Ajaib.co.id – Merdeka secara finansial merupakan hal yang ingin diraih oleh setiap orang, di mana untuk meraih hal tersebut milenial perlu terbebas dari utang yang menumpuk, pada artikel ini redaksi Ajaib akan memberikan tips dan cara melunasi utang yang menumpuk dengan mudah.
Keinginan hidup yang tinggi menjadi salah satu kebiasaan generasi milenial yang bisa membuat mereka terjebak dengan utang yang menumpuk. Mengapa? Untuk memenuhi keinginan gaya hidup tersebut, milenial rela untuk mengambil jalan pintas dan memilih berutang.
Mengutip dari sebuah riset yang dipublikasikan oleh Northwestern Mutual’s 2018 Planning & Progress Study, generasi milenial yang berusia 18 – 34 tahun punya utang terbanyak pada 2018 lalu.
Tercatat, generasi milenial yang berusia 18 – 34 tahun memiliki utang segunung mencapai Rp448,95 juta pada 2018. Jumlah utang generasi milenial hasil riset ini belum termasuk pinjaman lainnya seperti KPR.
Sebagai generasi milenial yang masih memiliki tujuan finansial 15 – 25 tahun dari sekarang, kebiasaan hidup boros yang hanya untuk memenuhi keinginan gaya hidup semata harus mulai ditinggalkan oleh milenial zaman now.
Mungkin hal ini terasa sulit bagi sebagian milenial di luar sana, namun milenial bisa menjadi pribadi yang lebih hemat bila kamu sudah sadar bahwa kesalahan keuangan berikut ini seringkali dilakukan.
- Membiarkan utang kartu kredit menggunung.
- Tidak aware dengan persiapan dana darurat.
- Pengeluaran lebih besar daripada pemasukkan.
- Kurang peduli kesehatan tubuh.
- Tidak menabung untuk hari tua.
- Tidak berinvestasi.
Keenam hal di atas adalah kesalahan keuangan terbesar generasi milenial, di mana salah satu penyebab utama mengapa banyak milenial di luar sana terjebak utang menumpuk adalah karena kartu kredit. Kartu sakti satu ini seringkali disebut sebagai penyelamat ketika milenial sudah tidak memiliki uang tunai sama sekali.
Namun yang menjadi masalahnya adalah kartu kredit yang digunakan bukan untuk hal-hal yang semestinya. Melainkan, lebih banyak digunakan hal-hal yang bersifat konsumtif. Salah satunya adalah kartu kredit digunakan untuk belanja bulanan, membayar makanan atau minuman saat nongkrong bareng teman, hingga memenuhi keinginan gaya hidup dengan membeli baju mahal.
Alokasi keuangan kartu kredit inilah yang dianggap keliru, milenial lebih disarankan untuk menggunakan kartu kredit untuk menunjang produktifitas dalam memenuhi kebutuhan yang mendesak. Misalnya kartu kredit bisa digunakan untuk membeli laptop baru karena laptop lama sudah tidak bisa menunjang kebutuhan pekerjaan saat ini.
Cara Melunasi Utang yang Menumpuk dengan Cepat bagi Milenial
Utang yang menumpuk bukan hanya mengganggu kesehatan keuangan milenial saja. Melainkan, citra milenial juga menjadi semakin rendah di mata perbankan. Mengapa? Karena ketika milenial berutang dan kesulitan untuk melunasi utang tersebut, skor kredit milenial akan jelek di mata perbankan. Dengan begitu, kedepannya milenial akan sulit untuk memperoleh atau mengakses layanan pinjaman di perbankan karena punya skor kredit yang buruk.
Agar hal tersebut tidak terjadi kepada milenial, milenial perlu belajar dari kesalahan keuangan yang sudah redaksi Ajaib sebutkan di paragraf sebelumnya. Ini dia tipsnya:
- Jangan Menunda Kewajiban Membayar Utang
Utang yang menggunung bisa terjadi karena milenial seringkali menunda-nunda pembayaran utang. Misalnya milenial hanya membayar utang kartu kredit dengan nominal paling minimum. Bila begitu, utang kartu kredit milenial akan lebih lama untuk segera dilunasi.
Cobalah untuk membuat daftar prioritas utang agar milenial tahu kapan jatuh tempo utang-utang milenial yang perlu dibayarkan. Milenial juga bisa menuliskan besaran suku bunga, kemudian milenial bisa mulai menyusun prioritas utang terlebih dahulu untuk dilunasi.
Milenial bisa mulai melunasi utang-utang dari nominal terkecil dahulu. Setelah utang tersebut lunas, milenial bisa beralih fokus kepada utang-utang dengan suku bunga paling tinggi. Lalu, dilanjutkan dengan melunasi utang dengan suku bunga yang tergolong rendah.
Tahapan-tahapan ini adalah skala prioritas pembayaran utang yang bisa mempermudah kamu dalam melunasi seluruh kewajiban utang yang membebani.
- Rem Berutang Jika Rasio Kredit Sudah Melampaui 30% dari Penghasilan Bulanan
Porsi ideal berutang adalah 30% dari penghasilan bulanan, jika milenial memiliki utang lebih dari itu, milenial berisiko mengalami utang menumpuk. Karena milenial dikhawatirkan akan kesulitan untuk membagi penghasilan bulanan untuk membayar utang tersebut.
Jika milenial mengalami utang menumpuk gegara memiliki porsi utang melampaui rasio utang yang dianjurkan. Milenial perlu mencari cara untuk bisa menghentikan laju utang tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menjual aset-aset yang dimiliki oleh milenial seperti mobil dan motor untuk segera melunasi utang tersebut.
Kedua cara melunasi utang yang sudah redaksi Ajaib jelaskan di atas bisa milenial terapkan mulai dari sekarang agar besaran utang yang perlu dilunasi tidak semakin membengkak.
Utang adalah Hukuman Seumur Hidup
Anggapan ini mungkin bisa menjadi reminder bagi generasi milenial bahwa berutang itu tidak baik. Mengapa? Karena berutang selalu membawa risiko jangka panjang bagi milenial selama masa kredit masih berjalan.
Hal ini bukannya menakut-nakuti generasi milenial, melainkan generasi milenial perlu tahu bahwa berutang itu penuh risiko. Di mana, salah satu yang menjadi pertaruhannya adalah masa depan milenial itu sendiri. Karena jika milenial punya utang menumpuk, hal ini akan mengganggu keuangan milenial dan tidak bisa merencanakan keuangan seperti mempersiapkan dana darurat, menabung, dan tentunya berinvestasi.
Jadi, pikirlah matang-matang sebelum milenial memilih untuk berutang. Karena dampaknya akan milenial rasakan hingga jangka panjang. Saat ini, milenial tinggal memilih ingin terjerat utang seumur hidup atau memiliki masa depan yang baik dengan mengalokasikan setidaknya 10% dari penghasilan bulanan untuk berinvestasi.
Milenial bisa memilih investasi saham, instrumen investasi satu ini merupakan rekomendasi dari investor sukses asal Amerika Serikat yakni Warren Buffet. Karena saham memiliki underlying asset yang jelas, dan memiliki tingkat pertumbuhan aset yang tinggi. Hanya bermodalkan Rp100 ribu saja, kamu sudah bisa memulai investasi saham di aplikasi Ajaib.