saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk memulai investasi reksa dana untuk perencanaan keuangan yang lebih matang.
Meskipun aksesnya kini lebih mudah namun masih banyak yang bingung memilih reksa dana yang menguntungkan. Tentunya ada Manajer Investasi yang nantinya akan mengelola investasi kita namun calon investor juga harus cermat menanamkan uangnya. Apalagi kini ada 2.094 produk reksa dana berdasarkan data OJK hingga Juni 2019.
Kinerja reksa dana sendiri sebenarnya bisa dibandingkan. Untuk mengukurnya inilah kemudian dipakai dua indikator yang berbeda antara lain:
- Sharpe Ratio
Return reksa dana sering kali menjadi indikator yang paling banyak digunakan secara umum untuk mengukur kinerja reksa dana. Namun cara ini dianggap kurang ideal karena tidak melihat fluktuasi jenis reksa dana yang bersangkutan (standar deviasi yang tinggi). Hal ini dapat membuat pengambilan keputusan untuk memilih produk menjadi kurang sesuai dengan profil risiko.
Maka, muncullah indikator Sharpe Ratio (SR) yang diciptakan oleh William Sharpe. Metode SR menghitung besarnya kelebihan return dari suatu produk yang dibandingkan dengan investasi bebas risiko (risk free) yaitu Surat Utang Negara atas setiap risiko yang diambil.
Secara umum fungsi Sharpe Ratio adalah sebagai berikut,
- Menunjukkan suatu perbandingan antara return terhadap risiko dalam periode tertentu
- Sharpe Ratio dihitung dengan cara membagi antara selisih return reksa dana dan risk fee dengan standar deviasi
- Makin besar nilai sharpe ratio 🡺 Makin baik
- Maximum Drawdown
Indikator kedua dalam mengukur kinerja reksa dana adalah maximum drawdown. Indikator ini mengukur tingkat kerugian maksimum yang dapat dialami oleh kamu saat berinvestasi di produk investasi selama periode tertentu. Semakin kecil nilai maximum drawdown maka semakin baik produk investasi yang kamu pilih.
Untuk mempermudah, ada sejumlah indikator reksa dana yang bisa diaplikasikan investor pemula sepertimu. Pengertian indikator reksa dana ini telah Ajaib uraikan dengan mudah agar gampang dipahami pemula sepertimu.
Return yang Konsisten
Tingkat keuntungan yang bisa dihasilkan produk reksa dana adalah indikator utama. Pelajari kinerja produk selama ini dan bandingkan dengan yang sejenis. Angka capaian bukanlah patokan utama melainkan konsistensi. Pilihlah reksa dana yang berhasil mencetak return secara konsisten dalam jangka panjang agar investasimu menguntungkan.
Tingkat Risiko yang Wajar Dibandingkan Return
Tingkat risiko menjadi indikator lain memilih produk reksa dana. Ada berbagai metode yang bisa digunakan namun pada dasarnya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi keuntungannya. Pilihlah reksa dana yang beresiko tinggi namun juga memiliki return tinggi. Serupa, bandingkan produknya sejenis sampai mendapatkan pilihan yang tepat.
Jumlah Dana Kelola dan Unit Penyertaan yang Terus Naik
Dana Kelola sering disebut Asset Under Management (AUM) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) untuk jumlah dana seluruh investor ditambah hasil pengembangannya. Sedangkan Unit Penyertaan (UP) adalah jumlah unit yang perkembangannya sesuai dengan transaksi investor. Besar dan kecilnya kedua hal ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sebagai investor pemula kamu bisa dengan indikator perkembangannya. Semakin tinggi perkembangannya maka akan semakin baik dan menguntungkan dalam jangka panjang.
Biaya Investasi Reksa Dana yang Sesuai dengan Layanan yang Diberikan
Kita tentunya menginginkan biaya serendah mungkin namun tidak demikian dengan manajer investasi. Pengelola investasi ini butuh dana lebih untuk memaksimalkan kinerjanya. Sebagai solusi, cari review dan rekomendasi soal reksa dana tersebut. Carilah yang perbandingan biaya dan returnya sebanding dan menguntungkan bagi investasimu.
Empat poin di atas bisa menjadi indikator dalam memilih produk reksa dana yang diinginkan. Kalau masih kurang jelas, kamu bisa berkonsultasi dan mendapatkan pengetahuan keuangan lewat aplikasi Ajaib. Jangan batalkan niat investasimu hanya karena minim informasi dan merasa ragu ya.
Gunakan Indikator Reksa Dana Terbaik Agar Tetap Cuan Selama Pandemi
Pandemo Corona memberikan dampak yang kurang baik pada industri keuangan. Hampir semua mengalami pelemahan tanpa terkecuali. Dampak paling parah mungkin dirasakan oleh invetor saham karena harga emiten yang ambles tak terkendali. Namun, instrumen reksa dana menunjukkan kinerja berbeda.
Industri reksa dana turut merasakan dampak pandemi covid-19 di Indonesia, dimana hingga akhir Juli 2020 pertumbuhan AUM industri reksa dana sudah turun -7% bila dibandingkan tahun 2019. Namun seiring dengan membaiknya ekonomi dan likuiditas, industri reksa dana diyakini akan kembali rebound.
Kepercayaan ini atas dasar dana kelolaan reksa dana secara industri terus menunjukkan tren menanjak dan kian mendekati level prapandemi. Tercatat, nilai aktiva bersih NAB kembali meningkat sepanjang Agustus 2020. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 31 Agustus 2020, dana kelolaan reksa dana sepanjang Agustus mencapai Rp520,83 triliun, naik 3,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp504,00 triliun.
Realisasi tersebut hanya terpaut sedikit dari posisi dana kelolaan sebelum pandemi yakni sebesar Rp525,27 triliun pada Februari 2020 dan Rp537,32 triliun pada Januari 2020. Kinerja positif industri investasi kolektif dinilai masih bakal bertahan hingga akhir tahun diiringi sejumlah sentimen positif.
Saat ini pasar dilingkupi optimisme dari pemulihan ekonomi pasca pelepasan PSBB, sentimen positif dari hasil test vaksin Covid-19 dan peningkatan belanja pemerintah. Ada sejumlah indikator ekonomi di berbagai negara menyiratkan adanya peningkatan aktivitas pasca relaksasi aktivitas publik, terlihat dari data-data makroekonomi yang kian menunjukkan perbaikan terutama seputar data manufaktur dan ketenagakerjaan.
Hanya saja, tidak ada kepastian jika imbal hasil dari reksa dana hingga akhir tahun ini akan memuaskan. Alasannya karena volatilitas masih akan tinggi didorong oleh ketidakpastian dari pergerakan pasar global dan domestik ini terutama dalam jangka pendek. Selain itu, pasar juga akan berfokus pada rilis data pertumbuhan ekonomi, kinerja laba perusahaan dan juga perkembangan akan vaksin virus corona.
Dengan kondisi seperti ini, reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi menjadi pilihan utama mengingat volatilitas pasar masih tinggi. Di sisi lain, tren positif pada kinerja reksa dana selama lima bulan berturut-turut membuat instrumen investasi kolektif ini masih prospektif untuk menjadi alternatif investasi.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 28 Agustus 2020, seluruh jenis reksa dana kompak mencatatkan hasil positif setiap bulan sejak April 2020 hingga Agustus 2020. Adapun, reksa dana saham memimpin dengan imbal hasil paling tinggi meskipun tidak risk free. Capaiannya mengalahkan kinerja reksa dana lainnya.
Pasalnya, pasar modal dalam negeri masih didukung oleh investor ritel walaupun pihak asing masih melakukan capital outflow terlihat dari data net foreign sell sebulan terakhir yang mencapai Rp6,97 T. Investor yang lebih agresif dapat secara perlahan melakukan akumulasi portfolio pada reksa dana saham karena masih berpotensi naik seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi. Adanya pembukaan kembali ekonomi serta pemulihan indeks PMI Manufaktur dijadikan dasar untuk mengukur peluang ini.
Adapun, untuk investor yang memiliki profil risiko balanced dapat membagi proporsi portfolio antara reksa dana saham maupun reksa dana pendapatan tetap yang didukung dengan tingkat suku bunga rendah dan peningkatan arus masuk investor asing ke pasar obligasi di Indonesia hingga akhir tahun 2020.
Tentu saja uraian Ajaib di atas tidak akan cukup. Kamu perlu membaca dan memahami lebih jauh akan laporan keuangan atau rekomendasi para ahli lainnya akan produk reksa dana terbaik. Namun untuk lebih mudahnya, kamu bisa meneyerahkan investasimu lewat aplikasi Ajaib.
Investasi reksa dana bersama Ajaib dijamin murah karena hanya perlu modal awal sebesar Rp10.000 saja. Selain itu, kamu juga akan dimudahkan dengan menu pilihan reksa dana sesuai dengan kebutuhanmu. Ajaib menghadirkan pilihan produk dengan indikator reksa dana yang mudah dipahami.
Ajaib juga bekerja sama dengan berbagai manajer investasi terbaik yang memastikan pengelolaan danamu lebih baik. Kamu juga tak perlu khawatir jika membutuhkan dana sewaktu-waktu karena bisa melakukan penarikan kapan saja. Tentu saja ada syarat dan ketentuan yang berlaku.
Jangan tunda lagi, segera mulai investasi reksa danamu bersama aplikasi Ajaib.