Milenial

Benarkah Konsumtif Adalah Pangkal Masalah Keuangan Milenial?

konsumtif adalah

Ajaib.co.id – Sikap konsumtif adalah pola perilaku yang kerap dituding sebagai pangkal masalah keuangan yang membayangi generasi milenial. Benarkan demikian atau itu hanya sekedar asumsi belaka? Cek kebenarannya lewat penjelasan dari Ajaib di bawah ini.

Kalau ditarik lebih jauh makna kata konsumtif adalah bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri. Namun kemudian istilah ini digunakan untuk menamai tren gaya hidup yang cenderung menghabiskan uang untuk keperluannya saja tanpa pertimbangan matang.

Tren gaya hidup konsumtif adalah salah satu pemicu yang mendorong banyaknya kaum milenial rela menghabiskan uang yang dimiliki untuk hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan. Gaya hidup konsumtif saat ini memang sangat melekat dan identik dengan generasi milenial.

Pelabelan ini sebenarnya masih terus menuai pro kontra. Ada kalangan yang menilai sebenarnya milenial tidak melulu bersikap konsumtif namun memang perekonomian semakin sulit saja. Namun banyak yag juga beropini jika masalah keuangan yang kerap dikeluhkan anak muda sebenarnya hasil dari sikap konsumtifnya itu sendiri.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS 2017 tentang proporsi pengeluaran bulanan rumah tangga milenial bisa memberikan sedikit pencerahan. Hasil survei Susenas menunjukkan bahwa pengeluaran terbesar para keluarga milenial ada pada sektor konsumsi.

Porsi pengeluaran untuk konsumsi ada di angka 60 persen dan terendahnya ada di angka 39,4 persen. Tiga daerah yang memiliki pengeluaran terbesar di sektor konsumsi adalah Kepulauan Seribu, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi, yang masing-masing dengan porsi pengeluaran 60 persen, 53,2 persen, dan 52,2 persen.

Tren kongko-kongko di kedai kopi dan berbagai kemudahan dalam berbelanja ditengarai menjadi salah satu faktor timbulnya data ini. Hal ini juga disebabkan oleh terpaparnya generasi ini pada dunia digital sehingga menjadikannya target pemasaran.

Keinginan terbesar para milenial ini merupakan perilaku konsumtif. Mulai dari belanja, melancong, membeli tiket konser dan film jadi prioritas. Berbeda dari generasi sebelumnya yang tidak memiliki keinginan terlalu banyak.

Mengapa?

Karena seperti diketahui, mereka hidup di tengah-tengah kemajuan zaman dengan mudahnya untuk mengakses segala informasi secara digital melalui internet. Di mana, penggunaan internet bagi kaum milenial saat ini sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sehari-hari mereka.

Sebut saja penggunaan internet untuk transportasi online, belanja online, transaksi keuangan, membeli makanan, dll. Yang mana, hal ini akan mempengaruhi gaya hidup milenial menjadi lebih konsumtif dibanding dengan generasi lainnya.

Ivan Sudjana M.Psi., Dosen Fakultas Psikologi UI, menyoroti generasi milenial yang sangat konsumtif. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari berbagai kemudahan yang mereka temukan saat berbelanja. Misalnya, generasi milenial sangat menikmati sistem kredit yang jauh lebih mudah.

Selain itu, maraknya belanja daring juga mendorong mereka untuk berbelanja semakin sering dan semakin banyak. Sementara itu, Anton Wirjono, penggagas Brightspot Market dan The Goods Dept. menambahkan bahwa ada keunikan dari perilaku belanja generasi yang konsumtif ini.

Banyak mereka yang belanja atau makan di kafe karena bisa diekpresikan ke media sosial, terutama Instagram. Perilaku ini semakin menambah tingkat konsumsi generasi milenial. Bahkan ada anak dari generasi milenial yang belanja sampai di luar kemampuan anggarannya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan muncul masalah keuangan di kemudian hari.

Menurut Anton, semakin terbatas barangnya, maka mereka akan merasa semakin bergaya jika bisa mengunggahnya ke media sosial. Pola lainnya ialah generasi milenial menabung untuk keperluan yang sudah pasti. Menabungnya lebih bersifat jangka pendek.

Konsumtif adalah perilaku seseorang yang suka untuk membelanjakan uangnya dalam jumlah yang besar dan secara berlebihan. Tentu saja, jika gaya hidup konsumtif ini terus dilakukan, hal ini bisa menyebabkan kesehatan keuanganmu menjadi terganggu dikarenakan pengeluaran yang kamu keluarkan hanya berdasarkan keinginan semata bukan untuk memenuhi kebutuhan.

Ciri Gaya Hidup Konsumtif & Bedanya dengan Hedonisme

Banyak orang dengan gaya hidup konsumtif memiliki ciri-ciri suka gengsi dan selalu berusaha untuk mengikuti tren. Keinginan mereka untuk mengikuti tren ini bisa disebabkan dua faktor, yaitu faktor internal, di mana kamu selalu memiliki rasa tidak pernah puas dengan apa yang kamu miliki sekarang sehingga kamu merasa harus membeli barang baru yang sedang tren saat itu.

Lalu faktor kedua yaitu faktor eksternal. Di mana, ketika orang-orang disekitar memiliki suatu barang keluaran terbaru yang menimbulkan keinginan kamu untuk memiliki barang itu juga. Tekanan sosial ini pun mendorong kamu untuk berperilaku konsumtif.

Namun, banyak orang yang menganggap gaya hidup konsumtif ini sama dengan gaya hidup hedonisme. Umumnya, kedua gaya hidup ini sekilas terlihat sama. Padahal, keduanya jelas berbeda. Di mana, hedonisme merupakan pandangan hidup yang menganggap bahwa kenikmatan atau kesenangan secara materi merupakan satu-satunya tujuan utama hidup.

Perbedaan gaya hidup konsumtif dan hedonisme adalah hedonisme adalah pandangan hidup sedangkan gaya hidup konsumtif merupakan tindakan yang dilakukan ketika kamu berpegang dan menganut pandangan tersebut. Sehingga, dapat dipastikan bahwa orang yang hedonis memiliki sifat yang konsumtif.

Contoh gaya hidup konsumtif adalah ketika kamu melihat berbagai macam barang dan ingin membelinya hanya karena “lucu” atau “menarik”, tanpa memperhatikan nilai guna barang tersebut. Pembelian barang ini biasanya akan berakhir sia-sia, karena tidak jarang bahwa barang yang dibeli ini tidak memiliki fungsi yang dibutuhkan dan hanya berakhir menjadi pajangan

Penyebab & Akibat Perilaku Konsumtif

Gaya hidup konsumtif tentu memiliki sebab dan akibat. Di mana, penyebab gaya hidup konsumtif yaitu ketika kamu memiliki gengsi yang tinggi. Yang pada akhirnya akan mendorong kamu bersifat konsumtif agar kamu bisa terlihat mampu dalam pandangan orang lain. Di mana, pembelian dengan sikap konsumtif ini didasarkan oleh gensi demi mendapat pengakuan dan membuat orang lain terkesan.

Sedangkan, dampak gaya hidup konsumtif akan berpengaruh terhadap kondisi finansial. Jika sifat konsumtif sudah menjadi kebiasaan, sifat boros pun tidak dapat dihindari. Pemborosan ini akan mengganggu kesehatan finansial dan kamu akan kesulitan menghindari melemahnya kondisi keuangan. Jika kondisi keuanganmu melemah, maka daya beli pun akan berkurang secara berkala, sedangkan tingkat kebutuhan akan bertambah seiring berjalannya waktu.

Perilaku Konsumtif Adalah Penyakit Masa Kini, Bagaimana Mengobatinya?

Dari data di atas, bisa dibilang perilaku konsumtif adalah penyakit yang banyak diderita anak muda. Sebenarnya milenial cenderung paham apa yang diinginkan dan pandai untuk mencari uang. Hanya saja sikapnya dalam mengelola uang yang dimiliki tidak bijak.

Hal ini dikombinasikan dengan harga properti yang terus naik, kebutuhan hidup yang semakin mahal dan kesulitan ekonomi lainnya akhirnya menjadi penyakit menahun. Di sisi lain, banyak juga yang beranggapan jika pola konsumtif adalah pelarian milenial dari berbagai kesulitan tersebut.

Perilaku konsumtif adalah hulu maupun hilir masalah tergantung perspektifmu. Namun yang terpenting adalah jangan sampai kamu terjebak dalam sikap negatif ini. Bagaimana caranya? Berikut tips dari Ajaib yang bisa kamu terapkan.

1. Membedakan Barang Bersifat Konsumtif atau Produktif

Jadi, pada dasarnya saat melakukan pembelian barang kamu perlu memikirkan apakah barang tersebut bersifat konsumtif atau produktif. Jika kamu membeli sebuah smartphone dengan harga Rp 5 juta dan di kemudian hari ingin menjualnya, apakah harga jual smartphone tersebut lebih tinggi dibanding harga beli sebelumnya? Tentu saja tidak. Hal ini yang disebut atau dikenal dengan istilah aset konsumtif.

Bagaimana dengan barang atau aset yang bersifat produktif? Barang-barang yang bersifat produktif umumnya seperti rumah. Di mana, jika kamu membeli sebuah rumah, kamu bisa menghasilkan passive income dengan menyewakannya kepada orang lain.

Aset produktif adalah suatu barang atau aset yang bisa menghasilkan uang dimasa yang akan datang dengan meningkatnya nilai dari asetmu tersebut.

2. Gunakan Uang dengan Bijak

Gaya hidup konsumtif memang tidak terlepas dari bagaimana cara kamu dalam mengelola keuangan. Salah satu caranya yakni membedakan mana itu keinginan dan kebutuhan. Hal ini bisa mendorong diri kamu untuk semakin bijak dalam menggunakan uangmu.

Misalkan saja, jika kamu memang begitu konsumtif dalam mengikuti tren untuk membeli produk gadget seperti ponsel pintar, kamu bisa memikirkan terlebih dahulu dan mempertimbangkannya, apakah hal tersebut sebuah keinginan atau kebutuhan yang sangat mendesak untuk saat ini, jika tidak mendesak ada baiknya kamu gunakan uangmu tersebut untuk mulai menabung dan berinvestasi untuk jangka panjang.

Kamu bisa memulai investasimu dengan nomimal yang kecil terlebih dahulu, yaitu melalui investasi reksa dana bersama Ajaib. Di mana, kamu hanya perlu menyiapkan modal minimal investasi sebesar Rp10.000 saja, kamu sudah bisa membeli reksa dana di Ajaib.

Apalagi seperti diketahui, harga gadget  cenderung mengalami penurunan nilai setiap tahunnya, berbeda dengan intrumen investasi seperti reksa dana yang menjanjikan tingkat keuntungan hingga 20% setiap tahunnya. Kamu bisa memperoleh keuntungan tersebut jika kamu rutin berinvestasi setiap bulannya di Ajaib.

3. Menabung

Selain dengan berinvestasi, agar kamu tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Kamu bisa menabung uangmu agar tidak kamu gunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Kamu bisa menggunakan beberapa rekening untuk pos-pos keuanganmu seperti kebutuhan pribadi dan tabungan hari tua.

Sehingga uang yang kamu hasilkan setiap bulan dari pekerjaanmu bisa dengan mudah kamu kelola dengan bijak. Namun, kekurangan dari menabung ini adalah uang yang kamu tabung tersebut pasti akan tergerus nilainya akibat adanya tingkat inflasi.

Berbeda jika kamu menaruh uangmu dalam bentuk investasi seperti reksa dana, saham, emas, dan properti. Di mana, uang kamu taruh di produk investasi tersebut akan mengalami peningkatan nilai seiring dengan berjalan waktu.

4. Kurangi Hangout Bareng Teman dan Belanja Online

Seperti yang sudah Ajaib jelaskan di awal artikel, salah satu penyebab mengapa kaum milenial begitu konsumtif yakni penggunaan internet untuk pesan transportasi online, belanja online, dll.

Selain itu, hangout bersama teman juga dapat memicu diri kamu untuk menerapkan gaya hidup konsumtif.

Contohnya saja, ketika kamu sedang jalan-jalan di mal, ternyata temanmu ada yang membeli pakaian baru dan lain sebagainya. Karena kamu mungkin saja takut dijauhi dan diejek oleh temanmu gara-gara tidak membeli baju baru. Kamu menjadi memaksakan diri untuk membeli baju baru tersebut, hal ini disebut atau dikenal dengan belanja impulsif. Belanja impulsif adalah kegiatan berbelanja suatu barang yang tidak direncanakan sebelumnya.

Hal ini juga berlaku bagi kamu yang gemar berbelanja melalui toko online, salah satu cara untuk mengurangi belanja online-mu adalah dengan mengurangi frekuensi untuk membuka situs-situs toko online tersebut.

Baik itu belanja secara langsung atau online, hal ini bisa disebabkan oleh faktor lingkungan di mana agar kamu tidak terjebak dengan gaya hidup konsumtif yang bisa memperparah keuanganmu. Kamu perlu membatasi diri dengan mengurangi jalan-jalan ke mal dan membuka situs toko online. Yang mana, jika aktivitas ini tidak dikurangi oleh kamu akan semakin meningkatkan belanja impulsifmu di kemudian hari.

Konsumtif Adalah Suatu Hal yang Wajar Namun Ada Batasnya

Kamu masih boleh membeli barang-barang yang bersifat konsumtif sebagai bentuk penghargaan atas hasil kerja kerasmu selama bekerja. Namun, kamu perlu hati-hati dalam membeli suatu barang, apakah itu sesuai dengan keinginan atau kebutuhan. Kamu bisa memberikan penghargaan kepada dirimu sendiri dengan makan di restoran favoritmu minimal satu kali dalam satu minggu ataupun nonton bioskop saat ada peluncuran film terbaru.

Namun jika kamu ingin membeli barang konsumtif seperti gadget dan sebagainya, pastikan terlebih dahulu kualitasnya agar memiliki jangka waktu penggunaan yang panjang setidaknya lebih dari satu tahun. Salah satu kunci utama agar terhindar dari kebiasaan sikap konsumtif adalah bijak dalam mengelola keuangan.

Artikel Terkait