Dunia Kerja, Milenial

Belajar Copywriting Makin Efektif, Bagaimana Caranya?

Belajar Copywriting

Ajaib.co.id – Istilah copywriting sudah tak terdengar asing lagi, terutama dalam lingkup kepenulisan. Siapa saja bisa mempelajari copywriting. Meski tak mudah, ada beberapa cara belajar copywriting agar lebih efektif.

Pada dasarnya, copywriting adalah proses menulis kata-kata persuasif (dikenal sebagai copy) yang menginspirasi atau memotivasi orang untuk mengambil tindakan tertentu.

Seseorang yang melakukan copywriting disebut copywriter. Ia adalah seseorang yang membuat pesan tertulis untuk bisnis atau organisasi, biasanya dengan tujuan untuk menjual atau mempromosikan produk, layanan, atau merek.

Bagaimana Cara Belajar Copywriting?

Copywriting bisa dipelajari oleh siapapun. Tapi, agar lebih efektif, ada beberapa cara untuk belajar copywriting. Berikut adalah beberapa cara belajar copywriting yang perlu Anda ketahui:

1. Pelajari dasarnya

Pada dasarnya, copywriting adalah tulisan persuasif. Seorang copywriter menyusun rangkaian kata yang dimaksudkan untuk mempengaruhi tindakan target audiens Inilah sebabnya mengapa copywriting adalah keterampilan yang bermanfaat secara universal.

Kemampuan untuk membujuk melalui tulisan memiliki aplikasi yang hampir tak terbatas, terlepas dari pekerjaan, peran, atau industri. Jadi, mempelajari dasar-dasar penulisan persuasif adalah langkah pertama yang efektif untuk menjadi seorang copywriter.

2. Pelajari bagian dan jenisnya

Ada berbagai bagian copywriting. Jenisnya pun beragam. Sejumlah bagian copywriting antara lain headline, body, dan ‘penutup’. Headline yang menarik, misalnya, harus menarik perhatian audience dengan cepat. Ingat, sangat banyak pesan-pesan komunikasi yang menerpa audience tiap harinya.

Headline bagus bisa membuat pesan persuasif mudah diingat oleh audience. Lalu, ‘penutup’ bisa dikreasikan macam-macam, contohnya, dengan call to action atau mengajak audience untuk melakukan sesuatu setelah terterpa pesan persuasif.

Copywriting juga bisa berbeda penerapannya tergantung jenisnya. Ada yang disebut copywriting via email, iklan, atau melalui media sosial. Semuanya memerlukan skill copywriting yang berbeda. 

3. Mengenal calon pelanggan

Copywriter adalah ‘corong’ sebuah perusahaan atau organisasi. Seorang copywriter akan bertanggung jawab untuk memberi tahu calon pelanggan apa yang mereka lakukan atau jual. Adalah tugas copywriter untuk menonjolkan manfaat jasa atau produk dan meyakinkan calon pelanggan bahwa itu sesuai dengan kebutuhan mereka.

Nah, untuk mengetahui kebutuhan calon pelanggan, tentu harus mengenal mereka terlebih dahulu, bukan? Jadi, seorang copywriter yang baik akan berupaya lebih mengenal calon pelanggan tempat mereka bekerja.

Bila perlu, copywriter perlu melakukan semacam riset agar produk atau jasa yang ditawarkan dapat menjadi solusi terhadap ‘pain’ calon pelanggan.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Branding dan Marketing

4. Fleksibilitas

Copywriter adalah komposer ‘tone’ berbagai merek. Suatu hari, copywriter menjual jam tangan pintar. Hari berikutnya, ia bisa membuat copy mengenai perangkat lunak. Tidak ada dua produk yang persis sama. Setiap merek memiliki ‘tone’ yang unik.

Oleh sebab itu, copywriter harus belajar beradaptasi dengan ‘tone’ baru. Fleksibilitas yang sedikit berbeda ditemui pada copywriter yang bekerja in-house di sebuah perusahaan. Ia dapat lebih fokus pada ‘tone’ merek yang dikembangkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Meski begitu, fleksibilitas juga diperlukan bagi in-house copywriter karena ia berpotensi membuat copy untuk berbagai keperluan, misalnya imbauan menjaga protokol kesehatan di email dan poster dan di kesempatan lain mempromosikan produk.

5. Lebih banyak dengan lebih sedikit

Karakteristik pembaca saat ini kurang menyukai tulisan panjang. Maka, segeralah ke inti pesan. Di sinilah pentingnya menyunting (editing). Menjadi ringkas dalam konten adalah kunci saat menulis copy.

Pembaca tentu tidak ingin menyaring isi tulisan untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Tidak mudah membuat orang mau membaca tulisan yang bertele-tele dan panjang.

Hargai waktu pembaca. Tarik mereka sesegera mungkin. Copywriter yang baik akan membuat tulisan seakan-akan ia berbicara dengan audience.  Tarik mereka ke dalam untaian kata yang efektif dan persuasif.

6. Gunakan powerful words

Hilangkan kata-kata yang tidak berdaya (powerless). Sebaliknya, gunakan kata-kata kuat (powerful words). Powerful words merupakan ‘senjata’ utama copywriter. Kata-kata yang kuat adalah kata-kata yang digunakan copywriter cakap untuk memicu respon psikologis atau emosional audience.

Mereka disebut “kata-kata kuat” karena sangat persuasif sehingga orang tidak bisa menahan diri untuk tidak terpengaruh olehnya. Kata-kata kuat bisa dibilang cara tercepat dan termudah untuk meningkatkan tingkat konversi.

Faktanya, Teespring, sebuah platform e-commerce, meningkatkan konversi mereka sebesar 12,7%, hanya dengan menambahkan beberapa kata kuat pada bagian call to action mereka. Powerful words pun terdiri dari berbagai jenis. Salah satunya apa yang disebut dengan greed words.

Keserakahan (greed) adalah kecenderungan alami manusia untuk menginginkan lebih banyak barang daripada yang sebenarnya dibutuhkannya. Ada beberapa greed words yang bisa diterapkan dalam copywriting, misalnya cepat (quick), sekarang (now), tidak akan ada lagi (never again), besar sekali (massive), kesempatan terakhir (last chance) dan sebagainya. Ambil contoh kesempatan terakhir.

Maka, greed words ini akan mendorong keinginan audience untuk segera bertindak, misalnya memesan produk yang diiklankan. Padahal, belum tentu produk tersebut dibutuhkan oleh audience tersebut. Namun, di dalam benak audience, kalau tidak sekarang membelinya, maka tak akan ada kesempatan lagi.

7. Berlatih

Practice makes perfect. Begitu kata-kata bijak yang sering kita dengar. Hal ini berlaku pula dalam copywriting. Tentu, kita tak bisa mengharapkan seseorang yang baru belajar mengendarai sepeda langsung lihai mengemudikannya, bukan?

Seorang copywriter pemula harus berlatih sesering mungkin untuk mengasah kemampuan copywriting-nya. Akan sulit bagi copywriter pemula untuk menghasilkan teks copy yang “nendang”. Amati, tiru, dan modifikasi contoh-contoh copywriting yang bagus–bila perlu yang memenangi kompetisi atau mendapat penghargaan.

Copywriter yang cakap akan mencoba mengucapkan kata-kata yang disusunya secara lisan. Hal ini karena ia telah berupaya untuk ‘berbicara’ kepada target audience. Bila dirasa belum cukup, copywriter bisa juga meminta pendapat dari orang lain mengenai tulisan yang disusunnya tersebut.  

Artikel Terkait