Bisnis & Kerja Sampingan, Milenial

Perusahaan Startup Indonesia Berstatus Unicorn

Ajaib.co.id – Kata ‘startup’ makin populer beberapa tahun belakangan ini. Popularitas kata tersebut yang meningkat berbanding lurus dengan jumlah startup besutan negeri sendiri. Nah, kira-kira adakah perusahaan startup Indonesia yang berstatus unicorn? Sebuah startup berstatus unicorn bila memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar. Ada lho, startup Indonesia yang telah menyandang status unicorn. Apa saja?

Apa itu Unicorn?

Menurut Investopedia, unicorn atau startup unicorn adalah istilah yang digunakan dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan startup swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS. Istilah unicorn pertama kali dipopulerkan oleh Aileen Lee, seorang investor perusahaan startup sekaligus pendiri Cowboy Ventures yang berbasis di Palo Alto, California, Amerika Serikat.

Awal munculnya penamaan unicorn ada dalam artikel berjudul “Welcome to The Unicorn Club” yang ditulis Aileen Lee. Artikel ini terbit di Techcrunch pada November 2013. Di mana, kata unicorn diambil dari mitologi Yunani, sebagai hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di bagian kepalanya. Sehingga, istilah ini kemudian diambil untuk menggambarkan perusahaan startup yang nilai valuasinya mencapai 1 miliar dollar.

Perusahaan yang mencapai nilai valuasi sebesar itu sangat jarang terjadi (langka) bahkan terdengar mustahil. Terlebih lagi jika yang meraihnya adalah perusahaan rintisan (startup). Oleh karena itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn adalah pencapaian luar biasa. Karena tidak mudah bagi perusahaan startup dalam memerhatikan jumlah dan nominal transaksi, jumlah pengguna aplikasi atau pelanggan, teknologi produk, kualitas tim, hingga terus berinovasi untuk bersaing dengan kompetitor.

Daftar Unicorn di Indonesia

1. Gojek

Kalau berbicara startup tanah air, sulit rasanya bila tak menyebut Gojek. Yup, Gojek sering menjadi acuan perusahaan startup Indonesia yang meraup kesuksesan besar. Startup penyedia layanan transportasi on-demand ini didirikan oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran pada Oktober 2010. Sejak diluncurkan, Gojek senantiasa melakukan berbagai pengembangan layanan yang inovatif.

Saat ini, Gojek tak hanya melayani permintaan transportasi secara online, tapi juga kebutuhan berbelanja, membeli makanan, membayar tagihan dan sebagainya. Layanan Gojek juga telah menjangkau lebih dari 200 kota dan kabupaten di Indonesia.

Tidak hanya itu, Gojek juga telah berekspansi ke luar negeri, seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand. Gojek merupakan perusahaan startup pertama asal Indonesia yang berstatus unicorn. Gojek, memantapkan diri sebagai unicorn pada Agustus 2016 lalu ketika menerima pendanaan senilai $550 juta dari konsorsium delapan investor yang digawangi oleh Sequoia Capital dan Warburg.

Pada tahun 2019, status Gojek meningkat menjadi decacorn, yakni sebutan untuk startup yang memiliki valuasi lebih dari US$10 miliar. Gojek, menurut riset terbaru CB Insights yang bertajuk “Global Unicorn Club: Private Companies Valued at $1B+ (as of March 14, 2019)“, menjadi perusahaan teknologi pertama di Indonesia yang memiliki valuasi lebih dari US$10 miliar.

2. Traveloka

Awalnya, Traveloka menyediakan layanan pembelian tiket pesawat dan hotel secara online. Seiring waktu, startup yang didirikan oleh Albert Zhang, Derianto Kusuma, dan Ferry Unardi pada tahun 2012 ini juga menyediakan layanan lain, seperti tiket masuk spot wisata hingga sewa mobil.

Traveloka mendapatkan status unicorn pada Juli 2017. Saat itu, Traveloka memperoleh investasi dari Expedia sebesar US$350 juta. Expedia sendiri dikenal sebagai salah satu raksasa industri travel online global. Selain Expedia, investor lain yang telah mengucurkan dananya ke Traveloka antara lain East Ventures, Hillhouse Capital Group, dan Sequoia Capital.

Kini, menurut data CB Insights, Traveloka memiliki nilai valuasi sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp27 triliun.

3. Tokopedia

Marketplace online Tokopedia mendapat suntikan dana dari Alibaba sebesar US$1,1 miliar atau sekitar Rp14,7 triliun pada Agustus 2017. Secara keseluruhan, data yang dijabarkan dari Crunchbase, Tokopedia telah memperoleh pendanaan senilai US$1,347 miliar.

Butuh waktu delapan tahun bagi Tokopedia untuk menyandang status unicorn sejak awal berdirinya pada Februari 2009. Marketplace online ini didirikan oleh dua sekawan, William Tanuwijaya sebagai CEO dan Leontinus Alpha Edison sebagai CTO.

Jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia diperkirakan berada di atas 90 juta. Jumlah penjual yang menjajakan produknya di Tokopedia kini ada diyakini di kisaran 6,5 juta merchant. Nilai valuasi Tokopedia saat ini diperkirakan mencapai US$7 miliar.

4. Bukalapak

Secara apple-to-apple, Bukalapak adalah salah satu kompetitor dekat Tokopedia yang menyediakan platform untuk jual beli produk secara online. Hanya dalam hitungan beberapa bulan Tokopedia menyandang status unicorn, Bukalapak pun mendapat status serupa. Bukalapak sendiri didirikan oleh Achmad Zaky bersama dua orang temannya, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid, pada tahun 2010.

Saat ini, pengguna aktif Bukalapak mencapai lebih dari 70 juta. Sementara itu, jumlah kunjungan ke aplikasi Bukalapak mencapai 42 juta kali per bulan. Nilai valuasi Bukalapak sendiri juga meningkat mencapai kira-kira US$2,5 miliar.

5. OVO

Startup Indonesia yang berstatus unicorn bertambah setelah OVO meraih status tersebut di tahun 2019. OVO merupakan startup dompet atau pembayaran digital (e-wallet) yang dikelola oleh PT Visionet Internasional. Visionet ini merupakan salah satu perusahaan milik Lippo Group.

Pada awal terbentuk, OVO adalah aplikasi loyalitas yang mengelola point hasil berbelanja di pusat perbelanjaan milik Lippo Group. Kemudian, OVO mengembangkan diri dan mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia pada tahun 2017 silam. Lippo Group masih menjadi pemegang saham utama OVO.

Pada Mei tahun 2018, manajemen OVO mengumumkan suntikan modal sebesar US$120 juta dari Tokyo Century Corporation. CB Insights mencatat, kini terdapat tiga investor yang telah bergabung dengan OVO, yakni Grab, Tokopedia, dan Tokyo Century Corporation.

Valuasi OVO disebut telah mencapai US$2,9 miliar dolar atau setara dengan Rp40 triliun per Oktober 2019. Pertumbuhan valuasi OVO terbilang sangat cepat. Pertumbuhan startup ini bahkan melampaui valuasi Traveloka dan Bukalapak yang sudah lebih dahulu menyandang status unicorn.

6. JD.id

Marketplace atau e-commerce yang juga kompetitor Tokopedia dan Bukalapak, yakni JD.id, menjadi startup Indonesia keenam yang bergelar status unicorn. Kabar JD.id telah bergelar unicorn datang dari laporan DailySocial.

Manajemen JD.id pun membenarkan bahwa valuasi perusahaan mereka telah mencapai US$1 miliar sejak tahun 2019 lalu. Namun, JD.id tidak menyebut rincian valuasi perusahaan saat ini.

JD.id menyandang status unicorn setelah menggelar joint venture dengan sejumlah perusahaan lain, termasuk Gojek. Pertama kali mulai beroperasi di Indonesia pada November 2015, bisnis JD.id berkembang sangat pesat.

Berdasarkan data CrunchBase, jumlah produk yang ditawarkan melalui JD.id pada tahun 2015 kurang dari 10 ribu. Kemudian, jumlah produknya sekitar 100 ribu pada akhir tahun 2016. JD.id juga menyediakan layanan pengiriman yang mencapai 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengirimkan langsung ke pelanggan mereka.

7. Kopi Kenangan

Kopi Kenangan resmi menjadi startup yang berhasil mendapatkan gelar unicorn di Indonesia per tanggal 27 Desember 2021 lalu. Perusahaan yang bergerak di bidang food and beverages ini menerima suntikan pendanaan seri C tahap pertama senilai 96 juta dolar AS atau sekitar Rp1,3 triliun.

Pendanaan Seri C tersebut dipimpin oleh Tybourne Capital Management, dan diikuti sejumlah investor dari seri sebelumnya, seperti Horizons Ventures, Kunlun dan B Capital, serta investor baru yaitu Falcon Edge Capital. Pendanaan ini membuat valuasi perusahaan Kopi Kenangan kini mencapai 1 miliar dollar AS.

Mereka pun mengklaim sebagai perusahaan New Retail F&B pertama yang berhasil menyandang gelar unicorn di Indonesia dan Asia Tenggara, mereka sudah berencana untuk terus memperluas dan menambah jaringan gerai kopinya hingga ke pasar internasional.

8. J&T Express

J&T Express merupakan satu-satunya startup bidang ekspedisi dan logistik yang menyandang gelar unicorn di Indonesia. Menurut riset firma CB Insights, valuasi dari J&T Express adalah sebesar 7,8 miliar dolar AS atau setara Rp113,5 triliun per April tahun 2021 lalu. Dana tersebut diperoleh lewat sebuah funding round yang antara lain diikuti oleh dua perusahaan ekuitas swasta China, Hillhouse Capital dan Boyu Capital; serta firma modal ventura Sequoia Capital China.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 2015 ini telah memiliki perluasan wilayah kerja ke sejumlah negara di Asia, seperti Vietnam dan Tiongkok. Di Indonesia, J&T Express sendiri merupakan mitra pengiriman logistik pada sejumlah e-commerce dan marketplace ternama.

9. Ajaib

Sebagai fintech yang bergerak di bidang saham dan reksa dana, Ajaib juga telah sukses menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia. Mereka resmi menyandang gelar unicorn setelah menerima suntikan dana Seri B senilai 153 juta dolar AS atau sekitar Rp2,2 Triliun dari DST Global. Galangan dana investasi tersebut membentuk Ajaib sebagai fintech unicorn berbasis investasi pertama di seluruh Asia Tenggara. Ajaib sendiri adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Ajaib Group, di bawah naungan PT Takjub Teknologi Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2018 bersama dengan PT Ajaib Sekuritas Asia (Ajaib Sekuritas).

Artikel Terkait