Ajaib.co.id – Overspending kerap dilakukan oleh banyak orang. Terlebih lagi seseorang yang baru saja memperoleh penghasilan tinggi. Biasanya secara otomatis langsung memenuhi keinginan yang selama ini belum kesampaian. Terlepas dari apakah memang dibutuhkan atau tidak.
Setiap orang perlu mengatur keuangannya agar tidak bermasalah. Jika tidak, maka dapat berdampak buruk pada financial di masa yang akan datang. Di mana tidak ada tabungan untuk kebutuhan yang lebih penting.
Sebenarnya, apa itu overspending dan bagaimana cara mengatasi overspending? Ketahui juga alasan mengapa seseorang bisa overspending. Simak pembahasan berikut!
Apa Itu Overspending?
Mungkin banyak yang bertanya apa itu overspending. Istilah overspending sendiri cocok diberikan bagi siapa pun yang sering atau pernah membelanjakan keuangan secara berlebihan. Bahkan tak sedikit yang sampai berutang.
Pengertian overspending adalah kegiatan menghabiskan uang yang lebih banyak di luar kebutuhan serta melampaui kemampuan atau daya dukungnya. Mulanya sikap pemborosan tidak menjadi masalah jika masih terkontrol. Namun pada akhirnya menjadi kebiasaan yang akan memberikan pengaruh buruk terhadap keuangan jangka panjang.
Alasan Mengapa Seseorang Bisa Overspending
Pelaku overspending tentu mempunyai alasan yang beragam. Bisa dari faktor internal ataupun eksternal. Oleh karena itu, penting sekali memahami alasan mengapa seseorang bisa overspending. Berikut beberapa di antaranya:
1. Tidak Bisa Menahan Godaan Diskon
Siapa yang tidak menyukai potongan harga, apalagi dengan persentase yang besar. Tentu terkesan murah dan menggiurkan karena diskon merupakan trik marketing yang paling kerap digunakan untuk menarik perhatian hingga sekarang.
Bagi yang tidak bisa menahan diri pasti akan tergiur untuk belanja sekalipun barang tersebut tidak termasuk penting. Sekadar melihat tulisan ‘Diskon’, sehingga membuat alibi ‘Mumpung’.
Perlu diketahui, sebenarnya penawaran diskon tak selalu benar-benar murah. Sebab ada juga yang aslinya harga tersebut hanya dinaikkan kemudian diberi potongan. Jatuhnya tetap saja sama.
Trik diskon lain ada pula yang harus memenuhi syarat yakni membeli dengan nominal minimal. Jika memenuhi barulah memperoleh diskon. Hanya termakan godaan kortingan kamu jadi kalap belanja. Inilah salah satu alasan mengapa seseorang bisa overspending.
2. Tekanan dari Teman Sebaya
Memilih teman memang merupakan hal penting karena sangat mudah memengaruhi diri pola pikir, sikap, kebiasaan, dan lainnya. Jika kamu mempunyai teman yang kerap mengajak makan di luar atau nongkrong pasti akan ketularan. Alasan ini biasanya karena takut kehilangan hubungan pertemanan.
Padahal lebih baik memutuskan keluar daripada ikutan overspending yang dapat merusak keuangan. Carilah orang terdekat yang dapat memberikan dampak baik pada diri sendiri.
3. Sedang Tidak Bisa Berpikir Jernih
Mungkin kamu salah satu orang yang pernah membuat alasan untuk menyenangkan hati, lalu membeli semua yang diinginkan padahal sedang tidak membutuhkannya. Kondisi ini sering terjadi ketika seseorang mengalami kekecewaan, perasaan sedih, dan emosi negatif lainnya.
Cara yang dianggap sebagai solusi terbaik yakni dengan menghabiskan uang untuk menemukan kesenangan. Pada kenyataannya justru makin stres karena penyesalan. Terlebih lagi belum akhir bulan, sedangkan tabungan sudah menipis.
Baca juga: Mau Mencapai Financial Freedom di Usia Muda? Ini Manfaat & Cara yang Bisa Dilakukan
Cara Mengatasi Overspending
Solusi terbaik untuk memperbaiki sikap overspending adalah memperbaikinya. Berhentilah menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu yang sudah terjadi. Saatnya mulai mengubah kebiasaan buruk tersebut dengan menerapkan cara mengatasi overspending. Bagaimana caranya?
1. Melakukan Identifikasi Penyebab
Mengetahui penyebab dapat menjadi bahan evaluasi perbaikan. Misal tidak bisa menahan ajakan teman untuk pergi keluar, maka mulai sekarang harus berani menolak. Carilah alasan yang sekiranya tidak terlihat kalau kamu menghindar.
Temukan pemicu tindakan overspending terlebih dahulu sebelum mulai mengatasinya. Pasalnya setiap orang memiliki faktor yang beragam. Cara terbaik untuk mengetahui kemana uang paling banyak pergi adalah dengan mencatat setiap pengeluaran. Lakukan minimal selama sebulan sebagai bahan evaluasi.
2. Sebisa Mungkin Hindari Kartu Kredit
Sebenarnya untuk menghindari overspending dengan kartu kredit kamu bisa membuat limit pemakaian per bulan. Hanya saja, terkadang tetap tidak memengaruhi apa pun apalagi jika limitnya banyak.
Sebisa mungkin jauhi penggunaan kartu kredit agar tidak tergoda belanja berlebihan. Usahakan untuk membawa uang tunai sesuai kebutuhan yang perlu dibelanjakan. Dengan demikian, dijamin kamu tidak akan gelap mata untuk membeli sesuatu yang tidak perlu.
3. Bayar Tagihan Tepat Waktu
Jika memang terpaksa harus menggunakan kartu kredit untuk mendapatkan diskon belanja di suatu supermarket atau apa pun tak apa asalkan bayar tepat waktu. Biasanya kartu kredit tanpa penundaan tidak akan terkena denda.
Lain halnya jika terlambat pembayaran, maka harus membayar beserta bunga. Kamu juga perlu disiplin membayar tagihan-tagihan lainnya agar tidak dikenakan bunga dan denda yang berlebihan.
4. Catat Semua Pengeluaran
Mencatat semua pengeluaran tidak hanya dilakukan saat proses menemukan penyebab overspending melainkan harus dilakukan setiap bulan. Hal ini akan tetap menjaga keuangan agar sehat dan menghindari berbelanja secara berlebihan.
Manfaat lain yakni sebagai bahan evaluasi di mana uang terlalu banyak dihabiskan. Jika memang memungkinkan serta berdasarkan pencatatan tiap bulan kamu bisa memberi patokan pemakaian. Tujuannya untuk menghemat.
Baca juga: 6 Cara Mendapatkan 1 Milyar Pertama, Tidak Sulit!
5. Buat Prioritas dan Tujuan Finansial
Percayalah orang yang sering melakukan pemborosan adalah yang tidak mempunyai tujuan. Karena seseorang yang mempunyai prioritas dan tujuan pasti akan menjaga dengan baik pengeluarannya. Bahkan tak sedikit yang mengutamakan tujuan daripada kebutuhan per bulan.
Tujuan tersebut bisa berupa rencana memiliki rumah, investasi, liburan, menikah, membayar utang, dan lainnya. Jadi mulai sekarang buatlah prioritas mengenai keuangan. Kamu boleh saja memberi kesenangan pada diri sendiri dengan menghemat. Akan tetapi, alangkah baiknya jika untuk sesuatu yang bernilai invsetasi seperti properti atau saham.
Bagaimana, apakah kamu salah satu yang sering atau pernah melakukan overspending? Sebetulnya tidak ada salahnya untuk menyenangkan hati dengan berbelanja. Akan tetapi, harus dikendalikan jangan sampai berlebihan.